Ketika sampai di kost kembali, Khanza langsung merebahkan dirinya di atas kasur. Dia merasa sedikit lelah, baru saja dia akan terlelap sesaat kemudian ponselnya bergetar dan mengejutkannya seketika.
"Halo…" jawab Khanza dengan suara serak dan lemah terdengar.
"Ada apa? Kenapa suaramu begitu? Apa kau sakit?"
Khanza mengerutkan keningnya dan melihat kembali pada layar ponselnya. Lalu mendesis pelan, dia tahu jika nomor itu adalah nomor pak Gibran.
"Aku baru sampai di kost. Apakah Icha yang memberimu nomorku?" tanya Khanza.
"Apa kau marah?" tanya balik pak Gibran.
"Tidak. Hanya saja, bapak masih tetap sama. Gesit dan cepat tanggap," jawab Khanza.
"Aku sedih pertemuan kita hanya sebentar, aku bahkan belum sempat memberimu sesuatu yang berharga."
"Jika begitu, berikan aku bahan mentahnya saja," jawab Khanza sekenanya.
"Apa? Bahan mentah?" pak Gibran terdengar kebingungan.