Kapitel 213: BAb 212

Nevio berhenti menggeliat.

"Bagus," kataku. "Sekarang setelah Kamu berperilaku, Kamu bisa berlarian." Aku menurunkannya. Seringai membelah wajahnya dan kemudian dia berlari, terhuyung-huyung seperti orang mabuk ke arah Samuel.

"Brengsek," geram Remo.

"Aku akan mendapatkannya." Aku berlari mengejar Nevio dan menangkapnya sebelum dia mencapai pamannya. Samuel sama sekali tidak memandangnya. Matanya yang menyipit tertuju pada Remo, dan ketika aku berdiri hanya beberapa langkah darinya, matanya tertuju padaku. Aku membalas tatapannya dengan mantap.

Senyum dingin membentang di bibirnya. "Melihat matamu, aku tidak mengerti bagaimana Fina bisa membiarkan anak-anaknya berada di dekatmu. Tidak ada emosi, kan?"

Aku tidak mengatakan apa-apa, hanya memandangnya dengan dingin sementara Nevio menggeliat dalam pelukanku sekali lagi.