Tanpa aba-aba, dan tidak ada pemberitahuan, Adit dan Maya sudah berada saja di depan pintu apartemen Putra. Anaknya itu masih dalam proses pemulihan. Di wajah masih meninggalkan bekas memar. Rasanya saat melihat kondisi Putra, Maya takkan tahan untuk tidak berteriak panik.
Pintu itu terbuka. Orangtua Putra sudah sangat tidak sabar bisa bertemu dengan anaknya. Padahal baru beberapa waktu lalu Putra pulang, namun entah kenapa Bunda Maya itu tiba-tiba mendadak menjadi rindu lagi pada anak sulungnya itu. Ia pun mendesak ingin ikut dengan Adit, yang memang sudah berencana akan pergi ke Ibu Kota.
Seiring dengan kagetnya Putra melihat wajah kedua orangtuanya yang berada di balik pintu yang terbuka, sejurus itu pula Maya berteriak, ia tidak bisa menerima wajah anaknya yang meninggalkan bekas pukulan itu.
"Kenapa lagi kamu, Bang? Siapa yang lakukan ini?"
Maya memaksa masuk dan seolah mendorong Putra ke dalam. Sementara Adit di belakang mendorong koper mereka, lalu menutup pintu.
KAk Liza sama Kak Tanti.... makasih banyak, tiap hari nggak absen ke bom Power Stone buat cerita Kinan dan Putra. I love you both..