App herunterladen
85% HOT PAPA / Chapter 34: Sang Oma Menyukai Rachel?

Kapitel 34: Sang Oma Menyukai Rachel?

Rachel juga ikut berpamitan kepada pemilik acaranya, karena ia ingin pulang berbarengan bersama Logan dan juga anggota keluarganya. Mungkin dirinya tidak akan mendapatkan kesempatan untuk yang ke dua kalinya, bisa diantarkan pulang seperti saat ini.

"Sepertinya saya pernah melihat kamu sebelumnya, tapi saya lupa di mana?" Oma mencoba mengingat-ingat kembali, di mana pernah melihat wanita cantik yang saat ini duduk di sampingnya dan mereka satu mobil.

"Emm mungkin oma pernah melihat saya di jalan atau mungkin di mal, karena saya sering sekali nongkrong di sana sama temen-temen," ujar Rachel.

"Ah entahlah, semakin oma mencoba untuk mengingatnya kembali tapi tidak pernah bisa," keluh Oma.

"Oma, memang pernah melihatnya beberapa kali di televisi, dia itu seorang public figur yang sering sekali wara-wiri di dunia modeling dan juga entertainment," jelas Logan sembari fokus mengemudikan mobilnya menuju ke rumah.

"Ohya? Wahh pantesan oma pernah melihat kamu, tapi di mana? Ah ternyata oma melihat kamu di televisi, tidak pernah oma sangka sebelumnya bisa satu mobil dengan seorang artis," puji sang oma membuat Rachel tersenyum malu.

"Ah oma bisa saja, tidak ada yang spesial juga menjadi artis karena semua pekerjaan sama saja kok," ujar Rachel.

"Kamu cantik sekali, wajar kalau kamu bisa masuk ke dunia entertainment dengan paras kamu yang begitu mempesona. Cucu oma yang satu itu kalau mau jadi artis dari dulu juga bisa masuk ke dunia yang entertainment, tapi sayangnya dia tidak tertarik sama sekali dan lebih memilih berkecimpung di dunia bisnis," tunjuk sang oma kepada cucu pertamanya.

"Iya pastinya, semisal dia mau masuk ke dunia entertainment jadi model atau jadi pemain bintang film, pasti bakalan laku keras karena wajahnya yang tampan dan badannya juga proporsional. Banyak sekali sutradara sutradara yang menginginkan pemeran utama dengan ciri-ciri fisik seperti Logan, semoga suatu saat nanti dia mau berubah pikiran dan bersedia masuk ke dunia entertainment," ujar Rachel membuat Logan yang mendengarnya memutar bola matanya dengan malas.

"Apa kalian tidak ada pembahasan lain selain ghibahin orang?" cibir Logan.

"Kami bukan sedang menggibah, tapi kami ngomong apa adanya dan berdasarkan fakta. Kalau kamu tidak mau ikutan nimbrung pada pembicaraan kami, ya kamu jangan kebanyakan protes kamu diam saja dan fokus menyetir mobilnya," cibir balik Rachel membuat Logan mendengus kesal.

"Sudahlah kalian jangan bertengkar seperti itu, kasihan Andi nanti tidurnya jadi terbangun. Ngomong-ngomong kamu mau ikut mampir ke rumah kami atau langsung pulang ke rumah kamu?" tawar sang oma.

"Emm kayaknya aku mau langsung pulang ke rumah aja, soalnya ini sudah malam tidak enak kalau mampir ke rumah orang lain," ujar Rachel membuat sang oma mengangguk paham.

Andi memang langsung tertidur tak lama setelah memasuki mobil, anak laki-laki berusia lima tahun tersebut duduk di sampingnya sang oma, dengan memeluk guling kesayangannya yang selalu stay di dalam mobil.

"Andi, cakep banget deh. Pasti orang tuanya juga cakep," puji Rachel ke arah anak laki-laki yang tertidur dengan pulas.

"Ah kamu tahu dari mana kalau orang tuanya cakep? Bahkan oma saja belum pernah melihat papanya," celetuk sang oma membuat Logan melebarkan matanya.

"Maksudnya?" tanya Rachel yang bingung.

"Ekhem, sudah sampai rumah. Ayo aku gendong dulu si Andi," ujar Logan sembari membuka pintu mobilnya kemudian menggendong adik kesayangannya untuk memasuki rumah.

"Kamu beneran tidak mau mampir ke dalam dulu, mungkin kita bisa sambil ngobrol nanti akan oma buatkan teh hangat untuk menemani obrolan kita malam ini?" bujuk sang oma.

"Emm sepertinya lain kali saja oma, nanti kapan-kapan saya akan mampir kembali ke sini," ujar Rachel yang tidak enak, karena harus menolak tawaran dari wanita yang rambutnya sudah mulai memutih, namun masih terlihat cantik dan awet muda tersebut.

"Yasudah kalau begitu, beneran ya kamu jangan lupa mampir ke sini lagi. Jangan sungkan-sungkan apalagi malu kalau datang ke sini, Oma pamit mau masuk dulu kamu hati-hati di jalan," pamit sang oma sembari mencium pipi kanan dan pipi kirinya Rachel.

Tak lama kemudian Rachel melihat Logan keluar dari rumahnya, lalu masuk kembali ke dalam mobil untuk mengantarkannya pulang. Kini Rachel berpindah duduk menjadi di samping pengemudi, agar lebih mudah mengobrol dengan laki-laki tampan yang saat ini sedang melajukan mobilnya.

"Kamu baik sekali sih, mau mengantarkan aku pulang? Nanti sampai di rumahku kamu mampir dulu, ya?" pinta Rachel membuat Logan menolehkan kepalanya.

"Bukannya tadi kamu sendiri yang bilang, kalau ini sudah malam tidak enak kalau harus mampir ke rumah orang lain," sindir Logan membuat Rachel memutar bola matanya dengan malas.

"Aku tadi berbicara seperti itu karena aku tidak enak sama oma kamu, aku juga tidak enak nanti tiba-tiba istri kamu sudah ada di rumah dan melihat aku berkunjung malam-malam begini," ujar Rachel.

"Ya sudah kalau begitu sama saja, aku juga tidak enak berkunjung di rumah kamu apalagi di rumah kamu tidak ada siapapun. Aku hanya akan mengantarkan kamu pulang, setelah itu aku juga pulang ke rumahku sendiri karena aku mau langsung tidur." Logan tak mau terkena bujuk rayu wanita cantik di sampingnya, karena akan sangat berbahaya kalau mereka hanya berdua saja di dalam rumah, bisa saja setan menyelinap dan mencoba untuk menggoda mereka berdua, untuk melakukan sesuatu hal yang tidak pernah mereka duga sebelumnya.

Hanya membutuhkan waktu sekitar tiga puluh menit mereka sudah sampai di halaman rumahnya Rachel, namun si wanita pemilik rumah tersebut seperti enggan turun dari mobil.

"Kita sudah sampai di depan rumah kamu, tapi kenapa kamu tidak juga turun dari mobilku?" heran Logan.

"Kalau kamu tidak mau mampir ke rumahku, aku juga tidak mau turun dari mobil. Kalau kamu mau pulang lagi ke rumah ya sudah bawa aku juga," kekeuh Rachel membuat Logan menghembuskan nafas beratnya.

"Mau kamu apa sih sebenarnya?" kesal Logan.

"Aku ingin memiliki kamu," jawab Rachel membuat Logan terdiam.

"Hm sudah kuduga kamu tidak akan pernah bisa membalas apa yang aku ucapkan, entah kenapa aku memiliki perasaan yang salah terhadap suami orang. Padahal di luar sana masih banyak laki-laki yang single dan lebih mapan, tapi kenapa aku malah jatuh hatinya kepada kamu? Aku pengen banget punya laki-laki yang bisa jadi pacarku yang sesungguhnya, bukan pacarku yang pura-pura seperti saat ini. Apakah suatu saat nanti aku bisa memiliki kamu?" ujar Rachel membuat Logan menatap dalam mata indah wanita cantik di hadapannya.

JANGAN LUPA TINGGALKAN VOTE DAN COMENNYA YAKK, TERIMAKASIH


next chapter
Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C34
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen