Sayangnya, setelah Lu Zhichen pulang, dia tidak pernah pergi ke sana lagi. Dia juga putus kontak dengan Xing Jiu'an. Dia sempat berpikir untuk mencari Xing Jiu'an, tetapi kakeknya tidak mengizinkannya. Dia dibawa pergi dan tidak tahu ke mana kakeknya membawanya. Kemudian, pelan-pelan memori masa lalunya masuk ke dalam hatinya. Dia masih menyimpan tali merah yang diberikan gadis kecil itu padanya. Seiring dengan bergulirnya waktu, dia pun selalu teringat padanya.
Saat Lu Zhichen melihat Xing Jiu'an lagi, dia menjadi bersemangat. Hanya saja, Xing Jiu'an saat ini sangat dimanjakan. Pada saat itu, dia mendengar bahwa Xing Jiu'an akan mengikuti pertandingan balapan. Lu Zhichen juga bisa membayangkan bahwa Xing Jiu'an menjadi seorang gadis yang berjiwa bebas, sangat nakal, dan liar. Dia tidak pernah menyangka akan melihat Xing Jiu'an seperti itu.
Ponsel Lu Zhichen mendadak berbunyi nyaring, dia pun menjawab panggilan ponsel itu.
"Tuan Kesembilan, ada masalah di Negara M. Orang-orang kita mungkin terlibat masalah."
"Aku tahu… Datanglah ke kantor dalam waktu dua jam lagi untuk menemuiku."
Setelah menutup telepon, Lu Zhichen menerima pesan singkat dari pamannya, yang mengabarkan bahwa pesawatnya sudah mendarat. Lu Zhichen lalu mengirimkan posisi terkini dirinya kepada pamannya. Dia masuk ke dalam mobil dan menunggu di sana. Paman Lu Zhichen adalah seorang pria berusia 30 tahun. Sang kakek pernah membicarakan tentang pamannya ini, tapi dia mengabaikannya begitu saja. Sang paman suka bepergian dan jarang sekali berada di rumah.
"Hei, kamu datang dan menyetir sendirian?"
Mendengar suara itu, Lu Zhichen melirik kepada pamannya yang sudah ada di sampingnya. Dia lalu berkata, "Masuklah, pakai sabuk pengaman dan kita segera pergi…"
"Kita sudah lama tak bertemu, bahkan kamu tidak berkata kalau merindukanku?" kata sang paman lagi.
Namun, Lu Zhichen tidak menanggapi kata-kata pamannya yang kekanak-kanakan itu.
***
"Kak Jiu'an, siang ini kita makan apa?" Su Yize bertanya dengan penuh harap.
Xing Jiu'an duduk bersama Su Yize di kursi belakang, sedangkan Mu Qing mengemudi sendirian di depan. Dia kemudian balik bertanya, "Kamu ingin makan apa?"
"Aku tidak masalah makan apa saja, aku hanya ingin bermain. Kak Jiu'an, bisakah kamu menemaniku bermain?"
"Aku…" Belum sempat Xing Jiu'an menyelesaikan kalimatnya, dia mendadak teringat bahwa dia ada janji bertemu dengan seorang temannya. Seorang teman yang penting bagi Xing Jiu'an dan juga bagi Mu Qing.
Mereka sepertinya melewati di sebuah arena ice skating yang baru saja dibuka. Xing Jiu'an pun berkata, "Sepertinya ada arena ice skating yang baru dibuka. Kamu ingin ke sana?"
"Kak Jiu'an akan pergi bersama, kan? Aku sangat hebat main ice skating!"
"Ya, aku akan ikut pergi," jawab Xing Jiu'an. Beberapa saat kemudian, dia bertanya kepada Mu Qing, "Kamu ingin ikut juga?"
Mu Qing menatapnya lembut dan menjawab singkat, "Ya."
Lu Mingxi dan Ou Qi juga diberi tahu akan rencana tersebut, sehingga mereka memutuskan pergi bersama.
Xing Jiu'an tidak ingat jelas kapan dia mengetahui dengan tempat ini. Dia juga sepertinya pergi ke sana dengan tidak sengaja. Mereka bersama-sama masuk ke arena ice skating. Mungkin karena tempat itu baru dibuka dan sering melakukan promosi, banyak orang yang memadati tempat ini. Tempat ini kelihatannya sangat bagus. Hanya saja terlalu banyak orang yang datang, sehingga keinginan Xing Jiu'an untuk bermain juga menurun. Xing Jiu'an memiliki beberapa rumah yang juga dilengkapi dengan arena ice skating yang diperuntukkan baginya. Jadi, dia biasanya tidak pernah pergi ke arena ice skating di luar.
"Banyak sekali pengunjungnya. Kita pulang saja," ucap Xing Jiu'an. Dia dapat melihat ekspresi Su Yize yang sedih, lalu menghiburnya, "Tidak apa-apa. Masih ada tempat lain."
Su Yize menatap Xing Jiu'an dengan penuh rasa kecurigaan. Lalu, dia dibawa Xing Jiu'an ke arena ice skating eksklusif. Dia pun sangat terkejut. Apa Kak Xing Jiu'an benar-benar sekaya itu? Batinnya.
Seumur hidup Su Yize, tak ada seorang pun di keluarganya yang memberinya arena ice skating. Yang dia punya hanyalah sebuah ruang belajar kecil untuk dia belajar.
"Kak Jiu'an, apa arena ice skating ini milikmu?" Su Yize tampak kagum ketika melayangkan pandangannya ke arena itu. Dia membungkuk kepada Xing Jiu'an dan berkata, "Ini pun sudah sangat luar biasa!"
Xing Jiu'an tak bisa menahan tawa dan bertanya, "Mengapa bisa luar biasa?"
"Kak Jiu'an, aku mendadak menyadari kalau aku hanyalah orang biasa."
Xing Jiu'an bingung mendengarnya.
"Bos tolong bawa aku…" ucap Su Yize.
-----
Dari 15 Februari 2020, koin yang sudah digunakan untuk membeli buku yang tidak terpilih akan dikembalikan dalam waktu 30 hari. Perlu diperhatikan Fast Pass yang sudah digunakan tidak bisa dikembalikan.
Buku-buku yang terpilih untuk dilanjutkan akan memiliki tanda khusus di pojok sampul dalam 30 Hari untuk menunjukkan kelanjutannya.
Terimakasih atas pengertian Anda.