Piya tertidur di samping Guci. Rasa takutnya di perkosa oleh para pemuda mengalahkan rasa takutnya terhadap goa tengkorak yang terkenal angker ini.
Pagi menjelang terang. Sinar matahari menyengat sebagian kuliltnya yang terluka. Piya terkejut di belakang goa tempatnya bersembunyi terdapat sebuah danau yang indah. Piya berjalan hati-hati, tapi malah tersandung hingga menggulingkan guci besar dan menjatuhkannya ke danau.
Piya mengejar guci itu, seseorang berteriak minta tolong dari dalam guci. Ada orang di sana! Piya berusaha mengeluarkan seseorang yang berada di guci. Seorang pemuda muncul dari dalam guci yang jatuh di sungai. Wajahnya sangat kotor. Piya ketakutan. Jangan-jangan dia salah satu pemuda yang berusaha memperkosanya. Piya lari kembali menuju goa, tetapi pemuda itu menarik kakinya dan menariknya ke dalam danau. Piya tenggelam ke danau. Piya tidak bisa berenang. Pemuda itu menolongnya dan membawanya ke tepi danau.
Pemuda memberikan pertolongan pertama untuk korban tenggelam. Plak! Piya menamparnya. Bibir pemuda itu memerah bekas tamparannya. "Au! Dia mengeluh sakit.
Pemuda itu berbicara aneh. Piya tidak mengerti. Ngomong apa dia.
"Siapa kamu!" Pemuda itu sadar. Mereka beda bangsa. Ia terkejut. Gadis ini mata-mata. Dia berdiri. Mencari akar pohon dan mengikat tangan Piya.
Pemuda itu mengamati Piya. Gadis itu pasti mata-mata sekutu. Gadis aneh berambut merah keriting pendek berkulit sawo matang. Di pergelangan kakinya ada tato mawar. Memakai kawat di giginya, bulu matanya tebal sebelah. Piya memakai bulu mata palsu. Salah satunya terlepas saat tenggelam di danau.
"Hei gila, sinting, lepaskan aku!" Piya berani berteriak pemuda itu bukan salah satu rombongan anak motor yang mengejarnya semalam. Wajahnya culun, dan memakai seragam mirip hansip.
"Hei Hansip tuli, lepaskan aku!" Pemuda itu tidak peduli. Ia terjun ke danau menangkap ikan. Membuat api dengan cara kuno. Piya kesal tapi tertawa geli. Kampungan. Di kiranya kita kemping apa. Memangnya pramuka.
Piya berusaha membuka ikatan tangan dan kakinya. Percuma. Pemuda culun itu membakar ikan yang ditusuk dengan ranting. Perutnya berbunyi. Dia lapar. Pemuda itu menyeringai menakutkan. Pemuda itu cuma sendiri. Kalau cuma bertarung 1 lawan 1 dia masih bisa. Ini lebih mudah daripada melawan para begal tadi malam, mereka bersenjata tajam. Dan jumlahnya banyak. Piya nanti akan menghabisi mereka. Mereka tidak tahu Piya polisi yang menyamar jadi anak motor broken Home.
"Hei you....dengar tidak...dasar tuli stupid bodoh!" Pemuda itu mendekat. Ia mengerti sedikit bahasa Inggris, tetapi bahasa Indonesia, dia memang tidak bisa.
Gadis ini berbahasa Inggris, berarti dia mata-mata sekutu.