Lisa menutup mulutnya untuk menahan semua yang dia rasakan sejak tadi. Anak semata wayangnya itu bingung melihat laki-laki yang seharusnya dia sebut Papa.
"Aku...," Lisa menatap Markus tajam. Dia tidak ingin mendengar Markus mengatakan siapa dirinya yang sebenarnya.
"Aku adalah teman mama kamu. Salam kenal Zidane...." Ucap Markus akhirnya.
Lisa merasa lega setelah mendengar apa yang dikatakan oleh pria itu. Markus tidak mengatakan siapa dirinya saja itu sudah hal yang sangat menenangkan hatinya.
"Mama, teman Mama ternyata banyak. Tidak seperti Zidane yang tidak pernah punya teman, tapi tidak apa-apa. Zidane senang melihat Mama senang." Ucap Zidane dengan suara lirih.
"Zidane sebentar lagi pasti bisa memiliki teman yang banyak. Uncle bisa jamin nanti Zidane memiliki banyak teman."