Semua orang keluar dari Klub ORC dan menuju ke halaman sekolah. Mereka kemudian juga melihat para anggota OSIS yang keluar dari sekolah seperti mereka.
"Sona dan anggota OSIS? Apakah kalian juga merasakannya?"
Rias bertanya kepada OSIS yang berada di halaman sekolah seperti mereka.
Sona mengangguk, "Ya, kami juga merasakannya." Dia kemudian menyadari ada Xenovia dan Irina dengan mereka dan tidak bisa menahan rasa bingungnya, 'Kenapa mereka bisa disini?' Dia ingin bertanya tapi dia menahannya karena dia merasakan seseorang berada diatas langit.
"Selamat datang kalian para Iblis, aku tidak menyangka kalian akan berada disini dengan cepat. Awalnya aku ingin memancing kalian untuk kesini dengan cepat, tapi sepertinya tidak perlu"
Suara seorang pria terdengar di telinga mereka. Mereka kemudian mendongak dan melihat seorang pria jangkung yang sedang terbang menggunakan sayap Malaikat Jatuhnya.
"Kokabiel," Xenovia menyipitkan matanya dan menggumamkan nama itu ketika melihat penampilannya.
"..... Oh? Apakah Greja mengirimi beberapa kroco lagi untuk menangkapku? Apakah Greja ini bodoh? Mereka sudah tahu tidak bisa mengalahkanku dengan kroco ini tapi tetap saja mengirim pasukan untuk dikorbankan," Kokabiel mengejeknya.
"Apa katamu....." Xenovia marah ketika Kokabiel mengejek Greja. Dia tidak keberatan jika dia yang diejek, tapi dia tidak bisa menahan amarahnya ketika Greja yang diejek.
"Ma, ma, tenang dulu," Alex yang berada disampingnya memegang pundak Xenovia untuk menghentikannya, dia tahu jika dia tidak menghentikannya, Xenovia mungkin akan menyerang dengan gegabah.
Dia memang tidak peduli jika Xenovia mati, tapi dia tidak bisa membiarkannya bertindak gegabah sebelum tahu kekuatan musuh terlebih dahulu dan menyebabkan semua orang terkena dampaknya.
Xenovia menatap Alex sebentar dan menarik nafas dalam-dalam sebelum menenangkan diri.
Alex tersenyum ketika melihatnya. Dia menoleh ke Kokabiel dan berkata, "Jadi, apa yang diinginkan oleh Malaikat Jatuh disini?"
Kokabiel menyipitkan matanya ketika melihat Alex. Dia tidak menyadari keberadaan Alex sebelumnya tapi sekarang setelah melihatnya dia menjadi bingung.
'Kenapa manusia biasa ada di sini? Apakah dia orang yang dikirim Greja? Tidak, aku tidak merasakan aura suci apapun darinya.'
Dia bisa merasakan Alex sangat lemah seperti manusia biasa lainnya, tetapi, instingnya mengatakan bahwa jika dia bertarung dengannya dia akan dikalahkan dengan mudah. Ini seperti serigala berbulu domba.
Dia bertanya-tanya apakah Alex pengguna Sacred Gear.
Setelah beberapa detik mengamati Alex, Kokabiel memutuskan untuk menyingkirkan pikirannya dan tetap bertindak seperti biasa, tapi ada jejak kewaspadaan dimatanya.
"Hoo? Apa yang dilakukan manusia disini? Apakah kau juga orang kiriman Greja?"
Alex bisa tahu pikiran Kokabiel dari raut wajahnya, dia tertawa terbahak-bahak didalam tapi di wajahnya dia tetap tenang.
Alex kemudian menggelengkan kepalanya dan berkata, "Tidak, aku bukan kiriman Greja, aku hanya manusia biasa yang kebetulan lewat disini."
"....."
Semua orang hampir jatuh ketika mendengarnya.
Anda manusia biasa? Terus kenapa Anda bisa kesini sialan?
Kokabiel terbatuk karenannya, "UHUK! UHUK! Aku tidak peduli lagi dengan itu! Tujuanku kesini adalah untuk menghancurkan Akademi Kuoh ini, tidak, aku akan menghancurkan seluruh kota Kuoh!"
Semua orang terkejut ketika mendengar ini, kecuali Rias, Koneko, Alex, Akeno, dan Sona.
Rias, Konoko, Akeno, Alex, dan Sona sudah mengharapkan ini akan terjadi, jadi mereka tidak terlalu terkejut. Langipula, jika dilihat dari sifat Kokabiel, mereka tahu bahwa Kokabiel mungkin tidak akan puas hanya dengan menghancurkan satu sekolah.
Sekolah ini terlalu kecil bagi seorang maniak pertempuran sepertinya.
"Seluruh kota!?" Issei terkejut ketika mendengar ambisinya. Dia kemudian mulai membayangkan seluruh kota dihancurkan serta orangtua yang berada di rumah. Dia menjadi marah dan berteriak kepada Kokabiel, "Siapa kau dan kenapa kau mengatakan untuk menghancurkan kota dengan seenaknya! Mana mungkin aku membiarkannya!"
Kokabiel menyipitkan matanya ke Issei ketika mendengar ledakannya. Dia kemudian tertawa terbahak-bahak dan berkata, "Kenapa katamu? Tentu saja untuk membunuh kalian semua! Tapi, tidak hanya itu saja, tujuanku sebenarnya adalah memancing Sirzechs dan Serafall sang Maou!"
Rias dan Sona mengerenyit ketika mendengarnya. Keduanya punya harga diri tersendiri, jika kakak mereka/Maou datang, mereka tidak akan menerimanya, karena itu akan membuat mereka tampak tidak bisa berbuat apa-apa tanpa bantuan kakaknya/Maou.
Rias menyilangkan tangannya hingga membuat payudaranya yang besar menonjol dan berkata, "Jadi, tujuan awalmu sebenarnya perang, kah?"
Kokabiel menyeringai dan membentangkan tangannya, "Benar, aku menginginkan perang! Sejak perang antar Tiga Fraksi terhenti sebentar, dunia telah berubah menjadi sedikit damai dan itu membosankan, sungguh membosankan! Aku sudah membantu penelitian tentang Pedang Suci untuk membuat Michael bergerak tapi dia hanya mengirimkan kroco untuku dan itu sangat membosankan!"
Kiba menjadi marah ketika mendengar tentang Penelitian Pedang Suci darinya, dia ingin meledak kearahnya tapi dia dihentikan oleh Koneko.
"Jangan terburu-buru Senpai, apakah kamu tidak ingat yang dikatakan Nii-san kemarin? Jangan terlalu gegabah."
Kiba menyadari kesalahanya, dia menarik nafas dalam-dalam dan menatap Koneko sebentar sebelum menenangkan dirinya, "Benar, terima kasih, Koneko-chan."
Koneko hanya mengangguk padanya sebagai jawaban. Dia kemudian menatap Kokabiel lagi yang sepertinya ingin melanjutkan bicaranya.
"Azazel dan Shemhaza juga ingin memulai peperangan," Kokabiel kemudian menatap Issei dan melanjutkan, "Juga, Azazel sangat senang dengan penelitian terhadap Sacred Gear, terutama Naga yang berada dalam dirimu!"
"A - Apa!? Setelah melakukan penelitian terhadap Pedang Suci pun kalian masih akan mengincar Sacred Gear juga!?" Issei tampak terkejut, dia kemudian memegang lengan kirinya dan berkata, "Mana mungkin aku akan membiarkanmu mengambil Sacred Gear-ku!"
Alex ingin tertawa tapi dia menahanya ketika mendengar bahwa Azazel ingin memulai perang. Azazel kemarin baru saja mengatakan ingin mengadakan Pertemuan Tiga Fraksi untuk perdamaian dan sekarang Kokabiel ini mengatakan Azazel ingin memulai perang? Apakah dia bodoh atau tidak tahu informasi?
Kokabiel sepertinya memperhatikan Alex, "Apa yang kau tertawakan manusia!?"
Alex menyadari kesalahannya dan menarik nafas dalam-dalam sebelum berkata dengan wajah serius, "Tidak, tidak apa-apa, aku hanya tertawa karena melihat ada sebutir nasi di wajahmu."
Kokabiel terkejut dan mempercayainya. Dia kemudian dengan cepat memeriksa wajahnya menggunakan tangannya tapi tidak menemukan apapun, "Bastard!! Kau menipuku!!" Dia merasa sangat malu dan harga dirinya sudah turun ketika dibodohi olehnya.
"Pfffttt!! Hahahahahaha!"
Semua orang tertawa ketika melihat ini, tidak terkecuali Koneko yang jarang menunjukan emosinya. Mereka semua benar-benar merasa terhibur dengan ini dan merasa suasana yang tegang tadi sudah hilang.
"BASTARD..... Beraninya kalian menghinaku, sialan!" Kokabiel sudah tidak tahan lagi dan mulai memunculkan sebuah lingkaran sihir besar didepannya, "Cerberus! Datang dan cabik-cabik semua orang disini!"
Seekor (?) anjing besar dengan tiga kepala muncul dari lingkaran sihir.
"ROARRRRR!!!!"
"....."
"Sepertinya kita tidak bisa bercanda lagi." Rias kemudian menoleh ke Sona dan berkata, "Sona, bisakah kamu dan para OSIS untuk membuat penghalang yang melindungi seluruh sekolah?"
Sona menyesuaikan kacamatanya dan mengangguk, dia kemudian menoleh ke anggotanya sebelum berkata, "Ayo kita bergegas!"
""Baik, Kaichou!""