App herunterladen
11% kesalahan atau anugerah / Chapter 44: Bagai Anjing dan Kucing

Kapitel 44: Bagai Anjing dan Kucing

Azzam dan Keenand masih bertengkar,Likha dan keempat sahabatnya juga Dio menggelengkan kepalanya melihat kedua orang lelaki tampan itu memperdebatkan sesuatu yang sama sekali tidak penting.

"Keenand,mas Azzam,sampai kapan kalian akan seperti itu terus?,kita jadi makan tidak,kalau tidak,sebaiknya kita pulang sekarang,aku sangat lelah."Likha lama-lama merasa jengkel dengan kelakuan suami dan sahabatnya.

"Eehh..iyaa dong sayang,kita tentu saja jadi,tapi,temanmu ini,,,menyebalkan sekali."Azzam kemudian menghampiri Likha dan kemudian duduk di samping istrinya dengan tenang,sedangkan Keenand,kini duduk disamping Dio,sahabat Azzam itu menepuk bahu Keenand untuk memberikan dukungan kepada Keenand,Dio tidak habis pikir,Azzam akan bersikap kekanak-kanakan seperti ini setelah menikah.

"Sabar Keenand,aku juga heran,kenapa sahabatku jadi seperti itu."Dio kembali menggelengkan kepalanya.

"Maafkan mas Azzam ya teman-teman,sekarang,kita pesan makanannya,perutku sudah bernyanyi terus ini.."Likha mengelus perutnya yang sudah agak terlihat mulai membuncit,usia kandungannya hampir menginjak tiga bulan,untung saja,bayi di dalam perut Likha tidak manja,hanya sesekali saja menginginkan sesuatu,tetapi wajarlah,tidak seperti wanita hamil lainnya yang nyidam pingin macam-macam,hanya saja,Likha lebih sering menginginkan sentuhan Azzam,bayinya ini ingin selalu ditengok ayahnya.hehehe..

"Kenapa kamu sampai kelaparan Likha?lalu bagaimana kabar calon keponakanku?apa suamimu tidak memperhatikan kalian?"Keenand langsung emosi mendengar keluhan Likha,dia langsung menghardik Azzam,tentu saja,Azzam tidak terima,dan akhirnya keduanya kembali bertengkar,benar-benar seperti anjing dan kucing,tidak bisa akur barang sebentar.semua orang kembali menggelengkan kepala mereka,tetapi mereka tetap menyantap makanan mereka sambil melihat Azzam dan Keenand bertengkar,saat semuanya sudah selesai,barulah Keenand dan Azzam memakan makanan yang telah mereka pesan,lalu mereka segera meninggalkan restoran itu menuju mall,para gadis itu ingin berbelanja,sebenarnya Likha tidak senang berbelanja,tetapi Azzam ingin Likha juga seperti keempat temannya,akhirnya,Likha menuruti apa yang Azzam katakan,dia hanya akan membeli beberapa pakaian saja,karena sebentar lagi perutnya membesar,pasti pakaiannya sudah tidak muat lagi.

"Likha,kemarilah.."Iren dan Dina memanggil Likha,lalu Likha menghampiri kedua temannya,mereka menemukan baju untuk wanita hamil,sangat bagus,dan mereka melihat sepertinya Likha sangat cocock dengan baju itu.

"Likha,lihatlah,baju ini sepertinya cocok untukmu,apakah kau mau mencobanya?"Dina menyerahkan baju itu pada Likha,lalu,Likha mencobanya diruang pas,dan ternyata,apa yang di perkirakan Dina dan Iren benar,Likha sangat cantik memakai baju itu,Azzam yang melihat istrinya memakai baju itu pun merasa senang,dia langsung menghampiri Likha dan memeluknya dari belakang,otomatis,Likha menjadi malu kepada teman-temannya.

"Ish..mas Azzam apa-apaan sih,kan malu,jangan suka peluk-peluk aku ditempat umum,aku tidak suka mas,,aku malu."Likha melepaskan pelukan suaminya,kedua temannya mengangguk menyetujui apa yang dikatakan Likha.

"Iya kak,kan kasihan kami yang jomblo ini,nanti kalau kami jadi kepengen kan susah,apa kalian tidak kasihan kepada kami?"Iren dan Dina tertawa,lalu mereka pun segera meninggalkan tempat itu setelah Azzam membayar pakaian Likha.setelah puas berbelanja,keempat sahabat likha segera pamit,mereka harus kembali ke asrama,Keenan juga harus kembali ke asrama,tetapi Keenand kemudian teringat sesuatu,dia berlari kembali kedalam toko pakaian itu,lalu menyusul Azzam dan Likha yang sudah sampai di tempat parkir.

"Likha tunggu sebentar.."Azzam yang mendengar teriakan Keenand berhenti berjalan,kemudian Azzam dan Likha menunggu Keenand yang berlari mengejar mereka.

"Likha,,ini untukmu.."Keenand menyerahkan sebuah papper bag kepada Likha dengan nafas ngos-ngosan karena telah berlari dari toko pakaian di dalam mall ketempat parkir,tetapi dia senang,Likha menerima pemberiannya.

"Apa ini Keen?Likha menatap Keenand yang masih ngos-ngosan,lalu menatap suaminya,Likha meminta persetujuan Azzam,apakah akan menerima pemberian Keenand atau tidak,lalu Azzam memngangguk,meski agak kesal terhadap Keenand yang sangat perhatian terhadap Likha,tetapi melihat perjuangan Keenand,Azzam merasa sedikit iba.

"Terima kasih banyak Keen,tetapi,besok-besok,jangan kau membelikan apapun untuk Likha,aku tidak suka."Azzam menarik tangan istrinya dan kemudian mereka pun meninggalkan tempat parkir,Keenand kini berdiri di tempat parkir seorang diri,lalu Dio yang dari tadi memperhatikan ketiga orang ditempat parkir segera menghampiri Keenand.

"Keenand,aku tahu kau sangat menyayangi Likha sebagai sahabatmu,tetapi suaminya tidak senang kalau kau memberi barang-barang kepada Likha,jadi,aku harap kau mengerti apa yang Azzam lakukan,dia tidak membencimu,dia hanya tidak ingin ada orang lain yang menyukai apa yang sudah menjadi miliknya,aku harap kau mengerti ya Keen."Dio menepuk bahu Keenand,kemudian keduanya segera meninggalkan tempat itu,mereka kembali ke asrama masing-masing,Keenand langsung kembali ke asrama,sedangkan Dio kembali ke mess tempat dia dan Azzam tinggal,hanya saja,Azzam sekarang sudah tidak tinggal di dalam mess lagi,Azzam sekarang tinggal dirumah kost bersama dengan Likha.

Sesampainya di rumah kost mereka,Likha dan Azzam segera membongkar barang-barang yang baru saja mereka beli,Likha sangat bahagia,Azzam membelikannya banyak pakaian,tetapi,dia juga agak menyesal,karena suaminya terlalu banyak mengeluarkan uang untuknya.

"Mas,terima kasih atas semua ini,tetapi,besok lagi,sebaiknya kita tidak sering berbelanja,kita harus berhemat sayang,apalagi sebentar lagi ada si kecil,pasti kita akan membutuhkan banyak biaya."Likha adalah seorang gadis yang sederhana,meski memiliki uang,tetapi,Likha tidak suka menghambur-hamburkan uangnya,bahkan uang peninggalan dari kedua orang tuanya masih utuh,selama ini,Likha hanya menggunakan uang dari hasil penjualan rumah dan motor ayahnya,sementara,uang dari jasa raharja sebesar seratus juta rupiah masih utuh,Likha tidak akan menggunakan uang itu dulu,dia juga ingin memiliki rumah suatu saat nanti,juga ditambah lagi uang yang diberikan Azzam sebagai mahar,sebenarnya,Likha memiliki cukup banyak uang,tetapi,Likha memang terbiasa berhemat,dia tidak suka berfoya-foya.

"Baiklah sayang,aku akan menurut apa kata istriku yang cantik dan baik hati ini."Azzam kemudian mencium bibir istrinya,setelah itu,dia kemudian memcium perut Likha.

"Sayang,perutmu sudah mulai membesar,aku tidak sabar ingin segera bertemu dangan bayi kita."Azzam kembali menciumi perut Likha,dia sangat menyayangi istri dan calon bayinya.

"Mas,,terima kasih sudah mencintai dan menyayangi ku,aku sangat bahagia,semoga,kita akan terus bahagia seperti ini ya.."Likha membelai rambut Azzam,posisi kepala Azzam yang berada tepat didepan perutnya,membuat Likha gemas ingin mengusap kepala suaminya itu,keduanya lalu merapihkan barang-barang yang baru dibeli tadi dan memasukkan kedalam lemari,setelah itu,keduanya pergi mandi dan beristirahat.


next chapter
Load failed, please RETRY

Geschenke

Geschenk -- Geschenk erhalten

    Wöchentlicher Energiestatus

    Rank -- Power- Rangliste
    Stone -- Power- Stein

    Stapelfreischaltung von Kapiteln

    Inhaltsverzeichnis

    Anzeigeoptionen

    Hintergrund

    Schriftart

    Größe

    Kapitel-Kommentare

    Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C44
    Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
    • Qualität des Schreibens
    • Veröffentlichungsstabilität
    • Geschichtenentwicklung
    • Charakter-Design
    • Welthintergrund

    Die Gesamtpunktzahl 0.0

    Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
    Stimmen Sie mit Powerstein ab
    Rank NR.-- Macht-Rangliste
    Stone -- Power-Stein
    Unangemessene Inhalte melden
    error Tipp

    Missbrauch melden

    Kommentare zu Absätzen

    Einloggen