Berbaring di tempat tidur sembari memandang langit-langit kamarnya tidak membuat Vero bisa melupakan sejenak permasalahannya yang terjadi. Malam ini ia harus menghadiri acara pertemuan dua keluarga yang dilakukan oleh orang tuanya membuat dirinya menghela nafas.
Baik Papa maupun Mamanya, Vero tidak akan pernah bisa terbebas dari pertemuan itu jika seandainya ia tak membawa seorang gadis ke hadapan dirinya sehingga kini laki-laki itu menjadi frustasi sendiri.
"Gue harus apa?" ujarnya dalam hati. "Gue nggak mungkin minta bantuan dia 'kan buat kelarin masalah ini."
Vero pun kembali menghela nafas sebelum akhirnya memejamkan kedua mata sejenak untuk mengistirahatkan pikirannya. Tetapi itu tidak berangsur lama dikarenakan tiba-tiba suara pintunya yang terbuka membuat laki-laki itu langsung membuka kedua mata.