"Saya akan mencari kost-kostan, Mas," jawab Jeni sambil berusaha memasukan satu sobekan roti di tangannya. Dia harus memiliki tenaga hari ini. Setidaknya tak boleh pingsan di tengah keramaian apalagi di tempat sepi.
"Saya akan antar kamu," ujar Jeremi tanpa meminta persetujuan Jeni.
"Lho! Bukannya Mas Jeremi harus ke kantor?" tanya Dewi mengingatkan.
Namun, belum sempat Jeremi menjawab pertanyaan Dewi, datanglah sang pembantu di rumah itu memotong pemicaraan.
"Maaf, Tuan, Nona. Bapak dan Bu Bos sudah tiba dari Bali," lapor sang pembantu yang sontak membuat Jeni terkejut mendengarnya.
'Apa! Berarti maksudnya yang pulang Papah dong?' Jeni sudah bisa menerka.
"Iya, Bi. Makasi," balas Jeremi acuh tak acuh. Kepulangan Jordi tak membuat hatinya merasa senang. Apalagi saat mamahnya yang selalu membela suami barunya itu membuat Jeremi malas untuk berdebat.
Jeni terlihat beranjak dari tempat duduknya sambil mengampil tas selempang yang menggantung di senderan kursi.