App herunterladen
15.9% LOROLOJO: Lord Rord Lort Journey / Chapter 7: Vol I 6 『Air Mata Manticore』

Kapitel 7: Vol I 6 『Air Mata Manticore』

Hari ke-dua di The Great Demon Forest.

Aku bangun dari tidurku, dan mulai menyadari situasi yang sedang terjadi.

Pagi sudah tiba. Cahaya matahari di langit terlihat sangat menyilaukan.

Berkat tumbuh-tumbuhan yang berlapis-berlapis di langit, membuat cahaya matahari tidak bisa terlalu mencapai tanah, sehingga orang-orang dan hewan-hewan yang ada di sini bisa jadi cukup leluasa berjalan di dasar hutan.

Di sebelahku, aku bisa melihat seorang gadis sedang tidur terlelap dengan air liur yang keluar dari mulutnya dan muncrat kemana-mana.

Terdapat sebuah bantal pembatas yang memisahkan kami, sepertinya aku kemarin menaruhnya untuk membuat jarak di antara kami agar tidak berdekatan saat tidur, dan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.

....

Ini mungkin merupakan tidur terburuk yang pernah kurasakan seumur hidupku.

Seluruh tubuh terasa sakit, dan aku rasa aku ingin mandi.

Tanahnya kasar, sehingga membuat tidur terasa menjadi sangat tidak nyaman.

Tenggorokanku terasa kering karena aku belum meminum apapun sejak kemarin.

Perutku berbunyi, keroncongan karena merasa lapar. Aku perlu mencari makanan sebelum mereka memakan dirinya sendiri.

....

Pisau lipat, dan satu set pakaian olahraga. Tidak. Mungkin hanya pisau lipat ini saja...

Kami tidak diantar ke kota. Dan karena itu kami bahkan perlu membuat tenda darurat sendiri.

Petualangannya bahkan belum dimulai dan kami sudah kesulitan seperti ini.

Peralatan awal yang lengkap? Apa itu?

Rord berkata, jika kami sudah akan bisa sampai dalam 2 hari lagi, yang artinya, aku masih akan merasakan hal ini sekali lagi.

... Bukankah seharusnya jika tidak diantar kami akan diberikan tunggangan? Bukankah jika tidak mendapatkan senjata legendaris akan mendapatkan kemampuan spesial? Bukankah jika tidak mendapatkan kemampuan spesial akan diberikan senjata legendaris? Bukankah jika tidak memiliki ketiga itu seharusnya akan diberikan sebuah pakaian seperti armor atau semacamnya?

Hah...

Aku menghela nafas dan berinisiatif untuk tidak memikirkannya.

"Oi Rord, bangunlah."

"... Iya aku bangun, 5 menit lagi..."

Apa yang kau maksud Tuan Putri?

Dia berbalik ke samping setelah mengatakannyam

Aku kembali mendekatinya dan mencubit kedua pipinya dengan keras untuk membangunkannya.

"Akh, ah! Agh. Iya! Aku bangun, aku bangun!"

***

Ia pun akhirnya bangun setelah kedua pipinya menjadi chubby dan berwarna merah karena kucubit dengan keras secara berkali-kali.

Ia memasang muka cemberut dan berdiri menghadapku.

"Ada apa...?"

" 'Ada apa?' ekormu. Dengar ya Rord, bukankah seharusnya kita sudah mulai bergerak untuk pergi ke kota? Sekujur badanku terasa sakit, tidurku juga sangat tidak nyaman. Aku tidak ingin berada di sini untuk waktu yang lebih lama lagi tahu, kau juga merasakannya kan?"

"Yah, kau benar sih..."

"Aku sudah sangat haus, perutku juga sudah keroncongan, kita harus segera pergi mencari makanan sekarang."

"Meskipun kau berkata seperti itu, memangnya kita mau makan apa?"

"Pilihan pertama tentu saja adalah ikan, mudah di dapat, dan kandungan gizinya juga baik untuk tubuh. Disamping itu, jika kita menemukan sungai, kita bisa saja menemukan ikan di sana. Kita akan mendapatkan air untuk minum dan ikan sebagai makanan, jadi itu adalah strategi win-win untuk kita."

Berbicara mengenai bertahan hidup, sungai merupakan tempat yang paling efisien. Air yang mengalir di sungai dapat diminum, dan normalnya akan ada ikan yang hidup di sana.

"Kalau begitu, ayo kita pergi Lort!"

"Tunggu."

"--A--Ada apa lagi?"

"Kita tidak bisa meninggalkan tenda ini begitu saja."

Akan ada beberapa hal yang akan berdampak buruk jika ada benda yang ditinggalkan di alam liar seperti ini, tetapi, tenda darurat ini dibuat dengan memakai bahan dari alam itu sendiri, kurasa tidak apa-apa jika aku meninggalkannya seperti ini.

Itulah yang kupikirkan. Tetapi, untuk jaga-jaga, aku robohkan saja tenda ini.

Kau tidak akan ingin seseorang yang hidup di hutan ini akan membalas dendam padamu karena hal-hal yang tidak jelas.

***

Aku dan Rord berjalan menuju ke kota dengan melewati hutan hujan ini, sembari mencari sungai di seiring perjalanan.

Manusia tidak bisa hidup tanpa air karena kau akan bisa terkena dehidrasi.

Manusia, hanya dapat bertahan hidup dalam waktu yang singkat tanpa air. Tubuh membutuhkan air untuk hampir setiap proses pada tubuh, termasuk mengatur suhu tubuh. Tanpa air, tubuh tidak akan dapat berfungsi dengan benar dan akan mulai berhenti bekerja. Efek dehidrasi pun akan datang dengan cepat, terutama dalam kondisi yang sangat panas ketika seseorang sedang berkeringat.

Tetapi, karena hutan ini tidak sepanas itu, sepertinya proses itu akan datang lebih lambat.

Setelah berjalan untuk waktu yang cukup lama, kami akhirnya menemukan sebuah sungai. Terlihat seperti sungai biasa dimana terdapat bebatuan yang sangat banyak di sekitarnya.

Airnya terlihat sangat jernih, pemandangannya juga sangat indah. Kurasa dunia lain ini tidak terlalu buruk.

"Woah... Indah sekali pemandangannya."

Pemandangan kelas atas. Serasa seperti sedang liburan saja.

"Oi Rord, apa kau ingin berlomba denganku?"

"... Lomba apa?"

Bagus, dia termakan umpanku.

"Lomba menangkap ikan! Siapa yang dapat paling banyak akan menang. Bagaimana? Apa kau tertarik?

"Oh. Boleh juga, kalau begitu bisakah kita langsung saja mulai?"

"Oke, kalau begitu langsung saja kita mulai!"

....

"Hey Rord, bagaimana kalau hukumannya adalah sang pemenang boleh meminta satu hal, apapun itu, kepada orang yang kalah...?"

"Hehe. Terserah kau saja!"

Rord masuk ke sungai dan mulai menangkap ikan dengan tangan kosong. Sementara aku hanya memperhatikannya dari belakang.

Hehe... Dengan caramu menangkap ikan seperti itu, kau tidak akan bisa menang loh, Tuan Putri.

Dia masih belum sadar juga ya, jika aku menang, aku bisa meminta apapun loh. Aku juga tahu cara menangkap ikan dengan cara paling efektif, aku pasti akan bisa menang dengan mudah.

***

Singkat cerita. Karena aku terlalu merasa percaya diri, pada akhirnya aku hanya bisa menangkap satu ekor ikan saja. Sementara itu...

"Berhasil! Aku dapat banyak!"

Dia bahkan berhasil menangkap lebih dari 10. Aku hanya bisa menangkap 1, itupun ukurannya sangat kecil...

"Kalau begitu, kau kalah ya, Lort!"

"..."

Sial... Karena terlalu percaya diri, aku pikir aku akan bisa menang dengan mudah. Siapa yang akan menduga akan sangat sulit untuk bergerak di arus yang kencang seperti ini?!

"Kalau begitu, hukumannya..."

Kuharap hukumannya tidak terlalu berat...

"... Lort, saat berpetualang nanti, apapun yang akan terjadi nantinya, kau tidak diperbolehkan untuk meninggalkanku! Biarkan aku selalu tetap berada di sisimu ya! Itulah hukumannya! Tidak, itulah permintaanku!"

Dia mengatakannya dengan wajah bangga dan penuh senyuman.

Aku menutup mulutku dengan tangan kananku dan menghadap ke belakang.

Aku sudah berniat untuk melakukan hal yang tidak senonoh padanya, sementara itu, ia justru bersikap baik padaku seperti ini.

Aku jadi bingung, sebenarnya Tuan Putri ini pura-pura polos atau memang polos sih...?

Benar-benar seperti malaikat. Tidak, dia adalah malaikatnya para iblis!

"A--Ada apa? Mengapa kau tiba-tiba menangis?"

"Aku tidak menangis!"

***

Perihal soal makan dan minum sudah teratasi, sisanya kami hanya perlu terus berjalan sampai ke kota.

Aku mengalami sedikit masalah dalam membuat api kembali, tetapi, entah bagaimana caranya, pada akhirnya Rord membantu dan berhasil membuat api sendiri.

Itu membuatku sedikit terkejut, karena sebelumnya ia bahkan sama sekali tidak bisa membuat sebuah percikan api.

Aku tidak tahu bagaimana caranya, tetapi, kurasa ia sudah berusaha dengan keras.

Mungkin aku terlalu meremehkannya.

....

"Enak!"

Rasa dari ikan di sungai yang telah dibakar ini rasanya benar-benar sangat lezat, aku bahkan sampai kebingungan mengapa rasanya bisa jadi begini.

"Bagaimana bisa ikan ini bisa jadi lezat hanya dengan dibakar seperti ini?"

"Kau benar juga, ini sangat lezat."

"Benar kan? Apa ikan-ikan yang ada pada dunia ini memang lezat-lezat semua?"

Rasanya seperti saat kau sedang makan di restoran bintang lima saja. Hanya dibakar biasa saja, bahkan tanpa ditaburi bumbu-bumbu atau rempah-rempah, dan rasanya sudah bisa jadi selezat ini.

Apa sih...? Kalau makanannya seenak ini, kurasa "Koki" di dunia ini bukanlah sebuah pekerjaan lagi.

"... Aku rasa tidak, ada juga yang rasanya tidak enak. Aku juga tidak tahu mengapa... Tetapi, dulu aku pernah membaca sebuah buku yang sepertinya ada kaitannya dengan mengapa ikan ini bisa jadi sangat lezat begini... Buku itu kondisinya sudah sangat kacau, dan sudah robek-robek."

Kenapa, Rord tiba-tiba jadi bercerita begini?

"...--- Isi dari buku itu merupakan sebuah kisah dari seekor manticore."

Manticore? Kalau tidak salah, itu merupakan salah satu monster yang pernah kulawan di MMORPG yang pernah kumainkan. Kalau aku tidak salah ingat, manticore itu merupakan makhluk bertubuh singa dengan kepala manusia kan? Terkadang dia memiliki tanduk dan sayap, kadang juga tidak. Aku rasa mungkin itu bisa terjadi karena waktu itu sedang ada event yang berlangsung.

"Dahulu-dahulu sekali, pada sebuah daerah pedalaman. Hiduplah seekor Manticore, Manticore tersebut tinggal di sebuah desa manusia dan hidup berdampingan dengan mereka. Sebagai pelindung dari manusia yang ada di sana, dia dipuja-puja dan disenangi oleh semua manusia yang ada di desa itu. Tentu saja seperti cerita kebanyakan, pada awalnya mereka hidup dengan aman dan damai. Sampai suatu ketika, saat Manticore sedang pergi ke luar desa... Thunderbird, burung legendaris, menyerang desa itu disaat tengah malam, dimana semua orang sedang tidur."

Thunderbird itu, kalau tidak salah yang bentuknya mirip dengan dinosaurus terbang.

Saat sedang makan begini, kurasa mendengarkan cerita seperti ini lumayan menyenangkan. Pemandangan sungai dan matahari yang tenggelam ini juga sangat membuat suasana semakin bagus. Akan kudengarkan sampai ceritanya selesai. Yah, aku juga sedikit tertarik sih.

"Lalu, apa yang terjadi pada manticore itu?"

"Thunderbird menghabisi semua orang yang ia lihat, beberapa berhasil menyelamatkan diri. Namun, kau tentu saja tahu apa yang terjadi pada manusia yang lain kan?"

Rord menunjukkan senyuman licik.

Dan itu membuat sekujur tubuhku merinding walaupun hanya sesaat.

"Saat Manticore itu sudah pulang, ia mendapati banyak sekali manusia yang tinggal di desa itu telah mati. Terbunuh dengan sadis. Yah, meskipun tersisa beberapa manusia yang selamat sih... Sang Manticore disalahkan pada kejadian itu karena dia seharusnya melindungi para manusia yang tinggal di desa tersebut. Sang Manticore pada akhirnya membalas dendam pada Thunderbird dan berhasil membunuhnya. Tetapi, meskipun dia sudah berhasil membunuh Thunderbird, manusia-manusia yang tersisa tetap tidak memaafkannya. Manticore merupakan sosok yang sangat menyayangi manusia, ia tidak ingin menyakiti mereka. Maka dari itu, pada akhirnya ia hanya bisa menangis karena tidak tahu harus melakukan apa lagi... Beberapa masih percaya, jika sampai saat ini Sang Manticore masih menangis..."

Bahkan monster seperti manticore masih punya perasaan ya...

"... Itu sebuah cerita yang mengharukan. Jadi, apa benar jika sungai ini merupakan aliran air mata manticore yang menangis itu?"

"Yah, itu hanya sebuah cerita yang tertulis pada sebuah buku tua, tidak ada yang tahu bagaimana kebenarannya, ataupun kejadian sebenarnya. Dan juga, meskipun kau mengetahui kebenarannya, tidak akan ada manfaatnya juga kan?"

"Ya, kau benar sih..."

.....

Aku membolak-balikkan ikan bakar yang kupegang secara berulang-ulang kali.

"Ada apa? Apa ada sesuatu yang menganggumu?"

"Tidak. Aku hanya merasa jika ada sesuatu yang janggal."

"Sesuatu yang janggal? Apa itu?"

"Thunderbird ini ... siapa? Apa urusannya dengan para manusia dan manticore? Kenapa dia menyerang para manusia yang ada di desa? Bukankah aneh jika dia menyerang desa itu tanpa memiliki alasan?"

Mendengar perkataanku, Rord lalu menaruh jari-jarinya pada dagunya.

".... Kau benar juga..."

Makhluk yang tiba-tiba saja muncul entah darimana dan mengacaukan sekitarnya, setidaknya, pasti memiliki alasan tersendiri bukan?

... Sepertinya, sejarah yang ada di dunia ini juga diceritakan kembali seperti pelajaran sejarah di sekolah. Yah, meskipun pasti ada orang yang tidak bertanggung jawab dengan seenaknya merubah isi sebenarnya dari sejarah yang ada pada suatu buku.

Sangat rumit.

Tetapi... Air Mata Manticore, ya...?

Arus sungai ini sangat kencang.

Aliran air mata...

Apa mungkin, jika kami bisa mencapai ujung sungai ini, kami akan dapat bertemu dengan manticore yang sedang menangis itu...?


next chapter
Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C7
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen