Semua orang pun merasa lega dengan ucapan ibu Gong.
"Tapi kita semua tahu dengan angpao. Berapa yang kami terima sekarang, nantinya juga…" Ibu Gong menatap mereka dengan tatapan yang sinis.
"Lihatlah dirimu. Jika kami tidak memberikan angpao yang banyak ketika Momo menikah, perkataanmu tidak masuk akal. Bukankah ini namanya meremehkan suaminya Momo?"
"Kalau begitu aku akan berterima kasih atas kebaikan kalian," Ucap Ibu Gong.
"Baiklah baiklah, ini sudah larut malam. Kami akan segera pulang dulu." Setelah itu Bibi Tertua pun berdiri sembari berkata, "Jika kamu butuh bantuan, katakan saja. Kita semua adalah keluarga."
Kemudian Gong Mo dan Ibu Gong mengantar mereka hingga ke depan pintu. Gong Fei, yang sudah lama tidak berbicara, tiba-tiba berkata, "Kakak Sepupu!"
Seketika Gong Mo langsung menatap Gong Fei, "Ada apa?"
Usia Gong Fei saat ini dua tahun lebih muda dari Gong Mo. Ia masih belajar di Universitas dan mengambil jurusan Film dan Televisi, karena ia ingin menjadi seorang bintang besar. Ia selalu mengenakan pakaian dengan warna-warna yang cerah, dan tidak terkecuali sekarang.
Saat ini Gong Fei memakai semua barang-barang yang melekat di tubuhnya, yang merupakan barang-barang dari merek terkenal. Namun tidak ada yang tahu, yang ia pakai itu asli atau palsu. Gong Mo memperkirakan bahwa kebanyakan dari yang dipakainya adalah KW super.
Lagi pula, barang yang asli harganya puluhan ribu Yuan sampai ratusan ribu Yuan. Sekarang ia belum terkenal, mana bisa ia membeli barang branded yang asli? Tapi meskipun demikian, ia berdiri di sana, dan orang-orang di sekitarnya tampak seperti orang desa.
Gong Fei tersenyum lembut sambil menatap Gong Mo dengan tatapan mata yang membara, "Bukankah pacarmu itu Sheng Donglin? Kamu menikah dengannya, bukankah harus merayakannya besar-besaran?"
"Iya! Bukankah pacarnya Sheng Donglin?" Seru keluarga Gong Mo yang lainnya.
Mengenai hubungan Gong Mo dan Sheng Donglin, selama ini Gong Mo hanya memberitahu Ibunya saja. Entah kenapa mereka semua bisa tahu tentang hal itu, mungkin karena Gong Fei yang pernah melihat Gong Mo sedang berkencan dengan Sheng Donglin.
Namun, mereka selalu berpikir bahwa Sheng Dongln adalah seorang Tuan Muda kaya raya yang tidak sungguh-sungguh menaruh hati pada Gong Mo. Mereka selalu menunggu Gong Mau dicampakkan, dan pada saat itu tiba mereka akan menertawakan Gong Mo.
"Sheng Donglin dan aku sudah lama berpisah." Kata Gong Mo dengan nada yang datar, "Nanti kalian juga tahu dengan siapa aku menikah."
Setelah selesai bicara, Gong Mo sudah bersiap untuk menutup pintunya.
Namun Gong Fei tiba-tiba menekan pintu sembari berkata, "Tidak mungkin kalian putus kan? Aku melihatmu berkencan dengan dia bulan lalu!"
"Kamu pasti salah lihat!" Jawab Gong Mo singkat.
"Kakak sepupu…" Kata Gong Fei sambil tersenyum, "Aku tahu kamu enggan mengatakannya. Tapi, kenapa harus menyembunyikannya dari satu keluarga sendiri? Aku pikir kamu akan menikah dengan keluarga yang kaya raya dan menjadi Nyonya Muda. Ada apa? Apa selama ini kamu hanya dimanfaatkan saja dan setelah itu dibuang?"
"Gong Fei!" Teriak Gong Mo dengan sangat marah.
Seketika Gong Fei melirik perut Gong Mo dan berkata, "Sepertinya kamu sedang hamil anaknya, tetapi dia tidak mau bertanggung jawab. Jadi kamu mencari seorang pria untuk penggantinya dan bisa diajak main-main? Itu bukan hal yang baik. Bagaimana bisa kamu menyakiti orang lain?"
"Kakak Ipar!" Ibu Gong berteriak dengan marah, "Perhatikan Putrimu!"
Bibi Tertua dengan cepat menarik Gong Fei dan memarahinya, "Apa yang kamu bicarakan?! Apakah Kakak Sepupumu orang seperti itu? Ayo cepat pulang!" Setelah selesai bicara, ia menghadap Ibu Gong dan berkata, "Adik Ipar kedua, jangan marah. Akhir-akhir ini Gong Fei memerankan wanita yang kejam, sepertinya dia tadi sedang berlatih."
"Kamu juga tahu dia jahat!" Kata Ibu Gong, "Aku beritahu kalian! Tidak ada yang diizinkan menyebutkan kata-kata seperti ini besok. Jika tidak, jangan salahkan aku jika aku tidak mau mengenal kalian lagi sebagai saudaraku!"
Selesai bicara seperti itu, Ibu Gong langsung membanting pintu dan mulai menangis di balik pintu. Kemudian Gong Mo segera memeluk Ibunya sembari berkata, "Bu, jangan marah, jangan menangis."
"Mereka sama sekali tidak memperlakukan kita seperti keluarga mereka sendiri!" Semakin banyak Ibu Gong berkata, ia semakin merasa kesal.
Kemudian Gong Mo berbisik, "Bu... bagaimana kalau kita pergi ke Ibu Kota saja bersama kami?"
"Jangan bicara sembarangan…" Ucap Ibu Gong sambil mendengus, "Ini sudah larut malam. Pergi tidur sana. Kita akan membicarakannya lagi lain kali."
Keesokan harinya, Sheng Nanxuan datang menjemput Gong Mo dan Ibunya untuk pergi ke hotel. Melihat mereka berdua terlihat buruk, ia dengan tenang bertanya pada Gong Mo, "Ada apa? Kelihatannya saat ini Bibi sedang merasa tidak senang?"