Di dalam Dojo Xumi, para Saint King dari Daratan Kunlun menatap Zhang Ruochen bagaikan dewa. Sehingga, mereka ingin berlutut dan membungkuk di hadapannya.
Pikiran semacam itu biasanya cuma terlintas saat mereka bertemu dengan Permaisuri Chi Yao.
Ketika itu, nama "Zhang Ruochen" seolah mempunyai arti "tak tertandingi".
Setelah mampu mengendalikan lotusnya, maka dia bisa membersihkan musuh-musuhnya dengan jentikan jari.
Ketiga Mayat Shang Ziyan telah bergabung menjadi satu dan sedang menatap mayat-mayat Saint King yang tergeletak di tanah. Setelah itu, tatapan matanya berhenti pada sosok Zhang Ruochen. Tiba-tiba, kobaran api muncul di salah satu matanya, sedangkan satu mata lainnya memancarkan es.