Freya diam menyendiri di kamarnya, malamnya yang sunyi, hubungannya dengan sam kembali renggang, semuanya hanya kesalahpahaman yang freya sulit jelaskan dan sam sendiri tidak ingin mendengarkannya.
"sulit bagiku menjalani ini semua, hubungan ku kembali renggang karena kesalah pahaman, apakah aku harus mendatanginya sekarang?" batin freya
"tidak, tidak, sebaiknya aku diamkan saja dia, tapi aku tidak bisa! Dia salah paham padaku! Tapi kenapa dia tidak mendengarkan ku!" batin freya berteriak marah
"tapi.... Kali ini aku akan memaksanya mendengarkan aku!" tekad freya sudah bulat
Freya berjalan keluar apartement nya, ia berjalan dengan sangat terburu buru, ia benar benar harus memberanikan diri,
Freya melajukan mobilnya dengan hati yang bimbang, ia merasa dirinya akan gagal untuk sekian kalinya tapi ini kesempatan terakhir untuknya sebelum semuanya benar benar hancur.
Sesampai di depan gerbang yang begitu besar, penjaga melihat siapa yang datang ternyata freya namun penjaga itu melarang freya masuk, freya tetap memaksa ia ngotot harua masuk dengan terpaksa sang penjaga membuka gerbang dan freya masuk dengan kesal.
Freya berjalan menekan bellnya beberapa kali cessa membukakan pintu tersebut, cessa begitu terkejut melihat freya yang ada di sana,
"nyo..nya freya" gugup cessa
"kenapa kau begitu gugup?" tanya freya pada cessa
"ta..tapi nyonya ada apa sangat malam kesini?" tanya cessa takut takut
"ada yang harus ku selesaikan, dimana megan?" tanya freya
"nona megan sedang tidur di kamarnya" jawab cessa
"tumben megan tidak tidur bersama sam?" freya semakin membuat cessa ketakutan
"tiii..tidak, megan sedang ingin tidur di kamarnya" cessa terus saja tergagap saat bicara dengan freya membuat freya curiga
"baiklah, aku harus menemui sam sekarang" freya berjalan menaiki tangga, cessa memberhentikan freya
"nyonya" panggil cessa membuat langkah kaki freya berhenti lalu menoleh, cessa menundukkan takut bercampur tidak enak jika mengatakannya
"ada apa cessa?" tanya freya
"ah tidak!" jawab cessa lalu ia pergi dengan terburu buru karena itu membuat hatinya merasa benar benar telah menghianati sesama wanita
Freya berjalan pelan menuju kamar sam, membuka nya ia heran kenapa tidak terkunci freya membukanya, saat ia melangkah masuk hal yang menyakitkan terjadi.
Paling menyakitkan dari apapun untuk kedua kalinya hal ini terjadi di depan matanya sendiri, ia terdiam mereka yang menikmati permainan itu seolah olah tidak ada siapapun di sana yang memperhatikan mereka
Sam yang membelakangi freya, ia membelai wajah lawan mainnya dengan lembut seolah olah permata yang mudah hancur harus berhati hati dalam menyentuhnya.
Kedua kali baginya melihat hal ini, dan ini yang benar benar mengiris hatinya, matanya tak bisa lagi memebendung air matanya, tangannya mengepal kuat memperhatikan dengan rasa amarah yang begitu besar, rasa ingin menghancurkan keduanya ada namun ia tahan dengan mengontrol tubuhnya yang tidak mau bekerja sama dengan otaknya.
Seketika sang wanita lawan main sam melihat kepintu ia melihat freya dengan aura kecemburuan yang begitu dalam, tatapan tajam freya membuat sang wanita tersentak menutupi tubuhnya sam tak menghiraukan siapa yang datang ia terbakar oleh nafsunya yang sudah ia tahan tahan.
"hei, apa yang kau lihat?" sam menangkup wajah sang wanita lalu menciumnya membuat freya berpikir akan meninggalkan kamar itu namun tubuhnya mati rasa kakinya tak ingin melangkah pergi
"ii..tu lihat lah kesana" ucap sang wanita berusaha menutupi tubuhnya dengan selimut yang tidaj tertutup sehelai kain pun
Sam menoleh kebelakang siapa pun yang mengganggunya tengah malam begini ia tidak akan mengampuni orang itu, saat ia melihat seseorang orang tidak asing lagi baginya membuat ia terkejut bukan main
Kenapa freya bisa ada disini, di tengah malam seperti ini, ini memalukan untuk sam kenapa ia harus datang di waktu yang tidak pas
"freya" gumam sam memanggil namanya freya tersadar dari lamunannya ia melangkah mundur menutup pintu dengan kasar, ia berlari menuru tangga ia benar benar sakit hati, sangat sakit ia mati rasa hatinya sekarang mati rasa.
"kenapa semuanya begitu rumit!" batin freya
Ia melihat cessa yang menatapnya cemas, ia tidak marah dengan cessa karena cessa berusaha memberitahu nya sebelum ia melihat itu sendiri namun ia tau sam, sam adalah orang bodoh.
Sam menyusul freya ia cepat memakai pakaiannya, memanggil manggil freya namun freya tidak peduli ia terus berlari memasuki mobilnya,
"freya!" panggil sam dari luar namun freya tidak peduli, freya menjalankan mobilnya meninggalkan sam yang berusaha berbicara pada dirinya
"semuanya sudah berakhir sam, akhirnya kau memberi ku jawaban, ternyata dia lah calon pengantin mu yang sebenarnya, ternyata aku salah, ku kira diriku" batin freya menangis pilu
Hari yang menyakitkan benar benar sakit untuknya, kenapa ia harus datang ketempat itu, dirinya lah yang bodoh kenapa masih mengharapkan sam yang tidak punya hati.
Freya tidak pulang ke apartemennya ia tau sam akan datang ke apartemennya jadi ia memilih pergi ke pinggir pantai, memnyewa kamar di villa besar, menenangkan dirinya mendengar ombak menghantam karang yang terus bertahan berdiri kokoh walaupun di hantam ombak sekuat apapun, sama seperti dirinya ia tetap berdiri kokoh namun ada kalanya karang itu hancur karena rapuh dengan ombak yang terus menghantamnya.
Dirinya bak layang layang yang di terbangkan sangat tinggi di ulur ulur terus hingga membuatnya terlihat kecil lalu saat ingin menggulung kembali layang layang itu putus di terbangkan angin dan lalu jatuh di tempat yang berbeda sedangkan dirinya di terbangkan begitu tinggi namun saat putus jatuh di tempat yang sama.
Freya menangis sejadi jadinya, ia berfikir akan pergi sejauh jauhnya, namun ia memikirkan megan yang masih kecil, sangat kasihan pada megan harus jadi korban atas kisah cintanya yang begitu rumit.
"namun ini bukan kisah cinta melainkan hanya sebuah obsesi!" gumam freya
Ponsel freya terus berbunyi, sam terus saja menelpon freya namun freya tidak peduli.
***
Sam yang sudah sampai di apartemen freya, ia masuk kedalam tidak ada siapapun, hening, sangat sunyi.
Sam mencari keseluruh ruangan namun freya tetap tidak ada, sam berusaha menelepon freya namun freya terus mengabaikannya malah freya mematikan ponselnya.
Sam mengacak rambutnya frustasi kenapa freya harus datang di jam tengah malam, biasanya ia tidak datang jam segitu,
Ia hanya ingin melampiaskan nafsunya pada orang lain agar ia tidak melampiaskan pada freya dan membuat freya sakit hati namun semuanya berantakan,
Dimana freya?, apakah freya akan menyakiti dirinya sendiri? Akankah freya berpaling lagi darinya? Mungkinkah freya akan menghilang lagi meninggalkan dirinya dan juga megan? Pikir sam membuat dirinya marah.
"percayalah freya jika kau menghilang untuk kedua kalinya, aku tidak akan memaafkan mu" batin sam menyeringai kejam
"dan aku sendiri akan membuatmu agar terpaksa tinggal bersamaku untuk selama lamanya" gumam sam yang memperhatikan foto freya terpampang di dinding kamar.
— Bald kommt ein neues Kapitel — Schreiben Sie eine Rezension