"A... apa? Putri? Ningrum putri Paklik?" ucap Pandu dengan rasa bingung yang luar biasa.
Aku melepaskan pelukanku, kemudian aku berjalan mendekat ke arah Pandu yang agaknya masih sangat bingung dengan semua ini. Jujur, aku ingin tertawa terbahak. Tapi, tatkala melihat wajah jeleknya itu benar-benar membuatku ndhak tega juga.
"Kamu itu sudah ditipu oleh Romo. Sedari di sekolah, Romo telah memperdayaimu dengan mengatakan hal-hal yang ndhak jelas. Itu sebabnya aku marah, kadang-kadang romoku seperti itu, terlalu percaya diri sampai-sampai berpikir kalau dia ini masih muda dan bujang," gerutu Ningrum menerangkan. "Oh ya, kenapa kamu ada di sini?" tanyanya kemudian.
Manis yang agaknya ikut gemas dengan tingkahku pun, langsung menyikut lenganku. Kemudian dia berjalan mendekat ke arah Pandu yang masih bingung.
Das könnte Ihnen auch gefallen