App herunterladen
16.32% Harapan Masalalu / Chapter 8: Kepulangan Papa

Kapitel 8: Kepulangan Papa

2bulan berlalu.

Hari ini cuaca mendung,sejak pagi air hujan rintik-rintik membasahi dedaunan di halaman rumah.

Kyra duduk diteras rumah,2 bulan terlewat sejak kepulangan Papa.

Mama masih duduk di sofa,membolak balikkan setiap lembar album foto.

Memfokuskan mata nya ke satu titik,satu mata,satu orang yang bertahun-tahun hidup dengannya.

Sudah jam 10,hari masih gelap seolah matahari belum sama sekali terbit.

Cuaca yang tidak cukup baik di hari minggu.

Kyra memegang keong di tangannya,sudah sejak berapa lama dia tidak menemukan temannya.

Keong ini memiliki teman,dan temannya ada pada Sean.

Saat itu,samar terdengar suara mobil di halaman.

Tidak lama seseorang membuka pagar.

Kyra mengangkat matanya melihat orang itu,yah..tante Sinta datang.

Saat itu Papa masuk rumah sakit karena serangan jantung.

Karena serangan panik mendadak,Papa tidak bisa di selamatkan.

Tante Sinta yang mendengar kabar dari Mama,langsung datang saat sore tiba.

"Sayang.." sapa tante Sinta pada Kyra

"Tante" Kyra menjawab pelan

"Masuk yuk,mana Mama?" sembari memegang lenganku masuk,tante mencari Mama

Mama masih diam,airmata nya masih menetes beberapa kali.

Tiap saat dia melihat foto Papa,Mama menutup mulutnya dengan tangan.

Seolah-olah menahan sedih,tapi itu tak kunjung menghentikan airmata nya yang mengalir.

"Kak" panggil tante pada nya

Tante Sinta memeluk Mama dan Kyra bersamaan.

Getirnya,sakit kehilangan orang yang mereka sayangi.

Tante Sinta baru datang lagi setelah mengurus pekerjaan nya di Manado.

Dia memutuskan untuk tinggal bersama Kakak dan keponakannya.

Sejak kepergian Abang iparnya,Kakak yang sekaligus Mama dari keponakannya itu terpukul.

Bahkan perusahaan yang ditinggal Papa pun,mengalami kemerosotan,kerugian yang cukup besar.

Hampir jam 7.30 malam.

Tante memanggil Kyra mengajak makan malam.

Mama sudah duduk di kursi mengambilkan Kyra secentong nasi dan lauk.

Mama sudah tidak banyak bicara,tapi dia tetap memperhatikan anaknya.

"Kak.." Tante Sinta mencoba memulai percakapan malam itu

Mama menoleh,sambil menyuapkan nasi ke mulutnya.

"Sudah waktu nya" ucap Sinta pelan

Mama hanya mengangguk.

"Besok kita harus pindah,aku udah urus semua masalah rumah baru kita" ungkapnya

"Pindah tante?" Kyra sesaat kaget kenapa mereka harus pindah

"Iya,sayang..kita gak bisa tinggal disini lagi,karena rumah ini harus di jual" jawab Sinta

"Dijual?kenapa?" Kyrs menghentikan suapannya dan serius menatap Tante Sinta

"Uang kita udah gak cukup,untungnya masih ada tabungan buat kita beli rumah..Yah,gak lumayan besar..tapi lumayan nyaman buat kita ber3" tante Sinta memperjelas

"Kenapa tante?bukannya Papa punya perusahaan?uangnya kan ada disana?" tanya Kyra yang tidak mengerti

Mama hanya melihatnya,dan kemudian Sinta kembali melanjutkan.

"Sayang..nanti tante jelasin sama kamu ya,yang penting kamu sekolah aja dulu" ucap Sinta

Seolah tidak ingin mengerti,Kyra trus mencari jawaban.

"Tapi kenapa tante?kami udah lama tinggal disini,kenapa harus pindah?" ucap Kyra kesal

Bagaimana bisa dia meninggalkan rumah yang bertahun-tahun mereka tempati.

Rumah Papa,juga Sean..

Rumah disamping rumah Sean.

"Kyra..rumahnya bagus kok,kamu pasti bakal suka" ucap Sinta menenangkan

"Aku gak mau,tante..aku gak mau pindah" Kyra semakin tidak paham

Dia menaruh sendok di tangannya,alalu meninggalkan meja makan dan bergegas kekamar.

"Sean..Papa" desahnya pelan saat itu

Siang itu Mama dan tante Sinta mengepak pakaian,tidak ada barang yang di bawa.

Karena barang-barang dirumah sudah disita oleh Bank.

Kyra baru mengerti saat Mama nya menjelaskan pagi tadi.

Mereka hanya membawa beberapa bingkai dan foto,yang mana Kyra melihat kedua orangtua nya dan Sean sedang berpiknik.

"Ayo,cepat" tante Sinta membuyarkan lamunan

Perlahan seakan enggan,Kyrs memperhatikan sekeliling rumah.

Saat keluar,dia melihat rumah Sean.

Kenangan yang indah pada masa nya.

Sekali lagi dia menoleh,seolah masih beberapa tahun yang lalu.

Ayah dan Papa yang duduk di ayunan bersama mereka.

Perlahan airmata nya menetes.

Ada yang tidak bisa diubah,yang terjadi sudah terjadi.

Meski berusaha kamu memutar,semua hal yang terjadi itu sebuah takdir.

Sebuah proses yang memang harus di lalui.

Tante sinta mendekatinya.

"Ayo,sayang.." rangkulnya pada Kyra

Mama sudah dimobil,Kyra memasuki mobil dan duduk di kursi belakang.

Dia pandangi kursi taman yang terlihat dipenuhi daun-daun kering pohon apel di atasnya.

Kyra ingat duduk disana saat itu,seorang anak kecil melempari nya pasir.

Dia tertawa dalam hati.

Indah bukan?

"Sean" ucapnya pelan

"Aku merindukanmu" desahnya dalam hati

*Ucap syukur pada Allah swt dan terima kasih untuk para readers yang masih setia hingga saat ini.Jangan lupa vote,star & coment yah..seluruh kritikan dan masukan akan sangat mendukung* ❤😊🙏


next chapter
Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C8
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen