Logan mengendarai mobilnya ditemani oleh adik dan juga omanya, mereka sedang dalam perjalanan menuju ke sebuah gedung di mana acara ulang tahun salah satu anak dari kliennya diselenggarakan di sana. Acara ulang tahun tersebut di selenggarakan dengan cukup mewah, terbukti dari banyaknya tamu-tamu yang diundang untuk menghadiri acara tersebut.
"Papa? Kira-kira nanti anak yang ulang tahun itu suka sama kado yang kita bawa enggak, ya? Nanti kalau dia tidak menyukainya, bagaimana?" keluh Andi sembari memangku kado yang akan diberikannya kepada si anak yang berulang tahun.
"Tidak mungkin kalau dia tidak menyukainya, dia pasti akan menerima semua kado yang dibawa oleh para tamu, tapi kalau dia tidak menyukainya ya tinggal kita bawa pulang lagi saja," ujar Logan sembari mengelus kepala adik kesayangannya.
"Ya mana mungkin kalau kadonya dibawa pulang? Orang isinya kan boneka Barbie, terus siapa yang bakal mainin boneka Barbie di rumah? Aku enggak mau," tolak Andi membuat Logan terkekeh.
"Kamu tidak perlu khawatir, nanti anaknya ulang tahun itu pasti akan dengan senang hati menerima kado dari para tamu, tidak mungkin kalau kadonya dikembalikan apalagi boneka Barbie yang kita beli harganya cukup mahal, sudahlah jangan berpikiran yang tidak-tidak. Nanti kamu di sana tidak boleh nakal apalagi bikin masalah, kamu boleh main dengan anak-anak yang ada di sana nantinya tapi tidak boleh sampai bikin kegaduhan," nasihat Logan yang diangguki oleh adik kesayangannya.
Tak berselang lama akhirnya mereka sampai juga di gedung yang dituju, sudah banyak sekali mobil-mobil yang berjajar di sana. Tentu saja mobil yang berjejeran di parkiran tersebut bukan sembarangan mobil, karena terlihat sekali dari merek-merek mobil yang begitu menyilaukan mata, sehingga membuat siapa saja yang melihatnya pasti akan langsung jatuh hati dengan mobil-mobil tersebut.
"Ayo kita masuk," ajak Logan sembari menggandeng tangan dua orang kesayangannya.
Sang oma tidak begitu menyukai tempat-tempat dengan ramai banyak orang, namun karena acara tersebut adalah acara ulang tahun anak-anak jadi rasanya tidak masalah untuk menghadirinya karena hanya sebentar.
"Pak Logan? Halo, selamat datang. Bagaimana kabar anda? Senang sekali rasanya dapat bertemu dengan anda kembali, saya tidak menyangka bahwa ada juga diundang ke acara ulang tahun di sini. Semoga lain kali kita dapat bekerjasama kembali," ujar salah satu kliennya beberapa tahun yang lalu.
"Kabar saya baik, saya juga senang sekali bisa kembali bertemu dengan anda. Iya, semoga lain kali kita dapat bekerja sama kembali, kalau begitu kami masuk dulu mau salaman sama si pemilik acaranya. Nanti kita lanjut mengobrol lagi," pamit Logan yang diangguki oleh mantan kliennya.
Logan menyapa beberapa kolega kerjanya yang juga hadir di sana, sedangkan sang oma memilih untuk menemani cucunya bermain bersama dengan anak-anak yang lainnya. Andi begitu senang, karena di dalam gedung tersebut ada beberapa mainan yang boleh dimainkan oleh anak-anak.
"Hai, nama kamu siapa? Nama aku Nastusha," sapa seorang anak perempuan yang cantik juga bermain di dalam gedung tersebut.
"Nama aku, Andi. Kamu datang ke sini sama siapa? Kalau aku sama mama dan papaku," ucapnya.
"Kalau aku sama papa dan juga omaku," jawab Andi.
"Terus mama kamu ke mana? Kenapa dia tidak menemani kamu ke acara ulang tahun ini?" tanyanya lagi.
"Mama? Emm aku tidak tahu dia di mana? Aku juga tidak pernah melihatnya sama sekali?" ujar Andi membuat anak perempuan tersebut merasa bingung.
"Jadi kamu tidak pernah melihat mama kamu sebelumnya?" tanyanya.
"Emm tidak pernah sih, di rumahku hanya ada papa dan juga oma," ucap Andi.
"Tapi di rumahku cuma ada mama dan papa, tapi aku tidak punya, Oma?" keluhnya.
"Ah berarti keluarga setiap orang mempunyai kekurangan dan kelebihannya masing-masing, tidak papa nanti kalau kamu butuh oma kamu bisa main ke rumah aku nanti akan aku kenalkan padanya," ujar Andi membuat si anak perempuan tersebut tersenyum.
"Jadi aku boleh kenalan sama oma kamu? Tadi kata kamu oma datang ke sini, juga? Kenapa tidak sekarang saja kamu kenalkan aku kepadanya?" pintanya membuat Andi menganggukkan kepalanya.
Andi menggandeng tangannya Nastusha, untuk menghampiri omanya yang duduk di salah satu sofa tidak jauh dari tempatnya bermain. Omanya terlihat sibuk mengambil foto dari ponselnya, mengabadikan momen disekitarnya yang jarang didapatkannya.
Mendapatkan teman baru adalah suatu kebahagiaan tersendiri untuk Andi, karena semakin banyak teman baru akan semakin senang juga dirinya karena punya banyak teman bermain.
Andi sedikit kepikiran dengan pertanyaan dari teman barunya tersebut, mengenai sosok yang dipanggil dengan sebutan mama namun tidak pernah ia lihat ataupun ditemuinya sebelumnya.
Acara ulang tahun tersebut tidak main-main bahkan pemiliknya rela merogoh kocek yang lumayan dalam, untuk mengundang salah satu artis ternama juga untuk menghadiri acara ulang tahun anak mereka.
"Wahhh sebuah kehormatan tersendiri, seorang artis terkenal seperti Rachel bersedia datang dan memenuhi undangan dari kami. Terima kasih karena sudah menyempatkan waktu untuk datang, mari silahkan masuk." Si pemilik acara langsung memberikan sambutan kepada tamu spesial malam ini.
Ketika Rachel sedang menyapa beberapa tamu undangan yang dikenalnya di sana, tidak sengaja matanya menangkap sosok laki-laki tampan berjas yang akhir-akhir ini mencuri perhatiannya. Entah kenapa mereka selalu dipertemukan di tempat-tempat yang tidak direncanakan sebelumnya, ketika dirinya hendak menganggap bahwa itu hanya sebuah kebetulan saja, tetapi di dunia ini tidak ada yang kebetulan karena semuanya sudah direncanakan dan diatur oleh sang maha pencipta.
"Aku samperin atau enggak, ya? Tapi dia lagi ngobrol sama teman-temannya?" bingung Rachel.
Namun begitu dirinya melihat ke sekitarnya, tidak ia melihat sosok wanita yang selalu bersama dengan laki-laki tampan tersebut.
"Apa dia tidak membawa istrinya?" heran Rachel kemudian memberanikan diri untuk menyapa Logan lebih dulu.
Logan yang sedang mengobrol bersama dengan beberapa koleganya, dikejutkan dengan seseorang yang sengaja menepuk pundaknya. Begitu dirinya membalikkan badannya, sontak matanya membulat melihat wanita yang ternyata masih menghantui pikirannya saat ini ada di depan matanya.
"Rachel?" terkejut Logan.
"Hai? Aku tidak menyangka bisa ketemu sama kamu di sini? Kalau tahu kamu juga datang ke sini, kita kan bisa datang barengan. Ngomong-ngomong kamu tampan sekali malam ini," puji Rachel membuat Logan sedikit salah tingkah dipuji oleh wanita cantik di hadapannya.
"Terima kasih, kamu juga cantik sekali malam ini," puji Logan membuat Rachel tersenyum mengangguk.
"Ngomong-ngomong di mana istri kamu? Apa dia tidak ikut? Kamu datang kesini sama siapa?" tanya Rachel sambil clingak-clinguk.
"Aku sama Andi dan juga omaku," jawab Logan membuat Rachel mengerutkan keningnya.
"Terus kenapa istri kamu tidak diajak?" heran Rachel membuat Logan bingung harus mencari alasan apa lagi.