Julian lahir dari keluarga terpandang. Setelah beberapa saat agak bingung, dia kembali bersikap tenang dan hangat. "Pak Petra… sopan sekali!" Kata-kata itu terdengar tenang, namun tidak ada yang bisa mendengar amarah samar yang tersembunyi di dalam dirinya.
"Oh? Benarkah?" Petra hanya tersenyum tipis, lalu berkata, "Ada yang harus saya lakukan, saya permisi dulu…." Usai mengatakannya, dia menoleh dan menghampiri Pak Subagyo untuk menyapanya, dan kemudian berbalik acuh tak acuh dengan satu tangan di dalam saku.
Dari awal sampai saat itu, Petra tidak melihat Mia, seolah-olah bahkan tidak mengenalnya….
Julian terus memandangi sosok yang kuat dan sombong itu perlahan meninggalkan pandangannya, dan senyum di bibirnya bertahan sedikit lebih lama.
Terdengar bisik-bisik di sekitarnya, dan beberapa orang bertanya kepada orang-orang di sekitar mereka dengan ragu, "Apakah istrinya ada di sini hari ini? Kenapa saya belum melihatnya?"