"Jinqi, apa kamu pergi kemarin?" Huo Jinyuan menuruni tangga dengan perlahan dan bertanya saat melihat Huo Jinqi duduk di sofa di ruang tamu.
"Tidak… Yanyan tidak menyukai kita. Aku pun tidak menerima undangan itu," ucap Huo Jinqi. Biasanya, dia tidak terlalu tertarik dengan hal seperti ini. Lagi pula, pekerjaannya sangat sibuk. Jika dia ingin pergi kali ini, dia hanya ingin mencari bantuan Lu Zhichen. Bagaimanapun juga, mengikuti orang lain juga tidak baik.
Meski Huo Jinqi tidak mengetahui mengapa Lu Zhichen bisa memiliki surat undangan, tapi saat itu dia tidak peduli. Namun yang tidak dia duga adalah Lu Zhichen bersikap tidak sopan dan benar-benar menolaknya mentah-mentah.
Lu Zhichen bisa saja menyelinap masuk ke sirkuit itu. Namun, demi keamanan, para saudara seperguruan Xing Jiu'an menyuruh orang untuk menjaganya setiap mengikuti pertandingan, meskipun tempat balapan itu jauh. Mereka takut dan khawatir akan terjadi sesuatu pada adik seperguruannya.
Huo Jinyuan menghampiri Huo Jinqi dan berkata, "Yanyan sepertinya tidak terlalu menyukai kita. Untuk sementara ini, kamu jangan mencarinya."
"Aku mengerti," balas Huo Jinqi. Jika ketahuan oleh Xing Jiu'an, mungkin situasinya akan lebih menyebalkan. Huo Jinqi bersandar dan berkata, "Kakak, minggu depan aku akan pergi ke luar negeri, sekitar empat atau lima hari. Kamu harus lebih memperhatikan Yanyan."
"Kamu tidak perlu mengingatkan aku soal hal itu…"
***
Xing Jiu'an berpikir cukup lama, tetapi dia juga tidak menduga bahwa dia akan berpapasan dengan Lu Zhichen. Semalam, pria itu benar-benar aneh, namun dia memedulikannya lagi.
Su Yize: Kakak, aku sudah di mobil. Dua jam lagi aku akan naik pesawat!!'.
Kemudian Su Yize mengirimkan pesan lain, sedangkan Xing Jiu'an mengirimkan satu pesan teks dengan santai.
Su Yize: 'Kakak, aku hanya makan semangkuk mie. Aku juga tidak membawa makanan ringan. Sesampainya di sana, aku pasti sangat lapar. Apa Kakak bisa membawaku makan begitu aku sampai di sana?'
Xing Jiu'an: 'Baiklah'.
Su Yize: Kak, jangan terlalu dingin. Temani aku mengobrol, ya?]/
Xing Jiu'an: 'Mau mengobrol apa?'
Su Yize melihat percakapan mereka berdua di layar ponselnya dan bertanya dengan lemah dan tidak berdaya pada kakak seperguruannya di sampingnya, "Kakak Tertua, bukannya katamu Eryi itu sangat antusias? Lihatlah ini, apa ini disebut antusias?"
"Dia memang dingin. Kamu sudah tau sendiri kan sekarang? Apa kamu masih berani bicara kalau dia tidak menyukaiku?" ucap Kakak Tertua yang duduk di samping Su Yize. Dia fokus mengemudi dan menatap ke arah depan. Dia tidak melihat ke arah samping sama sekali.
"Suka atau tidak, siapa tahu kamu memang tidak ingat bagaimana kamu tumbuh dewasa…"
Su Yize hanya menatapnya. Kakak Tertua juga terdiam. Dia mengeluarkan ponselnya dan mengirimkan pesan kepada Xing Jiu'an.
Kakak Tertua: 'Jiu'an, Su Yize akan menginap di tempat kalian selama dua hari. Beri tahu Mu Qing kalau anak ini sangat kurus. Kalau dia membuatmu marah, beri saja dia pelajaran'.
Su Yize terus memperhatikan Kakak Tertua sampai selesai mengetik dan mengirimkan pesan itu. Dia menatap Kakak Tertua tanpa tersenyum dan berkata, "Kakak, kamu benar-benar lucu."
"Kau juga sama lucunya."
"Kakak, kamu mencoreng citraku!"
"Apa? Mencoreng citramu? Setelah sampai di sana, aku yakin kamu pasti menunjukkan sikap aslimu hanya dalam waktu kurang dari sehari. Apa aku harus membiarkan mereka bersiap-siap dulu?"
"Aku sama sekali tidak kurus," balas Su Yize. Kakak Tertua hanya bisa diam.
Sementara itu, Xing Jiu'an memikirkan pesan tersebut. Dia mencari-cari stiker di ponselnya. Dia memiliki cukup banyak stiker dalam aplikasi pesan itu dan sebelumnya dia suka mengirimkan berbagai jenis stiker. Dia memilih stiker seekor kelinci dan mengirimkannya. Setelah itu, dia memberikan beberapa kata.
Xing Jiu'an: 'Sepertinya aku juga kurus…'
Kakak Tertua: 'Kalian berbeda!
Kakak Tertua: Mana mungkin anak kecil bisa disamakan olehmu!'