Pria yang sedang terbaring lemah, beberapa lupa pawa wajahnya terlihat masih jelas. Setidaknya wajah itu sudah terlihat lebih segar, jika pertama kali Rita bertemu dengannya.
"Wah... aku tidak menyangka kalian berdua akan datang sepagi ini." Ucap Dimas tersenyum, walaupun senyumannya menjadi terlihat begitu menyulitkan dirinya untuk berbicara.
"Kamu sudah lebih baik Dimas, dan semoga kau tidak terganggu dengan kehadiran kami berdua." Ucap Rita yang sedang duduk pada kursi kecil, berada pada sisi tempat tidur Dimas.
Tidak hanya Rita dan Dimas yang berada didalam kamar rawat tersebut, ada Irfan yang sedang berdiri dekat dengan sisi jendela. Ia mengamati pemandangan dari luar sana, matahari yang cerah menyinari bagian taman belakang rumah sakit. Ada beberapa perawat dan pasien yang sedang berjemur, beberapanya ada yang saling berbincang.
"Irfan, kenapa kamu diam saja?" Tanya Rita merasa heran, karena belum ada percakapan yang keluar dari mulut Irfan.
Jangan lupa untuk dukung Author ya...
Terimakasih untuk para pembaca yang masih setia membaca hingga bab ini
Jangan lupa dukung dengan...
1. Power Stone
2. Rate bab ini
3. Berikan Review, untuk mengapresiasi karya saya :)
4. Comment bab ini
Dan Share novel ini pada teman dan keluarga yaa.. hehe
big love dan big hug from me