Kapitel 153: Amukan bibinya.

Pria yang sangat mencurigakan mulai beranjak dari ruas jalanan. Pria yang tidak menampakkan wajahnya itu pun memundurkannya tanpa ucapan basa-basi yang keluar dari mulutnya. Dua pria yang berjalan menuju penginapan tak jauh rumah lama milik Dilan, sudah lama tidak melihat isi rumah, yang tadinya dipenuhi dengan kisah. Kini, hanya tinggal kenangan.

Jebran melirik Dilan yang tidak melanjutkan perjalanannya.

"Hei, kau mau kembali ke rumah?" tegur Jebran.

Sontak, Dilan terkinjat karena sekarang giliran dirinya yang memandang rumah tanpa berkedip. Dilan menoleh sembari mengusap wajahnya, "O, aku terlalu memikirkan masa lalu saja," gerutu Dilan melangkah.

Keduanya pun memasuki rumah halaman penginapan sembari melepaskan sepatu dan diletakkan di atas rak sepatu yang ada di samping pintu. Masing-masing memasuki kamar yang terpisah, tetapi Jebran menghentikan genggaman tangannya pada gagang pintu malah pergi ke dalam ruangan Dilan.