Warning!!!
This is BxB /LGBT /YAOI /GAY and MPREG too. So if u don't like it or don't like the writter plz enter the X button on your screen.
Sorry for many miss typo(s)
Happy Reading
Hope You Like it
Enjoy it
.
.
.
.
.
~ YunBearLoveBooJae ~
Brak
Junsu membuka pintu atap dengan kasar. "Joongie," pekik Junsu senang, ketika melihat Jaejoong yang sedang duduk menekuk kedua kakinya.
Kyuhyun dan Junsu mendekati Jaejoong, mereka sedih melihat mata Jaejoong yang sembab dan sedikit memerah. "Joongie," panggil Junsu lirih.
Jaejoong tidak menjawab panggilan Junsu, dia bangun dari duduknya dan tersenyum kepada Junsu dan Kyuhyun.
"Jae, gwenchana?" tanya Kyuhyun khawatir.
"Nan gwenchanayo." jawab Jaejoong dengan suara yang serak sehabis menangis cukup lama.
Junsu dan Kyuhyun memeluk Jaejoong dengan erat. "Kami akan tetap di sisimu, dan terus melindungimu. Kami tidak akan pernah meninggalkanmu Joongie," ucap keduanya tegas.
Jaejoong tersenyum dengan lembut. "Ne, aku percaya. Kalian harus menjaga janji kalian."
"Tentu saja/hum." ujar Junsu dan Kyuhyun.
Mereka terus berpelukan tanpa ada niat untuk melepaskan pelukan itu, yang mereka pikirkan saat ini adalah saling menyemangati dan menguatkan satu sama lain sebagai sahabat.
'Aku senang memiliki sahabat seperti kalian, ku harap di kehidupan selanjutnya kalian akan tetap menjadi sahabatku.' batin Jaejoong.
.
.
.
"Hyung! Bagaimana mungkin kau menjanjikan hal seperti itu kepada Joongie Hyung," ujar Changmin tak habis pikir dengan apa yang dilakukan Hyungnya ini.
Yunho mengangkat bahunya santai. "Itu hanya sebuah ucapan, bukan sebuah janji." ucap Yunho acuh.
'Karena aku tidak akan menikahinya, tapi aku akan tetap membuatnya sangat bahagia. Hingga dia akan memilih untuk menghilang daripada bertahan.' batin Yunho.
Changmin memandang Yunho dengan pendangan tidak percaya, dia menggelengkan kepalanya. "Kau benar-benar sudah keterlaluan Hyung ini sudah cukup, kau telah menyakitinya berkali-kali. Tapi dia masih tetap mencintaimu dan bertahan di sisimu, apa kau sama sekali tak kasihan padanya? Lalu untuk apa kau menjadikannya kekasihmu, jika hanya untuk kau lukai Hyung." ujar Changmin marah.
"Ini sudah cukup Yun, kau sudah keterlaluan. Kau hanya akan menyakiti hatinya lagi nanti, dia sangat polos dan rapuh. Aku benar-benar tak tega melihat dia menangis karenamu lagi, ini sudah cukup kau harus menghentikannya Yunho," ucap Yoochun tegas.
Yunho memandang Changmin dan Yoochun dengan tajam. "Ini belum cukup, aku akan menghentikannya jika aku sudah puas." ujar Yunho dingin.
"Apa kau sama sekali tidak mencintainya Yun? Sedikit pun tidak ada rasa cinta di hatimu untuknya?" tanya Yoochun miris.
"Dia hanya mainanku, cintaku hanya untuk 'dia'," jawab Yunho tanpa perasaan.
Tangan Yoochun mengepal dengan erat. "Dia manusia Yun, bukan mainanmu. Dan kau harus sadar 'dia' sudah tiada."
Changmin mengangkat sebelah alisnya dan memandang Yoochun dan Yunho bergantian. "Ada apa sebenarnya ini? Apa yang kalian rahasiakan dariku? Apa tujuanmu sebenarnya Hyung?" tanya Changmin bingung.
Pandangan Yunho menajam. "Aku membencinya karena dia, orang yang ku cintai tiada. Kau saat itu berada di China, jadi kau tidak tau apa-apa." kedua tangan Yunho mengepal dengan erat ketika dia mengingat tentang wajah kekasihnya yang telah tiada.
"Tapi ini sudah cukup Yun, lagi pula ini bukan kesalahannya. Dia sama sekali tidak salah, kematian 'dia' murni bukan salah Jaejoong," ucap Yoochun.
Wajah Yunho mengeras, dia memukul meja dengan kencang. "Kematian kekasihku karena dia, ini semua kesalahan dia. Karena dia aku tidak bisa melihat wajah tersenyum kekasihku lagi, karena dia kami berpisah untuk selamanya. Karena ini semua kesalahan dia, maka aku akan membuatnya merasakan rasa sakit yang aku rasakan juga."
"Rasa sakit yang takkan pernah bisa dia lupakan, rasa sakit yang akan membuatnya menderita, rasa sakit yang akan membuatnya mengalami mimpi buruk disetiap malam." lanjut Yunho dengan dingin.
Yunho~ ayo tangkap aku... Hahaha
Aku mencintaimu Yun
Aku minta maaf Yun, aku tidak bisa menepati janji untuk tetap berada di sisimu. Aku yakin bahwa kita tidak berjodoh baik dikehidupan sekarang atau pun kehidupan selanjutnya, jagalah dia dengan baik jangan sakiti dia. Dia pasti akan membahagiakanmu, aku minta maaf. Selamat tinggal Yunho~
'Tidak Youngwoon!! Aku tidak bisa menjaganya, aku terlalu membencinya. Aku minta maaf Youngwoon~ah.' Batin Yunho menangis.
.
.
.
Suasana kelas yang berisik sama sekali tidak menganggu Jaejoong yang sedang terdiam sambil menatap langit dengan pandangan kosong.
'Noona, aku merindukanmu.' batin Jaejoong sedih.
"Noona~ Bogoshippo~" panggil Jaejoong lirih.
Drttt
Jaejoong membuka pesan masuk di ponselnya.
My Lovely Yunnie:
Pukul 7 malam datanglah ke apartemenku, jangan sampai terlambat.
BooJaejoongie:
'Ne, aku tidak akan terlambat Yunnie ^_^'
Pesan terkirim.
"Tidak biasanya dia memintaku datang, biasanya dia sangat marah kalau aku pergi ke Apartementnya. Aku merasa ada sesuatu yang buruk akan terjadi, apa aku harus tetap datang?" Jaejoong menghela nafas lelah dan kembali menatap langit.
.
.
.
Pukul 19:00
Jaejoong memandang pintu Apartement Yunho dengan bimbang, apakah dia harus memencet bel atau pergi dari sini. Saat ini Jaejoong merasa ada yang tidak beres hatinya terus mengatakan untuk pergi, tetapi otaknya menyuruhnya untuk masuk. Dengan ragu Jaejoong memencet bel Apartement tersebut.
Ting tong
Menunggu selama beberapa menit akhirnya pintu tersebut terbuka, dan menampakkan seorang Pemuda tampan bermata musang yang memandangnya dengan dingin dan datar.
"Masuk."
Jaejoong memasuki Apartement itu dengan perasaan kalut. Dia melangkah dengan pelan, berjalan mengikuti pemuda itu dibelakangnya. "Yun-Yunnie, ada apa kau memanggilku ke sini?" tanya Jaejoong ragu-ragu.
Yunho berbalik dan memandang Jaejoong dengan tajam. "Apa kau ingin tahu sebuah alasan?" jawab Yunho dengan sebuah pertanyaan tiba-tiba.
"Alasan apa?" tanya Jaejoong bingung.
"Alasan kenapa aku menyakitimu, meskipun kau kekasihku." jawab Yunho singkat.
Mata Jaejoong melebar sedikit. Dengan ragu dia mendongak dan menatap wajah Yunho yang sedingin es.
"Kau pasti ingin tau, kan? Maka dengan baik hati aku akan memberitahumu. Apa kau tahu kenapa aku menjadikanmu kekasihku? Itu semua atas permintaan Noonamu Kim Youngwoon, dia memintaku untuk menjagamu dan membahagiakanmu..." ucapan Yunho berhenti, dia memandang Jaejoong dengan tajam.
"Tapi apa kau pikir, aku dengan senang hati akan melakukannya? Jawabannya adalah TIDAK, kenapa? Pertama, karena aku tidak mencintaimu. Kedua, karena aku membencimu. Ketiga, karena Youngwoon adalah kekasihku. Apa kau pikir enak rasanya ketika orang yang kau cintai, kekasihmu sendiri memintamu untuk menjadi kekasih orang lain? Tentu saja tidak bukan, kau apa yang kau katakan kepada Youngwoon hingga dia memintaku untuk menjadi kekasihmu? APA YANG KAU LAKUKAN HINGGA YOUNGWOON MEMILIH MATI DAN PERGI DARI KU." Yunho berjalan mendekati Jaejoong dan mencengkram leher pemuda cantik itu.
"JAWAB!!" teriak Yunho.
Tubuh Jaejoong bergetar ketakutan, air matanya telah tumpah membasahi kedua pipinya. Dia memandang Yunho dengan rasa takut, Yunho dihadapannya saat ini benar-benar mengerikan.
Lehernya sakit dicengkram Yunho, dan dia kesulitan bernafas. Tapi Yunho sama sekali tidak peduli dan mempererat cengkramannya.
"Jawab. Aku. Kim. Jaejoong." ucap Yunho dengan penuh tekanan disetiap katanya.
Jaejoong yang kesulitan berbicara hanya bisa menggelengkan kepalanya, air mata mengalir dengan deras. Yunho melepaskan cengkramannya dan melempar Jaejoong ke atas sofa. Yunho memandang Jaejoong bengis, dia mencengkram dagu Jaejoong dengan keras hingga menimbulkan memar. "Kau tidak mengatakan apapun? Itu mustahil, tidak mungkin Youngwoon meminta hal seperti itu kepadaku jika kau tidak mengatakan apapun. KATAKAN KEPADAKU APA YANG KAU KATAKAN KEPADANYA!!"
"Hiks hiks aku tidak ta-hu Noo-na adalah kekasih-mu hiks aku hanya mengatakan kepadanya kalau a-aku menyu-kaimu hiks hiks aku sungguh tidak tahu kalau kalian sepasang kekasih." jawab Jaejoong terbata karena ketakutan.
Tubuh Jaejoong bergetar dengan hebat, air matanya yang mengalir melewati jari Yunho yang tengah mencengkram dagunya. Yunho melepaskan cengkramannya, dan mengepalkan tangannya.
"INI SEMUA KARENAMU, KAU TELAH MEMBUNUHNYA. KARENA YANG KAU UCAPKAN, DIA MEMILIH BUNUH DIRI, KARENA KAU YANG TIDAK TAHU APA-APA, AKU KEHILANGAN KEKASIH YANG SANGAT KUCINTAI UNTUK SELAMANYA. Kau tahu rasanya? RASANYA SANGAT MENYAKITKAN." teriak Yunho penuh Amarah.
Jaejoong menggelengkan kepalanya. "Aku mi-minta ma-af, ak-u tid-ak ta-hu. Ma-af hiks maaf." mohon Jaejoong.
"Maaf? Kau pikir maaf akan mengembalikan semuanya seperti semula? KAU PIKIR MAAFMU BISA MENGHIDUPKAN YOUNGWOON KEMBALI? KAU PIKIR MAAFMU BERGUNA, HAH. Aku akan membuatmu membayarnya, aku akan memberikanmu rasa sakit yang takkan pernah kau lupakan. Aku akan mengambil hal sesuatu yang berharga darimu, seperti kau mengambil seseorang yang berharga bagiku." Yunho menarik Jaejoong dan menyeretnya ke dalam sebuah kamar.
Yunho melemparnya ke atas kasur, dan mengikat kedua tangannya dengan sebuah dasi. Jaejoong menggeleng, dia memberontak ketika menyadari apa yang akan Yunho lakukan. "Aniya, aniya, aniya, Yunho. Lepaskan aku Yunho hiks, aniya, aniya, jangan lakukan ini Yun, andwae, andwae " Mohon Jaejoong.
Yunho yang sudah dibutakan oleh emosi, sama sekali tidak memperdulikan permohonan Jaejoong. Dia merobek pakaian Jaejoong, dan mengikat kedua kaki Jaejoong yang memberontak.
"Andwae Yun, andawe, ANDWAEEEEEEEEEEE."
"AAAAAAAAAKKKKHHHHH."
Flashback End
TBC