Diana menarik tangan Nisa untuk kembali duduk. Ia pun menempelkan jari telunjuknya di bibir merah mudanya, seolah-olah menyuruh Nisa untuk diam dan tidak berisik.
"Ssstttt ... diam deh lo! Nanti ketahuan! Gue gak mau kalau sampai kita kehilangan jejak mereka." Diana terdiam. Mengapa jadi dirinya yang lebih histreis padahal hal ini9 berkaitan dengan Nisa?
"Ish, kenapa jadi gue yang panik dan heboh kayak gini sih?!"
Nisa pun diam dan menunggu Diana kembali berbicara. Diana sendiri terlihat menghela napas paj
"Lo liat meja nomer 15 dipojok?"
Nisa melihat sekelilingnya. Dan yap!! Dia menemukannya. Ia melihat 3 orang gadis yang tengah duduk tertawa riang dengan rambut panjang yang di gerai. Tapi dari ketiga posisi mereka, gak ada yang menghadap ke meja nomer 9 yang tengah ditempati Nisa.
"Lo yakin itu Vani dkk?" Tanya Nisa sambil menatap Diana.
— Bald kommt ein neues Kapitel — Schreiben Sie eine Rezension