Kapitel 211: Rani Siuman, Amnesia?

3 hari sudah berlalu dengan banyak ketegangan, kesedihan, penantian, dan juga harapan. Masih bersama dengan Farel yang berada di samping brankar rumah sakit yang ditiduri oleh Rani, masih menunggu gadis tersebut kembali membuka mata dan menampilkan tatapan yang penuh dengan kecintaan —lebih tepat berambisi memiliki Farel—.

Hari masih pagi, orang-orang sudah memulai aktivitasnya. Yang laki-laku mulai bekerja banting tulang karena berperan sebagai tulang punggung, ada juga para wanita berstatus istri tengah sibuk dengan pekerjaan rumah, para pelajar sudah duduk manis di bangku kelas, dan ya Farel tetap menempelkan bokong pada kursi lipat yang selalu menjadi tempatnya duduk.

Menggenggam tangan Rani, masih sangat erat seperti sebelum-sebelumnya.

Tok

Tok

Tok

Menolehkan kepala ke sumber suara pintu yang terketuk tiga kali, Farel melihat pintu terbuka dan menampilakan dua tubuh mungil Zulfa dan juga Dea yang muncul secara bersamaan.

"Assalamualaikum.."