Berkas perkara Kinan sudah hampir rampung dipersiapkan. Ia juga sudah ditanyai oleh petugas perihal aksi nekatnya menghilangkan nyawa seseorang. Kinan tak banyak kata, ia hanya menjawab sekenanya.
Seperti,
"Dia pantas dibunuh."
"Iya, memang saya yang melakukan semuanya."
"Hidupnya tak ada guna, hanya membuat orang lain menderita saja."
Dan tak ada curahan hati yang ia keluarkan pada petugas. Baginya, semua tak ada guna. Toh, tetap saja ia akan dipenjara dan di hukum. Lalu, gunanya membela diri untuk apa.
***
***
Dua hari berlalu, Aisyah ingin sekali bicara dengan Kinan. Entah mengapa, rasanya ia perlu bicara dengan sepupunya itu.
"Gas, udah nyambung ke Arman belum?"
Dan seperti biasa, gadis itu hanya mengandalkan Bagas untuk menghubungi siapa saja, termasuk Arman.
Bagas mengangguk, "Iya, ini nyambung."
Dan tak lama memang terdengar suara Arman menyahut di seberang sana.
{Siang, Ndan.}
"Semangat banget, Let."
Arman terdengar terkekeh di seberang sana.
Kinan, kamu yang sabar ya... semua akan terlewatkan juga kok.. aku sayang kamu, Nan.