mentari menyapa bumi dengan kehangatan sinarnya. menyalahkan roda kehidupan dikota pelabuhan. kesibukan para pencari rezeki membuat bising pasar ikan.
"bu, ikan yang masih segar".
" ikan panggang asap, ikan teri, kepala ikan".
riuh suara pedagang ikan. berada disudut pasar seorang anak muda datang mencari ikan panggang. dicarinya keliling pasar. dari jauh dia melihat seorang wanita sedang bermain dengan beberapa anak kecil. saat itu juga semua seakan berhenti hanya ada kenyamanan, kebahagiaan dalam hatinya. panah cinta telah menembus kedalam relung hati terdalam.
dalam diam hanya menyaksikan tersenyum indah. bukankah ini anugrah yang indah.
cinta.
bagi yang melihat sang pemuda melihatnya seperti orang yang stres, bagaimana tidak. tersenyum sendiri, berdiri ditengah jalan walaupun dipojok pasar. andaikan pakaiannya biasa pasti akan diusir oleh penjaga pasar. dikira orang gila. kalau kalian melihatnya pasti akan tertawa dan gregetan melihat wajahnya.
hahaha.
sang pemuda adalah anak dari seorang tuan tanah terkaya. Budianto Djojohadikusumo. nama yang melambangkan kewibawaan. kemuliaan. keagungan.
semua anggapan itu sirna ketika kalian melihat orangnya secara langsung. orang culun, manja, pokoknya terbuang semua sifat lakinya.
tapi semua akan segera berakhir saat dirinya mengenal cinta. ya satu kata yang bisa membolak-balikan sifat dan sikap. yang bisa membuat seribu candi dalam semalam. membuat bendungan dan gunung dalam semalam.
ini bukan cuma cerita masa lalu, maupun masa kini tetapi ini cerita masalahnya.
hahahaha.
hanya bisa memandang dari jauh, Budi yang mematung tak bergerak. bagaimana dia mau bergerak jika hatinya dan matanya terkunci dalam satu tujuan. bahkan ketika dompetnya dicuri pun dia tidak merasa.
tak lama Budi tersadar akan lamunan indahnya saat seseorang menepuk pundaknya dengan keras sehingga dia terjerembab ke depan.
"auh" dilihatnya siapa yang menepuk pundaknya.
dia marah. saat akan memanggil pengawal dia tersadar bahwa wanitanya telah pergi entah kemana.
hilang kemarahannya yang tersisa hanya keinginan untuk mencari sang wanita. saat akan pergi mencari kerah baju Budi diangkat oleh seseorang yang tak lain adalah penjual ikan.
"eh mau kemana kamu. setelah mengacak-acak dagangan ku sekarang mau pergi". pedagang yang geram akan kelakuan Budi.
saat melihat bidadari cinta tangan Budi yang memegang ikan tak tinggal diam. tangannya mengikuti emosi dalam hati Budi, kadang diremas kadang juga di acaknya sehingga banyak ikan panggang yang rusak.
Budi terdiam dan akan menangis seumur-umur belum ada yang berbuat keras kepadanya. baik ayah maupun ibunya. sebelum dia menangis pengawalnya sudah menolong.
si pedagang dilumpuhkan oleh pengawal. membuat pasar ribut.
" aahhh". Budi memjerit melihat tangannya penuh darah.
pingsan.
Budi tersadar dia sekarang berada dalam kereta kuda. tangannya diperban banyak lubang ditangan bekas Duri ikan.
"auh" menetes air matanya tangannya kesakitan.