Sean pergi ke dapur selagi menunggu Mensa selesai membersihkan diri. Setelah mengeluarkan bahan apa saja yang Sean butuhkan untuk membuat bubur, Sean mulai memasaknya dengan handal.
Kevan juga menyusul Sean ke dapur, lelaki itu bersandar di meja seraya menatapi Sean penuh selidik.
"Lo siapa? Lo ngapain? Kenapa lo gak pulang sama temen lo yang tadi?"
"Gue Sean. Gue lagi masak. Gue mau temenin Mensa malam ini." Balas Sean tanpa mengalihkan perhatiannya.
Kevan berdecih sinis, tak suka dengan jawaban terakhir yang Sean berikan. "Mending lo pulang sekarang. Gue gak terima tamu," usirnya.
"Gue bukan tamu lo, gue tamu Mensa." Balas Sean setelah mematikan kompor.
Meski Kevan terus memandanginya dengan tatapan membunuh, Sean berusaha tetap bersikap biasa saja dan tidak menunjukkan bahwa keberadaan lelaki itu kini sedang terancam.
"Gue benci sama orang yang suka rebut ataupun sentuh kepunyaan gue," Kevan mulai memeberikan ancaman.