Wajah Mia seketika memucat, dan bahkan tangan yang memegang koran itu gemetar.
Napasnya pun semakin cepat. Mia berusaha mengendalikan emosinya dan tidak membiarkan mimpi buruknya dari enam tahun yang lalu kembali terngiang di kepalanya. Namun dia tidak bisa. Tubuh Mia membeku ketika melihat tuduhan dan gosip yang tampak serius di tulisan tersebut.
Dia mengira semua sudah berakhir. Dia sudah tinggal di luar negeri selama lebih dari empat tahun, dan dia berpikir semua telah selesai... namun tidak!
Hal ini terlalu suram dan sulit dicerna. Mia menatap tajam ke arah koran itu, seolah bertekad membakarnya.
Suasana hati Mia sebelumnya santai dan senang, namun dengan berita ini, Mia seakan terjun bebas ke dunia yang dingin.
Susi memperhatikan Mia. Dia mengira Mia marah karena berita tersebut, jadi dia ikut berkata dengan geram, "Siapa, sih, yang berani melakukan hal ini?" Dia mendengus. "Pasti ini ulah perusahaan saingan kita, yang ikut dalam kompetisi desain di Grup Kaisar…."