App herunterladen
3.32% Dosen Tampan itu Suamiku / Chapter 10: 10

Kapitel 10: 10

Rara's pove

Pagi datang seperti biasa aku bangun dari tidur ku dan membuka mata untuk aroma sup kedelai yang sangat sedap aku berdiri dari ranjang ku dan berjalan menuju sumber aroma itu.

"siapa yang memasak sup kedelai?apakah mama sudah pulang?" tanya ku dalam hati

ketika aku sampai di dapur ternyata yang ku lihat bukan mama melainkan pria tampan yang sedang menggunakan celemek dan dengan piawai nya menggunakan pisau memotong sayuran dan memasukkan ke dalam panci

aku tersenyum lalu duduk di meja makan juna meletakkan mangkok berisi sup di atas meja beserta lauk-pauk lain nya kemudian dia mengambil mangkuk dan mengisikan nya nasi lalu meletakkan di depan ku.

Aku masih menatap nya dengan senyum

"makanlah dulu" ujar nya

Aku mengambil sendok dan mencicipi sup buatan nya

"enak sekali!"

"anda ternyata sangat jago memasak" ucap ku dan melahap sup itu

"dimana yasmin?" tanya ku memberhentikan makan ku

"ohh dia sudah pulang pagi tadi, katanya ada yang harus di urus nya di kampus?"

"urusan di kampus ? di hari libur? Kenapa pagi-pagi sekali?" tanya ku

Juna hanya mengangkat bahu dan melanjutkan makan nya

Setelah sarapan aku memberikan beberapa setelan milik papa untuk juna gunakan karena pakaian nya terkena noda saat dia memasak tadi. Sambil menunggu juna membersihkan diri aku mencuci beberapa piring kotor di westafel

Drrrtttt.....

"halo ma" ujar ku menjawab telfon dari mama

"halo sayang, maaf mama belum bisa pulang hari ini karena masih banyak urusan di panti" ujar mama dengan penuh sesal

"tidak apa apa ma"

"atau mama menghubungi Yasmin saja agar dia bisa menemani mu?"

"tidak usah ma, seperti nya yasmin sibuk rapat di himpunan, bahkan pagi-pagi sekali dia sudah berangkat ke kampus di hari libur seperti ini."

"tapi kau benar tidak apa-apa kan honey"

"eung, i'm okey ma. "

"baiklah mama usahakan untuk cepat pulang nanti. I love you"

" i love you too" ujar ku mematikan telfon dan berjalan menuju ke kamar ku, ketika ku buka pintu aku terkejut kaget melihat juna bertelanjang dada dan masih menggunakan handuk di pinggang nya.

"ah maaf aku mandi di sini, karena kamar mandi di kamar tamu air nya mati dan saat ingin bertanya ku lihat kau tengah asik menelfon" ujar juna menjelaskan

"itu tadi mama yaang menelfon, it's oke anda boleh menggunakan kamar mandi ini" ujar ku sambil berlalu pergi keluar kamar dengn perasaan malu aku menutup muka ku dengan kedua tangan ku bisa-bisanya jantung ku berdegup sangat kencang seperti ini terlebih aku melihat tubuh nya yang hanya mengenakan handuk dan dengan rambut nya yang masih basah.

Juna keluar dari kamar ku dan membereskan barang-barang nya dan berniat pamit untuk pulang aku mengantar nya sampai ke depan

"kalau ada apa-apa kau bisa menghubungi ku"

"baik sir"

Kemudian Juna masuk ke dalam mobil nya dan berlalu pergi aku melambaikan tangan lalu menutup pagar dan masuk ke dalam rumah.

Juna's pove

Di tengah lamunan ku saat mengendarai mobil wajah raina yang tersipu malu tadi masih menganggu fikiran ku

"cih..." ujar ku sambil tersenyum. Bagaimana bisa dia menunjukkan ekpresi begitu lucu seperti itu saat melihat ku tadi. Wajah nya terlihat sangat merah apa dia tidak pernah melihat dada pria? Ujar ku lagi sambil tertawa

Oh iya aku baru ingat kemudian aku mengambil ponsel dan menelfon seseorang

"bagaimana? Sudah kau temukan"

"sudah pak, itu adalah gelang yang di pakai oleh di rumah sakit jiwa dream"

"pasien?"

"benar pak!"

"baiklah" ujar ku mematikan telfon

"pasien rumah sakit jiwa?"

"tapi bagaimana bisa dia berkeliaran seperti ini?" gumam ku sambil memikirkan nya sepanjang jalan.

Sesampainya di apartement ku lihat ada mobil aletta terparkir, apakah dia menginap di sini semalam?

Ketika ku buka pintu lihat aletta duduk di kursi dengan melipat tangan nya

"kau kemana semalam? Kenapa tidak pulang? Aku menuggu mu semalaman" bentak nya

"aku di rumah teman ku" jawab ku santai sambil melepaskan sepatu

"siapa? Rumah seorang gadis?"ujar nya dengan nada penuh amarah

"hentikan aletta!" bentak ku yang sudah tidak tahan dengan sifat kekanak-kanakan nya ini

"apa peduli mu? Siapa yang menyuruh mu menunggu ku semalaman ha! Bukankah kita tidak memiliki hubungan apa-apa lagi? Jadi terserah aku ingin berkencan dengan gadis manapun!" ujar ku balik membentak nya

Aletta menatap ku dengan tatapan penuh amarah

"baiklah, ku pastikan siapapun gadis itu tidak akan pernah bisa memliki mu kecuali aku!" ujar nya mengambil tas dan pergi keluar dari apartement ku

"cihh.... dasar jal*ang gila!" bisa - bisa nya dia mengucapkan kata-kata itu setelah apa yang dia perbuat dengan ku dulu. aku menjatuhkan tubuh ku di atas ranjang kepala ku terasa sangat sakit sekali. Kemudian aku teringat raina sedang apa dia sekarang? Tiba-tiba aku merindukan nya.

"Apa aku telfon saja?" Aku mengambil ponsel dari dalam saku celana ku kemudian menekan nomor nya.

"tidak-tidak " ujar ku menggeleng kepala

"atau kirim pesan saja?" lalu aku membuka pesan di ponsel ku

Message

"kau sedang apa?" aku melihat pesan yang ku tulis kemudian menghapus nya lagi

"apa kah kau baik-baik saja?" lalu aku menghapusnya lagi

"ahhhh.... aku bisa gila" ujar ku melempar ponsel itu ke atas tempat tidur dan mengacak-acak rambut ku dengan perasaan kesal.

Drrrrtttt... tiba-tiba ponsel ku bergetar ku ambil ponsel itu dengan cepat dan membuka pesan nya

Message

"anda sudah sudah sampai di rumah sir?" bunyi pesan itu

Ternyata dari Raina aku pun tersenyum dan mengguling-gulingkan badan ku di kasur saking senang nya

"imut" ujar ku sambil menatap pesan itu dan tersenyum-senyum sendiri

author

Rara menatap ponsel nya tanpa berkedip seperti sedang menunggu sesuatu dari ponsel itu

"hmmm... dia tidak membalas pesan ku" ujar Raina cemberut yang menunjukkan wajah imutnya

"apa dia belum sampai ya?"

"atau jangan-jangan dia tidak mau membalas pesan ku?"

"ah entahlah" ujar raina merebahkan tubuh nya di atas ranjang dan menatap langit-langit kamar nya dengan tatapan kosong seperti sedang memikirkan sesuatu.

"ahh.. iya! Lebih baik aku ke perpustakaan saja" ujar nya girang sambil berdiri dari tidur nya

Rara kemudian berjalan menuju lemari nya dan memillih setelan jeans dan kemeja blouse kemudian

Raina mengambil kunci mobilnya dan pergi menuju perpustakaan.

AYO KITA SIMBIOSIS MUTUALISME, SALING MENGUNTUNGKAN SATU SAMA LAIN DENGAN LIKE N KOMEN YANG MEMBANGUN JUGA PERLU!


next chapter
Load failed, please RETRY

Geschenke

Geschenk -- Geschenk erhalten

    Wöchentlicher Energiestatus

    Rank -- Power- Rangliste
    Stone -- Power- Stein

    Stapelfreischaltung von Kapiteln

    Inhaltsverzeichnis

    Anzeigeoptionen

    Hintergrund

    Schriftart

    Größe

    Kapitel-Kommentare

    Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C10
    Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
    • Qualität des Schreibens
    • Veröffentlichungsstabilität
    • Geschichtenentwicklung
    • Charakter-Design
    • Welthintergrund

    Die Gesamtpunktzahl 0.0

    Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
    Stimmen Sie mit Powerstein ab
    Rank NR.-- Macht-Rangliste
    Stone -- Power-Stein
    Unangemessene Inhalte melden
    error Tipp

    Missbrauch melden

    Kommentare zu Absätzen

    Einloggen