App herunterladen
12.22% Fell in LOVE with a CRIMINAL / Chapter 61: Rencana balas dendam [6]

Kapitel 61: Rencana balas dendam [6]

Apakah kekerasan rumah tangga? Bukankah saat ini saat yang tepat untuk menelfond polisi? Batin mereka bimbang.

Earl bersandar pada tembok sembari mendengarkan dengan seksama makian di balik pintu. Earl tersenyum kecil. Menikmati dan meresapi tentunya, diliriknya arloji silver di tangan kirinya. Oh dunia, makian yang indah. Dokter Fei menaikkan sebelah alis menatap Earl bingung.

"Aku suka sekali makian. Indah sekali di dengar," ucap Earl sinting. Dipikirnya makian sedaritadi di dengarnya bagai musik indie band. Tentunya semakin lama Earl semakin terlihat seperti orang yang sakit mentalnya. Dokter Fei menggelengkan kepalanya. Apa yang sebenarnya terjadi disini...

Duo mata-mata eksekutif di sebalah kanan Earl hanya mengikuti Earl. Menunggu. Entah apa yang ditunggu, nampaknya Earl sudah terlarut dalam indahnya alunan makian yang menggetarkan jiwanya. Salah satu dari mereka bahkan menggelengkan kepala tidak biasa, seperti Earl adalah makhluk dari galaxy lain. Memilih apakah ini pilihan yang tepat untuk mengikuti Earl. Karena nampak sekali ini membuang-buang waktu.

-Di dalam kamar-

Adney dengan beringas menendang-nendang Michele tanpa ampun. Benar-benar mengabaikan tamu pentingnya. Bahkan kehilangan akalnya ketika wanita yang ditendangnya berkali-kali itu adalah darah dagingnya.

"Dari sejak kau lahir selalu dimanjakan! Begitu kau besar kau menginjak-injak harga diri orang tuamu?! Membuatku malu! Kau lebih baik mati saja! Selama kau hidup hanya membuatku susah dan malu setiap harinya!" Maki Adney terus memberikan tendangan kuat pada paha Michele.

"Ampun ayah! Ampuni aku! Aduuhh hikss kumohon ayah.... sakit..." Michele dengan susah payah menerima tendangan setiap tendangan dari ayahnya. Bahkan tidak ia hiraukan darah yang mengalir di kemaluannya. Dengan pasrah Michele menerima hukumannya sambil menangis keras.

"Tuan Adney. Maafkan Michele! Ia tidak salah. Aku yang salah. Semua ini-"

Buagh

Adney baru-baru ini menjadi mantan General militer angkatan laut. Tetapi kekuatannya tidak bisa dibilang baru saat kepalan tinjunya mengahantam Aland hingga pria itu terjungkal dari ranjang dan sempat membuat Aland tidak bisa bangkit dari lantai karena sakitnya yang menjalar sampai ke otaknya. Aland K.O seketika.

"Kau rupanya tidak sabar ingin dihajar juga," Adney pun mengambil kursi meja rias untuk berias dengan satu tangan. Sekretarisnya disana membelalakkan matanya dan langsung menangkap kursi itu. Hampir jantungnya copot. Jika laki-laki itu mati, mau tidak mau ia menjadi saksi bukan?

"Hentikan! Presdir! Ya tuhan! Dia bisa mati!" teriaknya heboh. Ia berusaha menangkap tangan Presdirnya sebelum kursi itu dilepasnya. Sekretaris itu sedikit lega. Namun tidak dengan suasananya. Adney menatap bengis laki-laki itu sebelum ia menjambak rambut laki-laki itu dengan satu tangannya dan dengan kuatnya menyeret langsung Aland tanpa ampun.

"Jelaskan apa yang terjadi," ucap Adney tajam sembari mendudukkan bokongnya di kursi yang hampir dihantamkannya tadi. Tangannya masih menahan jambakan rambut Aland dan menatapnya sengit.

"A-aku dan Michele menjalin hubungan," Adney mendengus kasar. Tidak ada ampun langsung ia menendang perut Aland tepat di ulu hatinya.

Duagh

"Urggh..."

"Kau pikir aku buta? Apa kau pikir aku melihat kalian sedang bermain tenis disini?"

Aland terbatuk hebat hingga mengeluarkan darah dari mulutnya. Menandakan betapa kuatnya tendangan yang ia terima. Bahkan disana direktur Choi sudah kehilangan minatnya melihat laki-laki telanjang berlutut sembari memuntahkan darah. Benar-benar pemandangan yang menjijikkan baginya. Setelah ini, mungkin ia akan libur untuk menenangkan mentalnya.

"CEPAT KATAKAN!" Bentak Adney tidak sabaran.

"Kalian bergulat di hotel tepat di depan mataku. Kau pikir aku orang tua tidak bermoral sepertimu? Kau berharap aku akan memujimu dan menonton pergulatan kalian disini?" Aland langsung menggelengkan kepalanya cepat.

"Tidak! Bukan seperti itu. Maksudku-"

"Cepat jelaskan intinya! Darimana kalian saling kenal dan apa yang membuat kalian berakhir disini," Aland melirik Michele sebentar ketika di bawah meja nakas. Michele hanya merintih menahan sakit di tubuhnya. Ia tidak tega tentunya. Ia kemudian menatap sepatu Adney dan menelan ludahnya dengan susah payah.

"Michele cinta pertamaku semasa SMA. Dan kami baru dua bulan ini menjalin hubungan dan-"

"Waktumu lima menit menjelaskan sampai tuntas. Jika tidak memuaskanku, akan aku iris tipis kemaluanmu sampai habis," ancam Adney benar-benar tidak ada ampun. Aland langsung bersimpuh dan berlutut. Menempelkan dahinya di depan kaki Adney.

"Aku dan Michele disini karena aku telah membantu Michele membalaskan dendamnya pada Earl. Aku telah membunuhnya. Aku bekerja pada bagian farmasi di rumah sakit militer. Kebetulan saat itu aku menerima resep dari dokter Fei dengan Earl sebagai pasiennya," Adney memicingkan matanya. Terlihat kilatan matanya semakin tajam menatap Aland yang bercicit ketakutan di bawah lututnya.

"Aku sangat benci pada Earl karena menyakiti Michele dan membuatnya malu. Bahkan sampai pangkat dicopot dengan tidak hornat. Aku benci sekali pada Earl atas nama Michele. Kemudian aku menyisipkan racun pada infus Earl dengan dosis kecil. Karena aku awalnya takut. Tetapi jika aku ingat-ingat Earl juga sangat sombong padaku, jadi aku menambahkan racun dosis tinggi pada resep kedua dari dokter Fei," Aland terdiam sejenak menunggu respon Adney. Namun sayang, Adney tidak merespon apapun kecuali tatapannya yang membuatnya ingin mati seketika.

"Dan tepat hari itu. Earl menjalankan misi berbahaya ke distrik J. Dan kita semua tahu beritanya. Aku telah memastikan Earl mati karena dosis racunku. Itu adalah racun yang tidak memiliki penawar. Seharusnya Earl sudah mati setelah tiga hari menelan racun itu,"

"..."

Adney terdiam. Demi tuhan... apakah tidak ada manusia yang berotak sedikit encer disini? Adney menggelengkan kepalanya putus asa.

"Kau tahu Earl itu siapa?" Tanya Adney gemas.

"Earl hanya perwira pilihan presiden. Ia luar biasa dengan bakat alaminya. Banyak orang mengagumi bakat dan keterampilannya,"jawab Aland ragu. Adney kembali menggelengkan kepalanya dan menatap Michele jengah.

"Kalian berurusan dengan presiden saat ini... tidakkah kalian mengerti? Dimana otak kalian? Ya tuhan. Tarik saja nyawaku," Adney meremas kepalanya keras.

Direktur Choi dan sekretaris wanita itu tercengang begitu mendengar penjelasan Aland. Demi tuhan, pria itu baru saja membunuh manusia dengan racun. Direktur Choi terlihat panik dan buru-buru keluar dari kamar itu.

"Di-direktu Choi! Anda mau kemana?" Kejar sekretaris itu. Dengan kasar direktur Choi berbalik menatapnya.

"Anggap saja tidak ada aku disini. Aku tidak ingin teelibat dalam masalah presdirmu. Pria itu baru saja membunuh seseorang. Demi tuhan, bisa hancur reputasiku jika aku terlibat. Lupakan saja negosiasi dengan perusahaanku. Aku selamanya memutuskan relasi dengan perusahaan Krisnewn selamanya. Selamat tinggal,"

"Ta-tapi direktur Choi. Tunggu sebentar. Anda tidak bisa pergi begitu saja. Direktur Choi," sekretaris itu menarik lengan direktur Choi saat pintu telah terbuka. Ia langsung kaget ketika orang pertama yang dilihatnya adalah wanita yang ia temui di lift.

"Lepaskan aku! Jangan pernah kalian semua orang-orang Krisnewn menghubungi perusahaanku,"

.

.

.

To be continued


next chapter
Load failed, please RETRY

Geschenke

Geschenk -- Geschenk erhalten

    Wöchentlicher Energiestatus

    Rank -- Power- Rangliste
    Stone -- Power- Stein

    Stapelfreischaltung von Kapiteln

    Inhaltsverzeichnis

    Anzeigeoptionen

    Hintergrund

    Schriftart

    Größe

    Kapitel-Kommentare

    Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C61
    Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
    • Qualität des Schreibens
    • Veröffentlichungsstabilität
    • Geschichtenentwicklung
    • Charakter-Design
    • Welthintergrund

    Die Gesamtpunktzahl 0.0

    Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
    Stimmen Sie mit Powerstein ab
    Rank NR.-- Macht-Rangliste
    Stone -- Power-Stein
    Unangemessene Inhalte melden
    error Tipp

    Missbrauch melden

    Kommentare zu Absätzen

    Einloggen