"Perempuan titik tidak ada koma." Sahut Nana yang tidak mau kalah dengan Lion.
"Sayang, harusnya kamu setuju dong dengan permintaan suamimu! Sekali laki-laki tetap laki-laki."
"Aku yang mengandungnya, jadi aku berhak meminta anak perempuan duluan." Nana tetap tidak mau kalah dari Lion.
"Tapi aku yang memberikanya padamu. Jika bukan karena kerja kerasku setiap malam mungkin kamu tidak bisa mendapatkannya."
Keadaan semakin memanas antara Lion dan Nana. Pemandangan itu membuat tukang make up dan orang butik itu menjadi bingung. Mereka mau pamit begitu saja tapi tidak enak.
Nana dan Lion pun sampai perang mata karena tidak ada yang mau mengalah.
"Permisi, Tuan dan Ny. Lion!" Kata orang butik dengan pelan dan hati-hati karena ia takut kena semprot Lion dan Nana yang lagi berantem.
"Ada apa?" tanya Lion dengan sinis.