Di dalam bangsal yang sunyi itu, yang terdengar hanyalah suara napas yang tenang. Julian menyeka keringat dari dahi Mia dengan lembut menggunakan handuk di tangannya, wajahnya menampakkan rasa prihatin.
"Jangan… Bu… jangan tinggalkan aku…." Suara Mia terdengar sesekali, sarat akan rasa sakit.
Wajah Julian yang lembut dan tampan semakin serius. Tangannya yang besar menggenggam tangan Mia lembut. Dia berkata dengan halus, "Mia, hidup bagi kita dipenuhi masalah dan cobaan…. Kau harus terus kuat, ya?"
"Bu… Ibu…." Alis Mia bertaut, kepalanya menggeleng. Tiba-tiba, dia tersentak duduk dan berseru, "Ibu!"
Julian segera mendekat. "Mia?"
Mia menatap Julian dan bertanya dengan panik, "Ibuku di mana? Ibuku di mana?"
Julian memegangi bahu Mia untuk menahannya di tempat. "Mia, ibumu…."
"Tidak. Tidak…." Mia berteriak, "Ini tidak mungkin!"