Monster itu menatap makan malamnya dengan air liur yang menetes!
Randika merasakan firasat buruk di dalam hatinya, tetapi dia tidak takut. Meskipun tubuhnya tidak maksimal, dia sendiri cukup untuk melawan monster ini.
Dalam sekejap, monster itu merayap dengan cepat dan tangannya sudah bagaikan sabetan dewa maut yang siap membunuh mangsanya.
Kecepatannya benar-benar cepat, hanya butuh beberapa detik baginya untuk sampai di hadapan Randika dkk. Dengan mulut yang terbuka lebar, dia bersiap untuk menerkam.
Randika terkejut oleh kecepatan monster ini, tetapi reaksinya sendiri juga tidak kalah cepat. Ketika monster itu menerjang, Randika mengangkat tangan kanannya dengan tegas dan melayangkan sebuah pukulan!
Monster yang terkena pukulan telak Randika itu melayang jauh ke belakang dan membentur tembok. Setelah terjatuh di tanah, bagaikan ketapel, ia menerjang maju lagi ke arah Randika.