Memikirkan bahwa kemungkinan besar, hari-harinya akan lebih sering diramaikan dengan adanya Anya di sisinya, Artha nekat mendatangi Apotek dua puluh empat jam di dekat apartemen untuk membeli kontrasepsi. Yang mana itu adalah usaha terberatnya yang membutuhkan nyali extra besar. Apalagi saat menemukan penjaga Apoteknya, seorang wanita paruh baya berkacamata tebal dan berwajah jauh lebih judes dari wajah Mamahnya di Bandung.
"Cari apa, Mas?" Wanita itu bertanya dengan sikap kurang ramah sambil memotong kuku di jari-jari gemuknya. Yang mana potongan kukunya sampai terlempar ke wajah tegang Artha.
Tidak langsung menjawab, Artha melihat ke sekelilingnya. Ada beberapa orang di dalam Apotek.
Merasa cukup aman untuk mengucapkannya, Artha membuka mulutnya namun sialnya ia mendadak gagap saat akan menyebutkannya, "saya mau cari ko-ko-ko..."
"Kolor? Nggak ada Mas. Coba cari di toko sembako seberang. Kali aja ada." Sambil mengibas-kibaskan jari gemuknya ke arah seberang apotek.
Dear pembaca tersayang, terima kasih masih setia membaca LoveSick. Dan Octo akan semakin berterima kasih pada kalian jika membuka setiap chapternya dengan menggunakan koin. Karena sama saja kalian telah membantu kehidupan Octo dalam berkarya dan mencari nafkah ^^
Dan Octo juga akan menunggu setiap review, komentar, PS dan gift kalian. Salam ^^