Saat Farah mengangguk, Maya pun memilih untuk pergi dari sana.
Ia seolah jijik melihat Kinan.
"Sudah cukup ya, Kinan, mama harus balik ke kantor."
Maya belum jauh, karena itu Farah terdengar masih bersandiwara.
"Tolong katakan sama Bunda, kalau gue anaknya."
Tak disangka, Kinan memelas. Ia benar-benar tidak tahan dengan keadaan ini.
"Jangan dulu lah, mama masih mau jadi mama kamu, Nak."
Sakit sekali hati Kinan mendengar wanita ini berkata demikian.
"Tolong, Farah. Beritahu Bunda. Gue pengen pulang."
Kinan bahkan sudah bersimpuh di hadapan wanita jahat itu.
"Ah, jangan begini lah. Kamu nggak akan dapat apa-apa dengan melakukan ini segala. Ayo bangkit, nggak ada gunanya bersikap demikian. Belum saatnya, nanti aja, sampe gue puas."
Farah menarik bahu Kinan untuk berdiri.
Gadis itu pun ikut berdiri. Tubuhnya seolah tak ada lagi tenaga. Yang saat ini bisa ia lakukan, hanya mengikuti kemana alur hidup yang harus dilakoni.