"Rumah mu dimana, biar ku antar," ucap Nathan setelah ia membawa wanita itu untuk memasuki mobilnya yang terparkir di seberang jalan. Ah tidak, lebih tepatnya wanita asing itu lah yang membantunya untuk memasuki mobil milik pria itu, langkahnya yang kepayahan pun di bantu papah oleh sosok baru dalam pandangannya itu.
"Hei, kau tak apa, kan?"
"Menurut mu? Ishh…" balas Nathan yang setelahnya meringis kesakitan. Bantalan empuk di kursi mobilnya seperti tak membantu. Gerakan tangannya untuk menyalakan mobil seketika saja terhenti. Kepalanya di hempas ke sandaran dengan kedua matanya yang terpejam. Bibirnya masih saja meringis.
"Apakah aku yang sepenuhnya salah? Kau bisa saja menjadi pura-pura buta dan menancap mobil mu dengan kecepatan lebih tanpa harus mempedulikan wanita gila yang hendak bunuh diri seperti ku!"