REA
"Lo mau bikin gue mati ya?!" Aku melotot kesal. Meskipun dia masih berstatus suamiku, kalau caranya maksa gini, itu sama saja dengan pemerkosaan.
Satria terkekeh, dia menyurukkan kepalanya ke perpotongan leherku. Entah gemas atau apa, tapi dia menggigit kulitku di sana.
"Sakit, Bang!" jeritku.
Kepala Satria kembali menjauh. "Masa sih? Padahal dulu kamu suka banget kalau aku begitu."
"Mana ada?!"
"Ada, dong." Dia kembali menyurukkan kepalanya. Kali ini dia menggigitku lebih lembut. Yang sialnya, itu malah membuat desahanku lolos.
Aku mengumpati diriku sendiri. Karenanya Satria tertawa menang.
"Tuh, kan. Kamu menikmatinya. Pake bilang nggak cinta lagi segala."
Sumpah, aku kesal banget sekarang. Tanganku masih belum bisa bergerak. Bahkan kakiku di tekannya agar tidak memberontak.
"Bang, lepasin gue. Kalau kayak gini, lo sama aja perkosa gue!"
Lagi-lagi tawanya meledak. "Kamu itu masih istriku. Mana ada ceritanya suami perkosa istri."