Ngomong biasa=" "
Berbisik= ' '
Berpikir= < >
____________________________________
(POV Pertama)
Aku membuka mataku melihat sekeliling, yah sekarang aku sedang berada di dalam bus, kemana aku akan pergi?... Koudo Ikusei High School itu adalah sekolah yang akan ku masuki, itu adalah sekolah dengan pendidikan terbaik di Jepang. Tapi pertama tama bagaimana aku bisa se tidak sopan ini, ehm- nama ku adalah Ren Takahashi, aku memiliki rambut berwarna putih dan mata berwarna biru dan untuk tinggi ku. Tinggi ku adalah 5,8 kaki atau sekitar 176cm dan untuk tubuhku, yah mereka terlatih sampai aku mempunyai otot perut yang six pack.
(Foto MC di komen ini)
Wanita: "Bukankah kau seharusnya memberikan tempat duduk mu itu?"
Suara seorang wanita mengganggu monolog ku sebelum aku bisa menyelesaikannya, ketika aku melihat ke sumber suara itu aku melihat seorang wanita berjas dan wanita tua berdiri didepan pria tinggi berambut pirang. Dan dia juga memakai pakaian yang sama denganku.
Pria: "Kenapa aku harus memberikan tempat dudukku kepada wanita tua ini? Aku tidak punya alasan untuk melakukannya"
Dia berbicara dengan suara yang sama sekali tidak tertarik.
Wanita: "Bukankah memang sudah seharusnya kau memberikan tempat duduk prioritas kepada orang yang sudah tua"
Pemuda: "Aku tidak mengerti. Tempat duduk prioritas hanyalah sebuah, dan tidak ada kebijakan yang mengatakan bahwa aku harus memberikan tempat dudukku"
Wanita: "Apa?!"
Wanita berjas itu berbicara marah. Kelihatannya pria pirang itu akan berkata sesuatu sebelum seorang gadis yang berpakaian sama sepertiku menyelanya.
Gadis: "permisi, bukankah kau kasar, seharusnya kau memberikan tempat duduk itu"
Ketika pemuda pirang itu melihat ini dia tersenyum dan berkata.
Pemuda: "Oh~ jadi sekarang seorang gadis cantik menghampiri ku. Tapi tetap saja meskipun kau seorang gadis yang cantik aku tidak akan mengubah keputusan ku"
Gadis: "Tapi-"
Wanita tua: "Tidak apa-apa nak kau tidak perlu khawatir"
Wanita tua mencoba menenangkan dia, dia hanya mengalah tidak ingin masalah berlanjut semakin buruk. Ketika gadis itu mendengar kata dari wanita tua itu dia melihat kearah semua penumpang.
Gadis: "Kumohon bisakah seseorang memberikan tempat duduknya?"
Ketika orang-orang mendengar mereka hanya diam. Yah ini adalah reaksi normal yang ditunjukkan oleh masyarakat.
Wanita Random: "Kau bisa mengambil punyaku"
Seorang wanita memberikan tempat duduknya kepada wanita tua itu.
Gadis: "Terima kasih"
Dan untukku aku melihat sekeliling, melihat ke kanan aku melihat seorang gadis yang berkisar seumuran denganku dia juga memakai seragam yang sama, dia hanya mengabaikan hal ini dan bahkan sama sekali terlihat tidak tertarik dengan hal ini.
Ren: <Yah, dia juga lumayan imut>
Dia mempunyai wajah cantik yang bisa melelehkan banyak laki-laki, tubuhnya juga itu bisa disebut bagus apalagi untuk seorang remaja, ranbut hitam yang panjang dan payudaranya yang berukuran D. Dan ketika aku terlalu lama mengamati tubuhnya dia melihat kearah ku, dengan wajah kebingungan dan pertanyaan. Yah, aku hanya memberikan dia kedipan mata dan senyuman. Wajahnya memerah dia memalingkan wajahnya dariku dan itu tidak lepas dari pandangan ku.
Ren: <Heh~ Dia lebih imut ketika wajahnya memerah, kelihatannya pesonaku lebih tinggi dari apa yang kupikirkan>
Yah, aku mencoba lebih tegas dengan mendekai gadis yang duduk di sebelahku, dan berbisik di telinganya.
Ren: "Katakan~, siapa namamu gadis imut? Aku tertarik dengan mu"
Aku berbisik membuat suaraku lebih seksi dan lembut. Dan seperti yang kuduga wajahnya lebih merah dari sebelumnya, nafasnya mulai menjadi lebih berat.
Ren: '*Mengehela nafas* aku benar-benar ingin mengklaimnya huh? ini sama dengan yang kurasakan dulu kepada gadis itu. Yah, tapi aku tidak akan mundur'
(POV Si Gadis)
Gadis: <Huh?! tunggu... ke-kenapa?... kenapa aku malah malu?... a-aku tahu dia memang tipeku?... t-tapi?... kenapa?... kenapa aku tidak bisa tenang?!>
(POV Pertama)
Ren: "Yah, kelihatannya aku sedikit tidak sopan tidak memperkenalkan diriku"
Aku menjauhkan wajah ku dari telinganya dan menatap gadis itu langsung ke matanya, dan mengulurkan tanganku.
Ren: "Perkenalkan namaku adalah Takahashi Ren, dan sekarang bisakah aku mengetahui namamu?"
Gadis: "*Menghela nafas* Kenapa aku harus memberi tahu mu? Tidak ada alasan untukku melakukannya"
Dia berbicara dengan nada yang tidak tertarik dan bahkan mengabaikan tanganku, aku menarik kembali tanganku.
Ren: <Ohh~ Kau ingin bermain sulit huh~ yah, aku akan meladeni mu>
Ren: "Bukankah kasar jika kau tidak memberitahukan nama mu kepada calon suamimu~"
Aku berbicara dengan nada menggoda.
Gadis: "A-apa?! apa yang kau maksud dengan calon suami?!"
Ren: "Heh~ Jangan pura pura tidak tahu, kau seharusnya tahu apa maksudku~"
Yah semenjak aku menggoda gadis ini beberapa orang mulai memalingkan perhatiannya kemari, kebanyakan dari mereka adalah para remaja yang memakai seragam yang sama denganku, aku bahkan bisa merasakan emosi negatif yang mereka pancarkan kepadaku. Yah, aku juga tidak terlalu peduli, lagipula ada mangsa di depanku, tidak mungkin aku akan melepaskannya.
Ren: "Katakan"
Gadis: "Apa?!"
Meskipun dia berbicara dengan nada yang tegas dan memasang wajah yang kesal, aku masih bisa melihat sedikit rona merah di pipinya.
Ren: <Sekarang aku semakin yakin aku tidak akan menyia-nyiakan yang satu ini> "Bagaimana kalau kita membuat taruhan?"
Gadis: "Taruhan?!"
Ren: "Ya, jika kita berada di kelas yang sama maka kau harus menjadi pacarku, tapi jika kita tidak berada dalam kelas yang berbeda aku akan akan menjadi bawahan mu selama 6 bulan. Jadi bagaimana dengan itu apakah kau setuju?"
Dia memasang wajah yang wajah yang rumit, sepertinya dia masih bingung. Setelah beberapa detik dia melihat kearah ku dan memiliki wajah yang tegas seperti sudah yakin akan keputusannya.
Gadis: "Baiklah, aku setuju. Tapi, aku tidak tahu apakah kau akan curang"
Dia berbicara sambil menatapku dengan curiga.
Ren: "Kalau begitu. Aku Takahashi Ren berjanji dengan segenap kehormatan yang ku miliki aku tidak akan berbuat curang dalan taruhan ini. Apakah itu sudah cukup"
Gadis: "Bagaimana aku tahu kau tidak akan melanggarnya?!"
Ren: "Yah, aku tidak akan melanggar janji yang ku buat dengan calon istrku~"
Gadis: "Bisakah kau berhenti mengatakan hal seperti itu"
Sekarang dia bukan lagi bertanya tapi lebih seperti menuntut. Tapi meskipun begitu aku masih bisa melihat sedikit rona merah di wajahnya dengan ekspresi yang yang tegas. Dab yah aku tidak akan pernah mundur.
Ren: "Tidak akan"
Aku berkata dengan tegas, dia terus menatapku seperti melihat apakah aku akan mundur atau tidak. Dia hanya menghela nafas setelah mengerti aku tidak akan mundur.
Gadis: "Baiklah kalau begitu. Tapi, aku ingin kau menjadi bawahan ku untuk 1 tahun"
Ren: "Tidak bisa. Jika kau mau itu hanya akan menjadi 7 bulan"
Gadis: "10 bulan"
Ren: "8 bulan"
Gadis: "Tch, baiklah 9 bulan bagaimana dengan itu?"
Ren: "Hmm... Baiklah itu tidak terlalu buruk. Kalau begitu kita sepakat kan?"
Aku menjawab dia sambil mengulurkan tanganku untuk berjabat tangan, dia juga mengulurkan tangannya menjabat tanganku.
Ren: "Yah sebelumnya, apakah sekarang aku bisa mengetahui nama mu"
Gadis: 'Yah aku juga tidak akan rugi' "Namaku adalah Suzune, Horikita Suzune"
(TimeSkip)
Ren: "Aku menang loh, Su-zu-ne~"
Aku berbicara kepada Suzune yang duduk di sampingku, ketika dia tahu bahwa kita satu kelas dia tidak bisa diam dan terus protes menuduhku berbuat curang, sekarang kita sudah berada di kelas. Dan yah ngomong-ngomong tempat dudukku berada di paling belakang dekat jendela dan yah untuk Suzune, tempat duduknya berada tepat di sampingku.
Suzune: "Tch, bersyukurlah kau bisa berpacaran denganku"
Meskipun dia memasang sikap yang tegas, tapi aku tahu apa yang dia pikirkan.
Ren: "Kau tahu Suzune, aku tahu apa yang kau pikirkan~"
Suzune: "Huh?!"
Dia memiliki ekspresi bingung diwajahnya, sepertinya bingung dengan apa yang ku maksud.
Ren: " 'Yah jika aku menerima taruhan ini dan menang aku akan punya anak anjing loyal yang akan menuruti semua perintahku. Tapi, jika aku kalah... Yah mungkin kalau dia, itu tidak akan terlalu buruk', bukankah itu yang kau pikirkan sebelumnya di bus, Su-zu-ne~"
Ketika dia mendengar pernyataan yang kubuat, dia membeku terkejut dengan apa yang dia dengar dan rona merah mulai muncul diwajahnya.
Suzune: "Apa?! Aku-"
Sebelum dia bisa menyelesaikan kata-katanya bel pertama berbunyi. Pada saat itu juga, seorang wanita masuk ke dalam kelas. Dia mengenakan setelan jas dan fitur halus. Dia memiliki rambut cokelat panjang yang diikat menjadi ekor kuda.
Wanita: "Ehem. Selamat pagi murid-murid. Saya instruktur untuk kelas D. Nama saya Chabashira Sae. Saya biasanya mengajar sejarah Jepang. Namun, di sekolah ini, kami tidak mengubah ruang kelas untuk setiap kelas. Selama tiga tahun ke depan, saya akan bertindak sebagai wali kelas kaian, jadi saya berharap dapat mengenal kalian semua. Senang berkenalan dengan kalian. Upacara penerimaan akan diadakan di gimnasium satu jam dari sekarang, tetapi pertama-tama, saya akan membagikan materi tertulis dengan informasi tentang peraturan khusus sekolah ini. Saya juga akan membagikan panduan penerimaan."
Dari depan, selebaran dibagikan.
Di sekolah ini, ada aturan khusus yang membuatnya berbeda dari setiap SMA lainnya. Semua siswa diwajibkan untuk tinggal di kampus, dan dilarang menghubungi siapa pun di luar sekolah.
Bahkan menghubungi keluarga dekat tidak mungkin tanpa izin dari sekolah.
Meninggalkan halaman sekolah juga dilarang.
Namun, ada juga banyak fasilitas lain sehingga siswa tidak menderita karena dibatasi. Ada karaoke, ruang teater, kafe, dan bahkan butik—bisa dibilang kota kecil. Dan di tengah kota besar, kampus besar itu menempati lebih dari 600.000 meter persegi.
Namun, ada satu lagi ciri khusus dari sekolah ini. Pengenalan sistem S.
Chabashira: "Sekarang saya akan membagikan kartu pelajar. Dengan kartu ini, kalian dapat membeli apa saja dari toko dan fasilitas di sekitar kampus. Ini bekerja seperti kartu kredit. Namun, berhati-hatilah dengan berapa banyak poin yang kalian gunakan. Tidak ada yang tidak bisa kamu beli di sekolah. Jika ada sesuatu di halaman sekolah, itu bisa dibeli."
Ren: <apapun, huh?>
Chabashira: "Kartu pelajar dapat digunakan dengan menggeseknya di mesin.
Menggunakan mesin ini sangat mudah, jadi kalian tidak akan mengalami masalah dengannya. Poin akan secara otomatis dikreditkan pada hari pertama setiap bulan.
Setiap orang seharusnya sudah memiliki 100.000 poin di kartu mereka. Juga, 1 poin bernilai 1 yen. Penjelasan lebih lanjut tidak diperlukan."
Kelas penuh dengan teriakan dan suara kebahagiaan mendengar jumlah poin yang mereka terima. Tetapi kembali ke jumlah poin semua siswa di sekolah ini mendapat 100.000 point tiap bulan. Aku tahu ini didukung oleh pemerintah Jepang tetapi, 100.000 yen masih merupakan jumlah uang yang besar untuk diberikan kepada seorang siswa. Terutama untuk siswa di usia kita.
Chabashira: "Apakah kalian terkejut dengan jumlah poin yang diberikan? Sekolah ini mengukur kemampuan siswa. Semua orang di sini, yang lulus ujian masuk, telah menunjukkan beberapa tingkat nilai dan potensi. Jumlah uang yang kalian terima adalah cerminan dari nilai kalian."
Setelah mengatakan itu dia meninggalkan kelas. Aku tahu mereka tidak akan hanya memberi kita para remaja sejumlah besar uang begitu saja.
Suzune: "Sekolah ini terlalu lunak, bukan?"
Ren: "Bahkan terlalu lunak, menurutku."
Suzune: "Ya, hampir menakutkan bahwa sekolah memberi kita perlakuan yang begitu baik."
Ren: "Yah, jika sesuatu yang buruk terjadi, aku akan berada disisimu."
Aku melihat di langsung ke matanya sambil menyeringai. Meskipun dia memasang wajah yang tegas, aku masih bisa melihat rona merah di pipinya.
Suzune: "Ti-tidak perlu, aku bisa menjaga diriku sendiri."
Dia juga berbicara dengan nada yang tegas, meskipun aku masih bisa mendengar suaranya yang sedikit gemetar. Perhatianku teralihkan ketika seseorang berbicara.
Murid laki-laki: "Semuanya, bisakah kalian mendengarkanku sebentar.
Seorang siswa yang memiliki aura seseorang yang kemungkinan besar akan memimpin kelas, mengangkat tangannya."
Murid laki-laki: "Mulai hari ini, kita akan berada di kelas yang sama selama tiga tahun ke depan. Jadi, alangkah baiknya jika kita semua bisa memperkenalkan diri dan menjadi teman. Kita masih punya waktu sampai upacara masuk, jadi bagaimana menurut kalian?"
Beberapa orang mulai setuju dengan apa yg dia katakan.
Murid laki-laki: "Nama ku Hirata Yousuke.
Karena aku sering dipanggil dengan nama depanku, Yousuke, di sekolah menengah, jangan ragu untuk menggunakan nama depanku. Dan juga aku suka semua olahraga, khususnya sepak bola, dan juga berencana untuk bermain sepak bola di sekolah ini. Tolong jaga aku."
Nah dari perkenalan itu Anda baru saja mencetak satu lubang di hati mayoritas perempuan di kelas ini. Lalu aku melirik Suzune.
Ren: <Yah, Meskipun dia berbeda>
Hirata: "Kalau begitu, aku ingin semua orang memperkenalkan diri, siapa yang ingin menjadi yang berikutnya?"
Murid perempuan: "Aku selanjutnya."
Itu adalah gadis yang sama dengan gadis membantu wanita tua sebelumnya.
Gadis di bus: "Nama ku Kushida Kikyou, dan karena tidak ada temanku dari sekolah menengah yang datang ke sekolah ini, aku ingin mengenal semua orang dan menjadi teman!"
Ketika aku mendengar perkenalannya, aku cukup skeptis dengan sikapnya. Aku tahu ketika seseorang berakting di depanku.
Kushida: "Pertama-tama, aku ingin berteman dengan semua orang di sini. Setelah kalian semua selesai dengan perkenalan kalian, silakan bertukar informasi kontak dengan saya!"
Siswa laki-laki lainnya memiliki mata yang menyala dengan tekad. Aku menyimpulkan bahwa kemungkinan besar mereka ingin berada dalam hubungan dengan dia.
Kushida: "Kalau begitu, saat liburan atau sepulang sekolah, aku ingin membuat kenangan dengan banyak orang, jadi tolong undang aku ke banyak acara. Aku sudah berbicara cukup lama, jadi aku akan mengakhiri perkenalan diriku di sini."
Sekarang setelah dia membuat pernyataan seperti itu, aku semakin yakin dengan intuisi.
Hirata: "Siapa lagi."
Kemudian seorang pria berdiri.
Yamauchi: "Aku Yamauchi Haruki. Di sekolah dasar, aku bermain tenis meja di tingkat nasional, kemudian menjadi jagoan klub baseball di sekolah menengah. Aku memiliki seragam nomor 4. Tapi karena aku cedera saat Inter High baru-baru ini, jadi aku sedang dalam rehabilitasi. Senang bertemu dengan kalian!"
Sekarang kau hanya ingin membuatku tertawa, benar-benar pesaing kejuaraan Inter High. Ini adalah kompetisi olahraga nasional yang bodoh dan aku menonton setiap pertandingan dari acara olahraga itu. Aku tidak pernah mendengar namamu di salah satu daftar tim dan acara hanya memungkinkan siswa SMA untuk bersaing. Bukan SMP.
Bagaimanapun, anak laki-laki lain telah melangkah ke atas ring untuk mencapai reputasi yang baik.
Ike: "Sekarang giliranku! Nama ku Ike Kanji.
Aku suka perempuan dan aku benci laki-laki cantik. saat ini aku sedang mencari pacar baru. Senang bertemu dengan mu! Lebih baik lagi jika kau imut atau cantik!"
(Mp= Murid perempuan | Ml= Murid laki-laki)
Mp: "Wow, kau keren sekali Ike-kun"
Mp2: "Oh, wow. Dia sangat lucu, kan, semuanya? Dia sedang mencari pacar!"
Setelah mendengar itu setiap gadis mulai tertawa.
Ike: S-serius? Oh kawan. Maksudku, kupikir aku tidak buruk atau apa, tapi... heh heh.
.. Serius? Apakah dia benar-benar merona? Ya Tuhan.
*Menghela nafas*
Aku benar-benar sudah tidak paham dengan dia.
Lalu pria yang sebelumnya terlibat cekcok di bus berbicara.
Pria di bus: "Aku selanjutnya. Nama ku Kõenji Rokusuke. Menjadi satu-satunya pewaris
Konglomerat Kõenji, aku adalah seorang pria yang akan bertanggung jawab atas masyarakat Jepang dalam waktu dekat. Senang bertemu denganmu, nona-nona."
Aku perhatikan bahwa beberapa teman sekelas ku yang ber gender perempuan menatapnya dengan mata berkilauan. Aku cukup yakin bahwa mereka memandangnya seperti itu karena kekayaannya.
Ml2: "Huh, apakah kita sekelompok anak kecil atau apa? Aku tidak perlu memperkenalkan diriku . Orang yang ingin melakukan itu dapat melanjutkan. Jangan libatkan aku.
Yah di setiap kelas pasti selalu ada pembuat masalah. Dan kurasa dia lah yang akan menjadi pembuat masalah itu.
Hirata meminta maaf, tapi dia beralasan berbicara kepada murid itu bahwa lebih baik agar saling mengenal.
Hal ini membuat Hirata lah seperti yang bersalah disini, dan membuat beberapa murid perempuan yang bernafsu membela Hirata dan mulai membentak Murid laki-laki itu.
Ml2: "Terserah. Aku tidak peduli. Aku datang kesini bukan untuk berteman."
Dia berdiri dari tempat duduknya dan keluar dari kelas.
Beberapa murid yang sedang dalam mood yang buruk juga mulai keluar.
Dan aku juga memperhatikan Suzune mulai berdiri sambil membawa tasnya dan keluar dari kelas. Aku yang melihat itu juga mulai mengikutinya. Bukankah kasar jika aku mengabaikannya pada hari pertama kita menjalin hubungan.
Segera, aku menyusulnya.
Ren: "Heh~ Kau bukan orang yang bersosialisasi, huh. Suzune~"
Suzune: "Tentu. Tidak ada untungnya memperkenalkan diriku kepada mereka."
Ren: "Itu tidak baik, kau tahu."
Suzune: "Kau berpihak pada mereka. Baiklah, kalau begitu."
Ya, dia marah, itu sudah jelas. Wajar saja jika dia marah, aku bisa mengerti itu.
Tapi... Apakah itu kecemburuan yang aku dengar?
Heh~ Dia lebih imut ketika dia malu ataupun cemburu seperti sekarang.
Lalu secara tiba-tiba aku mendorong dia Kedinding mengejutkan dia, matanya melebar karena terkejut. Tapi, meskipun begitu rona merah muncul di wajahnya.
Suzune: "Haa!! Apa yang-"
Sebelum dia menyelesaikan kata-katanya, aku menciumnya membuat dia diam.
Suzune: "Mmmnh!"
Dia mencoba melawan dengan mendorongku tapi, dengan kekuatanku yang lebih besar usahanya sia-sia.
Aku menjilat bibir bawahnya meminta izin untuk menulusuri mulutnya. Pertama-tama dia menolaknya tapi, setelah beberapa saat dia menyerah kepada kenikmatan dari ciumanku dan mengizinkanku menulusuri setiap inci dari mulutnya.
Setelah berciuman sekitar 2 menit, aku menarik bibirku untuk mengambil nafas dan memberikannya waktu juga untuk bernafas. Terlihat seutas air liur membentuk jembatan antara bibir kami, karena ciuman yang kami lakukan.
Nafasku terengah-engah juga untuk dia.
(POV Suzune)
Aku terkejut ketika dia menjepit ku Kedinding, aku sedikit marah dengan tindakannya meskipun entah kenapa aku merasa detak jantungku semakin cepat ketika melihat wajahnya yang hanya sekitar 5 inci dari wajahku.
Dan aku lebih terkejut ketika dia mencium ku, aku mencoba mendorongnya tapi itu sia-sia. Tapi, entah kenapa aku merasakan perasaan yang aneh ketika dia mencium ku lebih lama.
Rasanya seperti aku ingin dia lebih mencium ku, bahkan saat dia memasukkan lidahnya ke dalam mulutku, perasaan aneh yang kurasakan semakin kuat dan tubuhku juga semakin panas.
Yang lebih aneh lagi ketika dia memisahkan bibirnya dariku aku merasa sedikit kecewa. Meskipun aku tahu kami butuh mengambil nafas, tetap saja aku masih merasa kecewa.
Suzune: <Perasaan aneh apa ini... Cara dia menciumku... i-itu... dan ketika dia menarik bibirnya... kenapa aku merasa kecewa...>
Aku tidak tahu lagi dengan hal ini, aku hanya membiarkan perasaan yang aneh ini mengambil alih pikiranku.
Dan sekarang, hanya ada satu hal yang ku inginkan.
Aku ingin lebih, aku ingin dia mencium ku lebih banyak, lebih bergairah, dan lebih dalam.
Lalu aku melingkarkan kedua lenganku di lehernya, melihatnya langsung kearah matanya dan berkata.
(POV Pertama)
Suzune: "Kau harus mengambil tanggung jawab, Takahashi-kun."
Dia berkata dengan wajah yang memerah, nafasnya terengah-engah meskipun dia sudah mengambil nafas sebelumnya. Dia melihat kearah mataku dengan tatapan bingung, tertarik, dan... apakah itu cinta? Itu berbeda dari nafsu, aku tidak tahu karena yang sering kurasakan adalah tatapan nafsu dari para gadis asing.
Ren: "Kekeke~ Kau akhirnya menerimaku, huh~"
Wajahnya semakin memerah, bahkan lebih merah dari sebelumnya.
Ren: "D-diam saja dan cium aku!!"
Alih-alih menjawabnya, aku hanya melakukan apa yang dia katakan. Aku memeluk pinggangnya menarik dia lebih dekat kepadaku, tubuh kita saling bersentuhan.
Dan Berbeda dari sebelumnya ketika aku memasukkan lidahku kedalam mulutnya dia tidak diam saja, dia mencoba melawanku dalam dominasi dengan lidahnya. Tapi, karena kurangnya pengalaman dia kalah dan membiarkanku mencicipi setiap inci dari mulutnya lagi. Ketika kita berciuman dia mengerang dalam kenikmatan, aku menurunkan tanganku dan meremas pantatnya, dia sedikit terkejut tapi tidak mengeluh dengan hal ini.
Setelah berciuman dengan penuh gairah selama kurang lebih 3 menit aku menarik kembali bibirku. Aku bisa melihat ada sedikit kekecewaan di matanya tapi, itu hampir tertutupi dengan tatapan yang penuh cinta di matanya.
Suzune: "Kenapa kau menarik bibirmu... Ren?"
Dia bertanya dengan bingung. Aku juga menyadari dia memanggil nama depanku sekarang.
Ren: "Orang-orang akan melihat kita jika kita melanjutkannya. Ataukah, Kau lebih suka ketika orang lain melihat kita berciuman~ Kekeke, Betapa mesumnya dirimu~"
Aku berkata dengan nada menggoda. Menampar pantatnya, tubuhnya tersentak karena terkejut.
Suzune: "Eep!!"
Sejujurnya aku tidak memiliki masalah jika orang lain melihat kita berciuman atau melakukan hal intim lainnya.
Tentu, kecuali seks. Jika aku malah senang ketika orang lain khususnya laki-laki melihatku berhubungan seks dengan gadisku, itu tandanya aku tidak normal.
Yah tapi, jika itu adalah wanita entah kenapa aku merasa aku tidak akan mempermasalahkan nya. Terlebih lagi jika wanita itu adalah mangsa ku.
Tapi, aku tidak tahu tentang Suzune, dia nyaman-nyaman saja atau tidak nyaman ketika orang lain melihat kita melakukan hal intim seperti berciuman atau hal lainnya.
Suzune: "Aku tidak mesum! Kaulah yang mesum!!"
Dia berbicara dengan nada yang lebih tinggi, tapi tidak ada tanda-tanda kemarahan dari nadanya.
Aku hanya terkekeh dengan respon dan eskpresi yang dia tunjukkan.
Ketika dia melihatku terkekeh dia semakin kesal, hal itu jelas terpampang di wajahnya. Secara tiba-tiba dia memelukku, membenamkan kepalanya di dadaku. Kelihatannya dia tidak ingin aku melihat wajahnya.
Suzune: "Hmph! BakaRen!!"
Aku membalas pelukannya, menepuk kepalanya mengusap rambutnya dengan tangan kananku.
Aku tahu aku bukan Esper atau pun orang yang mempunyai kekuatan super tapi, aku bisa merasakan dia sedang tersenyum sekarang. Dia memelukku lebih erat seperti koala kecuali, dia tidak menggunakan kakinya.
Setelah beberapa saat kita menikmati waktu kita berdua, aku memutuskan untuk berbicara.
Ren: "Yah, sebaiknya kita lanjutkan ini nanti. Sebentar lagi upacara penerimaan akan dimulai."
Aku berkata sambil tersenyum dengan tulus, melepaskan pelukanku.
Ketika dia merasakan aku melepaskan pelukanku dan mendengar apa yang kukatakan, dia juga melepaskan pelukanku dan sedikit mundur.
Suzune: "Ok. Ini bukan seperti aku menyukainya juga."
Aku yang mendengar responnya hanya terkekeh.
Ren: "Terserah apa katamu, Tsundere~"
Aku berkata dengan nada menggoda sambil mengacak-acak rambutnya, dia hanya cemberut dengan apa yang kulakukan.
Suzune: "Hmph!"
Ren: <Heh~ Sungguh imut.>
(TimeSkip)
Aku dan Suzune sekarang berada di tempat upacara penerimaan. Aku melihat sekeliling meskipun sudah banyak murid yang berkumpul disini, karena sebentar lagi upacara penerimaan akan segera dimulai.
Tapi, sebelum aku akan berbicara kepada Suzune seseorang memotong ku terlebih dahulu.
Suara Gadis: "Fufufu~ Sungguh kebetulan yang mengerikan kita bertemu disini, My King~"
-3438 Kata-
— Bald kommt ein neues Kapitel — Schreiben Sie eine Rezension