Kapitel 45: Rasa Bersalah

Melati menjadi gadis yang paranoid. Dia menjerit sekuat tenaga dan menangis tiada henti. Devano memeluknya agar gadis itu merasa tenang.

Devano benar-benar merasa sedih saat melihat Melati yang terus saja menangis. Gadis itu masih takut dan shock atas apa yang terjadi padanya. Bukan hal yang mudah untuk dilupakan begitu saja.

Devano menghela napasnya sesaat, dia melarikan jari-jainya di sisi wajah Melati. Menyelipkan rambut panjang Melati yang terjuntai menutupi sisi wajahnya. Isak tangisnya masih terdengar jelas, gadis itu bahkan tak mampu mengangkat wajahnya sama sekali.

Dia duduk di samping Melati dan merangkul bahu gadis itu, mendekapnya ke dadanya."Kamu jangan menangis lagi, aku akan selalu ada untukmu."

Melati semakin tergugu mendengarnya.