Keempat pria itu layaknya sekawan geng yang memiliki nama keren. Entah apa itu namanya? Jebran menaikkan kepalan tangannya ke depan.
Wilson mendekati Jebran sembari membisikkan sesuatu, "Pergilah ke sana! Kami akan menghadangnya."
Jebran melirik setengah lalu mengangguk pelan. Dengan gerak-gerik agak semu, ia pun menipu para pria-pria di depannya.
Jebran pun berlari memasuki ruangan. Kini, berhadapan dengan ayahku. Aku menutup mulutku dan mencari cara untuk melepaskan diri sendiri.
Namun, segala cara telah kupikirkan.
Pow!
Pow!
Brak!
Kepala dan telingaku menyimak lalu mendengar dengan jelas di balik punggung ayahku.
Jebran akhirnya melawan para body guard ayahku. Ayahku melepaskan diriku sembari berbisik, "Pergilah!" sebutnya.
Sontak diriku tertegun ketika ia bisa melepaskan diriku. Tapi, apa? Apa yang sedang direncanakan olehnya?
"Ayah," lirihku.
Ayahku menghilang dari hadapanku. Jebran menatap kepergian ayahku yang meninggalkanku terduduk di sini.