App herunterladen
100% Mafioso / Chapter 13: Chapter 12

Kapitel 13: Chapter 12

Pagi ini aku bangun namun tidak membuka mata tetapi aku merasakan hembusan napas yang teratur di leherku aku tau itu milik siapa, itu adalah napas teratur dari Jenni dengan mengetahui dan merasakan itu miliknya semakin membuatku ingin merasakan hal itu selalu dan selalu. Ketika Jenni melakukan pergerakan aku pun semakin menguncinya dalam pelukanku agar dia tak jauh dariku.

Aku mengingat janji yang ku katakana  padanya sehingga mengharuskan ku segera bangun dan meninggalkan Jenni yang masih tidur pulas, aku harus berbicara pada Chanyeol. Sikeparat Yamamoto harus mati ditanganku apa pun yang terjadi beraninya dia melukai Jenni ku.

Chanyeol sedang menikmati minumannya dipagi hari ketika Jhony menghampirinya dan meminta bantuan.

"Bukankah masih terlalu pagi untuk minum" kata ku pada Chanyeol.

"Apa bedanya itu pagi atau pun malam, bagiku sama saja. Sama-sama membakar dadaku" jawab Chanyeol kali ini dia sedang mematik api demi menghidupkan cerutunya.

"Apa yang kau katakan. Apa ini menyangkut Camorra?" Tanyaku

"Lupakan saja, ada apa kau sepagi ini datang menemuiku bukankah kau berada di Colombia" jawab Chanyeol setelah dia menghembuskan asap dari mulutnya dan asap tersebut pun mengepul di ruangan itu sehingga menyesakkan.

"Aku akan membunuh Yamamoto" jawab ku sinis dan penuh dendam.

"Kita memang akan segera menyerang mereka karena telah melukai Jennie terlebih mereka berencana menguasai dunia tetapi membunuh bukan tipe ku."

"Seperti biasa kali ini pun aku yang akan membunuhnya. Kau cukup membuat rencana" akhirnya jawabku pada Chanyeol.

"Baiklah tetapi kali ini aku akan diam saja karena Yuta akan ikut bersama kita"

...

Aku terbangun dan meraba tempat tidurku mencari seseorang yang selalu membuat ku merasa seperti seseorang yang berarti tetapi nihil dia sudah pergi.

Aku beranjak dan membersihkan diri walau lukaku masih terasa sakit. Setelah selesai aku pun pergi keruangan Chanyeol dan mendapati seseorang yang dari tadi membuat ku mencari cari. Dia sedang duduk didepan Chanyeol membicarakan sesuatu yang serius dan ketika melihat kearahku dia pun tersenyum dan mengisyaratkan agar aku duduk disebelahnya aku pun duduk disebelah Jhony.

Chanyeol memberi tahu seperti apa rencananya pada ku..

"Jhony aku akan ikut dengan kalian" kata Jennie sambil memegang senjatanya.

"Ini berbahaya Athena" Chanyeol

"Kau juga sedang terluka" Jawabku

"Aku ingin melihat kematian Yamamoto didepan mataku"

"Kau yakin" Jhony

Jennie pun mengangguk dan akhirnya kami pun pergi. Chanyeol mengikut sertakan Yuta karena ini menyangkut ayahnya.

Aku dan Yuta sudah berada di sebuah rumah penjagalan tempat dimana kelompok Yakuza bertransakai dengan kelompok PCC demi mendapatkan racun yang akan digunakan untuk membunuh kaisar Jepang persis seperti yang dikata Camorra.

"Mereka sungguh cerdik" Umpat ku karena mereka memilih tempat seperti ini untuk dijadikan lokasi transaksi.

Lorong yang hanya berkisar 2 x 3 meter itu pun sangat panjang dan terdapat lokomotif bergantungan seonggok daging yang memang sengaja  tidak dijalankan karena berlangsungnya transaksi. Didalam terdapat banyak lorong dan pintu pintu yang entah kemana tujuannya untung saja kami sudah terhubung dengan mark yang sudah meretas cctv di lokasi ini sehingga kami tidak akan tersesat.

Penjagaan mereka cukup banyak aku dan Yuta pun berpencar mencari keberadaan Yamamoto terjadi baku tembak antara kami dan para penjaga kelompok Yakuza.

Ketika ada seseorang yang berjalan aku pun bersembunyi dan segera akan menembaknya tetapi aku melihat itu bukan lah Yamamoto tetapi orang dari kelompok lain aku bisa mengenali dari lambang yang berada di tengkuknya, mereka adalah PCC tapi kali ini target ku bukanlah PCC melainkan si keparat  Yamamoto.

Aku segera muncul dihadapan Yamamoto dan berhasil membuatnya terkejut.

"Sudah lama sekali semenjak terakhir bertemu 5 tahun lalu tuan Yamamoto" kataku mencela

"Aku dengar kemarin kau juga menyerang temanku" kataku sambil melayangkan tinju di pelipis kirinya.

"Kau bocah tengik" Satu tinju dari Yamamoto berhasil membuat sudut bibirku pecah dan mengeluarkan darah. Aku meludah tepat ke wajahnya

"Baru-baru ini kau juga melukai kekasihku, kali ini kau tak akan ku ampuni" Lagi-lagi aku melayangkan tinjuku.

Dia berusaha melawan tinjuku dan menghasilkan babak belur di seluruh tubuhnya, jika dia menggunakan trik tersebut pada waktu dulu saat usia ku masih 12 tahun dan dia masih sangat muda mungkin saja dia yang menang tapi saat ini dia tak lebih dari seorang kakek tua bagiku.

Aku menghajarnya tampa ampun dan mengantukkan kepalanya kedinding sehingga berhasil membuat darahnya muncrat dan mengenai wajahku. Dia masih tak berdaya dan hampir saja tak bernyawa tetapi aku mengingat kematian Yamamoto haruslah didepan Jennie dan tidak semestinya dia mati dengan mudah dia harus menderita terlebih dahulu.

Setelahnya Yuta datang dengan badan yang dipenuhi darah segar tetapi itu bukan miliknya kerena dia sama sekali tidak memiliki memar bagaimana dia bisa terluka sampai berdarah. sudah pasti itu darah orang lain dan melihat penampilannya saat ini sudah dipastikan jumlah orang yang mati ditangannya sangat lah banyak.

"Kau sungguh bersenang senang ya" kataku padanya

Yuta hanya memasang muka datarnya dan memandang pamannya yang sedang memohon untuk kematiannya ditangan ku. Dia sedikit berjongkok dan mencengkram mulut pamannya

"Dimana Yoshinori" katanya dengan nada penuh amarah

"Kau anaknya tak seharusnya kau berkhianat" Jawab pamannya

"Anak kau bilang. Apa dia pernah menjadi seorang ayah? Paling tidak suami bagi ibuku?... Katanya melecehkan ayahnya sendiri

"Aaah.. Bagaimana mungkin kan, aku hanya anak dari istri kedua itu pun dari seorang TNI yang sangat patuh pada hukum tidak seperti anak dari istri pertama yang memiliki kakek seorang mantan mafia"katanya  kemudian melepaskan cengkraman pada pamannya.

"Kau bunuh saja dia, aku akan menemukan Yoshinori disini dan akan menghabisinya juga" kata Yuta setelahnya dia pergi masuk kesebuah pintu dan menghilang dibaliknya.

Aku menyeret Yamamoto ke parkiran rumah jagal ini disana sudah ada Chanyeol dan Jenni yang menantikan kami.

Dia pantas mendapatkan ini karena dia sungguh kejam bahkan dia berani melayangkan senjata pada wanita dan melukainya.. Aku tak perduli aku akan sama sepertinya tetapi aku sungguh membencinya terlebih mengingat bagaimana Jenni menahan sakitnya kemarin.

"Ini bagianmu Jenni" kataku sambil mencampakkan Yamamoto kehadapan Jenni sehingga dia teraungkur di bawah kaki Jenni.

Jenni menatapnya dan berkata...

"Kau sungguh senang melukai orang bukan, dan bagaimana rasanya terluka itu"

"Kau jalang biadab beraninya kau memperingatiku" kata Yamamoto pada Jenni sehingga membuat ku meradang dan kembali menendang punggungnya sehingga dia lebih menunduk lagi pada Jenni.

"Kau sungguh tak menyayangi hidupmu, kau bisa saja aku ampuni kalau saja tadi kau memohon maaf padaku tetapi kau malah menghinaku berarti kau sudah menentukan pilihan buat mati." Kata Jenni dan setelahnya dia meneruskan perkataannya kembali..

"Bunuh dia Jhony" dengan nada yang begitu pasti Jenni memerintahku membunuh Yamamoto dan dengan senang hati aku pun menariknya ke tembok agar dia bisa  bersandar pada tembok itu.

Aku menarik pelatuk pistol ku dan sebelum menembaknya aku memakan chocolate drug dan melihat kembali kearah Jenni untuk memastikan tetapi Jenni hanya memandang kami penuh keyakinan...

"Doooorrrttt...dooorrrrrr.....dooorrrrr...

Aku pun membom bardir tubuh Yamamoto dengan peluruku sehingga dia tewas.

Kembali aku melihat Jenni yang tersenyum namun menitihkan air mata.

Selagi aku dan Jenni sudah berada di atas motorku sementara Chanyeol menunggu Yuta didalam mobilnya  kami melihat Yuta keluar menuju mobil yang terparkir di belakang mobil Chanyeol dan langsung menghujani mobil itu dengan peluru sehingga kacanya pecah dan memperlihatkan Yoshinori sedang didalam dan langsung saja dengan sekali tembak Yuta berhasil membunuh ayahnya.

Yuta masuk kedalam mobil dan tanpa bertannya Chanyeol melajukan kencang mobilnya dan kami pun mengikuti mereka terdengar suara polisi datang dan berusaha mengejar kami namun aku dan Chanyeol berpencar sehingga polisi itu kehilangan jejak kami.

Saat di perjalanan Jenni memeluk ku dengan erat dan tak bicara....

Aku tau mungkin saat ini Jhony bingung dengan keadaanku apa kah aku merasa puas atau malah tidak sama sekali dengan kematian Yamamoto.

Aku sangat senang karena dendamku terbalaskan tetapi....

Jujur saja aku merasa kecewa pada diriku sendiri dan merasa sangat kejam telah merubah pria yang baik hati seperti Jhony menjadi monster padahal aku yang sudah membuat Jhony berjanji padaku jika dia mau berubah dan meninggalkan dunia gangster aku akan menyetujui lamarannya tetapi aku juga penyebab dia melanggar janjinya itu.

Jangan lupa meninggalkan jejak ketika sudah membaca. Terimakasih😘


next chapter
Load failed, please RETRY

Bald kommt ein neues Kapitel Schreiben Sie eine Rezension

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C13
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen