App herunterladen
80% Espalda / Chapter 4: PART 4

Kapitel 4: PART 4

Author POV

" Kamu.." kata Kana terkejut melihat siapa yang menolongnya.

" Hentikan Bella kejadian tadi sudah aku rekam aku bisa saja melaporkan kau kepada wakil kesiswaan." Ancam Bima menghempas kasar.

"Dasar penganggu, dan Kau murid Kecentilan jangan Dekat-dekatin Reyhan lagi. Ayo Tio kita pergi" Ucap Bella berlalu dari sana.

"Kana are you okey?." Tanya Bima saat melihat Kana yang masih Menundukan kepalanya.

"Yah.." ucap Kana pelan dengan semua pikiran memenuhi kepalanya.

"Ayo aku antar ke kelas sebentar lagi bel berbunyi." Kata Bima membimbing Kana berjalan.

"Kakimu kenapa?, Apa ini perbuatan Bella" Tanya Bima saat melihat Kana berjalan terpincang-pincang

Bruk...

"Ini karenamu bodoh, sudah aku bilang jangan bunyikan lonceng pagi buta, aku bisa bangun sendiri. Lihat akibatnya aku jatuh dan kakiku jadi begini." Kata Kana memukul-mukul bahu Bima keras tak menghiraukan kakinya yang terus berdenyut.

"Hei-hei tolong hentikan ini KDRT namanya." Ucap Bima menghindari Kana

"KDRT pantat mu Hah..Rasakan ini dan ini.." kata Kana semakin menambah kekuatan memukul setiap sisi yang bisa Kana dapati.

Bruk..

"aw.. apa-apaan ini dan kau lagi." Kata Reyhan yang tak sengaja terkena pukulan Kana.

"Dasar pembawa sial, sudah kubilang menjauh dariku sepertinya kau tidak mengerti bahasa manusia hah." Teriak Reyhan sangat marah.

"Maaf Aku gak sengaja." Kata Kana melihat goresan di pipi Reyhan dan merasa bersalah.

"Gak sengaja katamu, ini sudah sekian kalinya kau membuatku kesal. Atau jangan-jangan ini Trik mu untuk mendekatiku." Kata Reyhan menatap Kana sinis.

"Tidak kak sungguh aku gak sengaja." Bantah Kana

Reyhan menatap Kana datar dan berlalu tanpa bicara lagi.

"Kenapa aku selalu saja sial sih." Gumam Kana mengacak-acak rambutnya.

"Jangan-jangan kalian jodoh." Celetuk Bima hingga mendapat Kitakan manis dari Kana

"Bisa gak jangan ngawur. Orang lagi pusing juga." Ujar Kana memijit pelipisnya

"Yuk ke kelas keburu bel masuk lagi." Ucap Bima mengandeng tangan Kana menuju kelas mereka.

Siang hari menjelang semua siswa baru berkumpul di aula sekolah untuk penutupan MOS dan pengesahan murid baru.

Sudah 30 menit Kana berdiri di barisan kelompoknya. Keringat sudah dari tadi membanjiri tubuhnya Karena menahan Sakit di kakinya.

"Kan kita ke UKS yuk! kamu udah keringetan gini loh." Bisik Hanin yang ada di belakang Kana

"Iya Min udah gak kuat banget ini." Gumam Kana sambil meringis sakit dengan muka yang mulai memucat menahan sakit teramat sangat di kakinya.

Pandanganya sudah mulai tak fokus lagi.

Saat sudah sampai di belakang Barisan suara benda jatuh terdengar hingga sebagian murid menoleh ke sumber suara.

"Tolongin dong ada yang pingsan nih." Pinta Hanin saat Kana yang sudah lemas memejamkan matanya rapat.

"Ada apa itu berisik-berisik di belakang." Tanya Kepala sekolah yang ada di podium

"Ada yang pingsan pak." Jawab salah seorang anak Murid

"Reyhan kamu tolong dia Bawa ke UKS." Perintah kepada Reyhan yang tak jauh Dari Kana.

"Merepotkan." Gumam Reyhan pelan sambil menggendong Kana .

Sesampainya di UKS Reyhan di UKS Reyhan tidak menemukan siapa-siapa di sana.

Sehingga dengan malas Reyhan menyeka keringat Kana dan melepaskan sepatunya.

Dilihatnya pergelangan Kaki Kana yang membiru dengan Heran.

"Pantas saja pingsan." Pikirnya

Tak selang beberapa lama seorang petugas masuk dan melakukan pertolongan pertama Pada Kana.

Sepuluh menit berlalu Kana perlahan membuka matanya dan menatap sekeliling yang nampak asing.

Dilihatnya sosok yang tengah duduk di samping tempatnya berbaring.

"Kalau sakit itu gak usah sok-sokan ikut upacara, kalo pingsan gini ngerepotin orang kan." Kata Reyhan menatap Kana malas.

"Maaf." Hanya itu yang keluar dari mulut Kana tak berani menatap Reyhan.

Sejak ancaman Bella Kana tak mau berurusan dengan Reyhan. Dia ingin sekolahnya berjalan dengan baik tanpa drama receh mewarnai.

"Apa yang bisa kau katakan hanya maaf, sungguh aku bosan mendengarnya." Kata Reyhan menatap Kana yang kesusahan mencoba meraih Air minum yang cukup jauh dari jangkauan tangan kecilnya.

"Kalau butuh sesuatu bilang jangan sok bisa, nanti jatuh ngerepotin orang lagi." Ujar Reyhan menyerahkan air minum itu kepada Kana.

"Terima kasih." Ucap Kana menunduk.

"Aku mau kembali ke kelas upacara penutupan sudah selesai." Ucap Reyhan berlalu meninggalkan Kana sendirian.

Tepat saat Reyhan membuka Pintu Bima masuk dengan tergesa-gesa dan menabrak Bahu rehan cukup Keras.

"Aw.. aku nabrak orang apa beton sih keras amat." Ujar Bima mengusap Bahunya yang berdenyut.

"Kalo Jalan pake mata." Ucap Reyhan menatap Bima Kesal.

"Kalo Jalan pakai kaki kak mata itu untuk melihat." Balas Bima nyengir

" Terserah." Kata Reyhan berlalu

"Emang aku salah Ya Kan." Kata Bima menggaruk tengkuknya.

"Gak Bim kamu selalu benar." Balas Kana malas membenarkan selimutnya.

"Tadi kenapa bisa pingsan, kan udah aku bilang gak usah ikut upacara, masih aja ngeyel." Omel Bima dan duduk di kursi Reyhan tadi.

" Kalo mau ngomel-ngomel lebih baik kamu keluar Bim, capek aku." Kata Kana memilih memejamkan matanya

" Eh malah tidur aja ni anak. Tar aku bilangin Tante sama om baru tau rasa." Ancaman Bima itu membuat Kana kembali terduduk.

"Bilang aja gak takut, lagian yang bikin aku gini kan juga Kamu, pokonya sebagai hadiah taruhan kita mulai besok kamu gak boleh Bunyiin lonceng pagi-pagi kecuali keadaan darurat." Tawar Kana mengulurkan tangan

"Ah Gak seru Kau ini." Ujar Bima menjabat Tangan Kana tanda sepakat.

"Karena sudah sepakat, tolong beliin makanan dong Bim laper banget ni." Ucap Kana memegang perutnya yang berbunyi.

"Mau makan apa?." Tanya Bima

"Hm.. apa ya, beliin pecel sama es teh terus pecelnya gak usah terlalu pedes." Kata Kana memberikan uang lembar hijau pada Bima.

"Oke tunggu ya cantik." Kata Bima berlalu.

krekk..

Suara pintu terbuka membuat Kana menoleh.

"Capet banget Bii.. eh kak Bella." Ucap Kana Gugup.

" Sepertinya peringatan ku tadi pagi tidak kau indahkan ya." Kata Bella tersenyum manis namun terkesan menyeramkan.

"Itu gak sengaja kak, Aku gak tau Kak kalo yang nolongin aku tadi Kak Re.."

"Cukup." Potong Bella membelai pipi Kana lembut namun tatapan matanya menusuk tajam.

"Kau tau sudah banyak perempuan yang mendekati Reyhan mendapat tato yang indah di wajahnya." Ujar Bella sambil tertawa.

"Dan kali ini aku kau membuat tato yang lebih indah di wajah cantikmu ini Kana " perkataan Bella membuat Kana ketakutan.

Selama ini Kana anak yang tidak pernah membuat masalah dan terkesan menghindari permusuhan apalagi perkelahian.

"Tapi kak."

"Husst.. ini tidak sakit Kana hanya sesakit gigitan semut Nakal." Ujar Bella mengeluarkan silet dari saku seragamnya.

"Tolong kak jangan lakukan itu." Ucap Kana memohon.

"Uhh.. kamu ketakutan Kana!? Tapi kenapa kamu berani Sekali mendekati Reyhan Hah." Teriak Bella mencoba melukai Kana

"Ahh.." teriak Kana

Ces..

Darah cukup deras membasahi selimut itu.


next chapter
Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C4
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen