Setelah mendengar Almira sedang dalam masa iddah membuat Alvin bertanya-tanya. apalagi dari nada bicaranya Almira terdengar sedih sekali.ada apa gerangan dengan Revan? Cerai hidup atau cerai mati?pikirnya.Alvin mencari tahu keberadaan Revan. karena jelas tidak mungkin dia bertanya pada Almira. sejak satu minggu lalu ketika dia mengirim pesan pada Almira,ponsel Almira tidak dapat dihubungi lagi. Alvin pun tidak tahu keberadaan Almira saat ini.
Alvin ingat kalau Revan adalah salah satu manajer di PT Mulia Jaya. tidak sulit bagi Alvin untuk menemukan kantor Revan. dia ingin tahu apa Revan meninggal atau masih hidup. kalau ternyata masih hidup apa yang membuat Revan menceraikan Almira? dia akan membuat perhitungan dengan laki-laki itu karena sudah menyakiti wanita yang sangat dia cintai itu.
Mobil Alvin melaju cepat ke arah kantor tempat Revan bekerja. Sampai disana dia menemui resepsionis, dan katanya Revan sedang meeting di luar. oh rupanya Revan masih hidup. itu berarti Revan menceraikan Almira. Tega sekali dia menyakiti hati Almira. Alvin tak habis akal dia menunggu sampai Revan datang.
Hampir 1jam Alvin menunggu di lobby kantor, dan rupanya nasib baik sedang berpihak padanya. dari kejauhan tampak laki-laki yang mengenakan kemeja warna marun sedang berjalan menuju lobby.
Alvin masih duduk santai memainkan ponselnya sampai Revan berjalan melewatinya.
"Apa kabar Pak Revan? lama tidak berjumpa" sapa Alvin dan membuat yang disapa berhenti berjalan dan menoleh ke arahnya.
Revan melihat sesaat sepertinya dia pernah bertemu laki-laki itu.tak lama dia berfikir dan akhirnya dia ingat kalau lelaki itu adalah Alvin. yang pernah menolong Almira saat keguguran. dan yang pernah dia cemburui dan menyebabkan dia kecelakaan waktu itu.
"Maaf Pak Alvin , senang berjumpa dengan anda. apa kabar Pak Alvin?"
Revan mengulurkan tangannya tampak tenang.
"Bisakah saya bicara 4mata dengan anda pak Revan?"
Revan mengernyitkan dahinya. ada angin apa Alvin tiba-tiba datang ke kantornya dan ingin berbicara dengannya.
"Bisa, mari masuk keruangan saya Pak Alvin". mereka berjalan dalam diam.tidak ada yang memulai pembicaraan. sampai akhirnya mereka sampai di ruangan Revan.
"silahkan duduk Pak Alvin" Alvin menggeleng.
"saya kesini tidak mau berbasa basi Pak Revan, saya hanya ingin tahu kenapa anda menceraikan Almira"
degggg!!!
"bagaimana dia bisa tahu?" batin Revan.
"bukan urusan anda Pak Alvin."
"Jelas ini urusan saya, saya pikir anda bisa menjaga Almira dengan baik. tapi kenyataannya anda malah melukai perasaannya.harusnya saya tidak membiarkan orang seperti anda menikahi Almira"
"Kenapa anda peduli sekali pada Almira? atau jangan-jangan anda menaruh hati pada mantan istri saya?." Alvin mendekat dan mencengkram kerah baju Revan. ingin sekali dia memukul Revan tapi dia sadar ini di kantor.
"Iya anda benar saya mencintai Almira. jauh sebelum anda mencintai Almira , saya sudah lebih dulu mencintainya". Revan tercengang mendengar penuturan lelaki di depannya ini. bukankan Alvin adalah teman kuliahnya Almira? itu artinya mereka pernah punya hubungan sebelumnya? atau jangan-jangan Alvin adalah orang yang.....
"Oh jadi kalian pernah punya hubungan sebelumnya?" Revan mencoba tenang, dia malah berfikir kalau benar Alvin mencintai Almira, mungkin kelak Alvin bisa menjaga Almira. Dia pikir Alvin orang yang baik dari sejak menolong Almira waktu itu dia tahu kalau laki-laki ini tidak berniat buruk pada rumah tangganya.
" Iya , Almira mantan kekasih saya waktu kuliah. dan kami berpisah karena Almira dijodohkan dengan anda. harusnya kalau dari dulu saya tahu anda hanya akan menyakiti hati Almira, saya tidak akan rela anda menikahinya".
"Bisakah kita duduk Pak Alvin? saya ingin bicara dengan anda tentang alasan saya menceraikan Almira."
Alvin tertegun. bagaimana bisa Revan terlihat begitu tenang menghadapi semuanya. padahal dia ingin sekali menonjok muka laki-laki itu. Revan memang terlihat lebih dewasa darinya.
"Anda tahu saya pernah kecelakaan kan waktu itu?" Alvin yang tadinya terlihat emosi, sekarang tampak mengingat sesuatu dan mengangguk saat Revan bertanya seperti itu.
"Kecelakaan itu telah membuat saya kehilangan sesuatu. saya divonis mandul saat itu. lantas apa saya masih bisa bersama Almira setelah tahu bahwa saya tidak akan pernah bisa menghamili dia. Dia wanita normal, tentu dia ingin hamil dan melahirkan. kalau saya biarkan dia terus bersama saya itu artinya saya egois. saya sangat mencintainya. itulah kenapa saya ingin dia bahagia meski tidak dengan saya. "
"Apa Almira tahu tentang hal ini?"
"saya tidak memberitahunya".
"kenapa?"
"karena saya tahu dia tidak akan meminta cerai pada saya.makanya saya yang menceraikannya.tapi harusnya dia sudah tahu yang sebenarnya sekarang. karena saya menuliskan alasan yang sebenarnya pada surat permohonan cerai saya."
"Tapi dengan ketidak tahuannya membuat dia terluka dengan keputusan anda."
"Biar saja dia membenci saya. agar dia lebih mudah melupakan saya.Anda mencintai Almira kan? setelah masa iddah nya habis, perjuangkanlah Almira. tolong jagalah dia.bahagiakanlah dia. dia perempuan yang baik. dan mungkin saya tidak akan bisa menemukan perempuan seperti Almira lagi. karena saya juga tidak berniat menikah lagi.
*********
Setelah kejadian tadi siang yang dialami dikantor, Revan terlihat semakin sedih. pasalnya dia tidak akan sanggup melihat Almira menikah dengan laki-laki lain. dia harus membuat keputusan untuk dirinya sendiri sekarang.
"Sa, ada yang perlu aku omongin"
Larisa yang sedang bermain bersama Kenzo menghentikan aktifitas nya .
"Iya Van ada apa?" Larisa sudah tahu kalau Revan sudah menceraikan Almira. dan itu membuat posisinya dirumah itu menjadi sulit.mungkin ini waktunya mereka harus membahas kedepannya akan seperti apa.
"Sa, mungkin setelah proses perceraianku selesai, aku akan keluar dari pekerjaanku yang sekarang. aku juga akan pindah dari Jakarta. aku akan menjual rumah ini." Kata Revan sambil menatap langit-langit.
"kamu mau pergi kemana Van? bolehkah aku ikut kemanapun kamu pergi?Aku takut sendirian dijakarta Van. disini aku ga punya siapa-siapa".
"Aku mungkin akan pulang kerumah orangtuaku Dibandung. dan selanjutnya aku akan memikirkan kemana aku akan bekerja. setidaknya aku tidak mau lama-lama menganggur. itu akan membuatku semakin ingat pada Almira. apa kamu mau ikut?"
"ke Bandung? tapi aku ga mau pulang kerumah orangtuaku Van. mereka pasti akan jodohin aku sama laki-laki kaya lagi. aku ga mau menikah tanpa cinta lagi seperti dulu yang membuat aku jadi seperti ini sekarang".
Revan pun tidak tega meninggalkan Larisa dengan putranya yang masih kecil. tapi dia juga tidak mau membuat orangtuanya salah paham kalau tiba-tiba membawa Larisa ke rumahnya.
Tiba-tiba Dia ingat dia punya sahabat baik bernama Dinda yang juga sahabat Larisa. mungkin Dinda bisa membantu menampung Larisa dirumahnya dulu.
"Sa, selama Dibandung kamu dirumah Dinda dulu ya. nanti aku akan bicara sama dia untuk menampungmu dirumahnya dulu."
"iya Van".
*******
tok tok tok..
ketuk palu hakim menunjukkan berakhirnya rumah tangga Revan dan Almira. sudah 3 bulan proses perceraian mereka. dan selama itu pula hanya para pengacara mereka yang hadir dipersidangan.
Fajri menyerahkan surat putusan dalam map coklat kepada Almira. dia melihat adiknya sangat terpukul dengan keputusan itu. Almira tampak kurus.selama 3bulan ini dia lebih banyak diam. Fajri sudah menyuruh Naura untuk menghiburnya. Almira hanya akan tersenyum saat bermain bersama keponakan-keponakan kecilnya.
"Bacalah surat keputusan dari pengadilan ini Al". Almira bergeming. hanya duduk diam diatas ranjangnya.
Fajri meninggalkan adiknya sendiri di kamar. mungkin Almira butuh waktu untuk sendiri.
sepeninggal Fajri, Almira menumpahkan gejolak hatinya. airmata mengalir. dan tiba-tiba dia ingin membuka map itu. dibacanya surat keputusan itu dengan seksama. betapa kagetnya dia kalau disitu tertulis bahwa....
Almira turun dari ranjangnya dan berlari mencari Fajri.
"mas mas Fajri" Almira berteriak dan membuat Fajri yang sedang makan menghentikan makannya.takut terjadi apa-apa dengan Almira.
"mas , antarkan aku ke rumah mas Revan mas. mungkin semuanya bisa diperbaiki lagi. aku akan menerimanya apa adanya. kenapa kalian tidak memberitahuku sejak awal?"
Almira menghujani Fajri dengan banyak pertanyaan. dia tidak bisa lagi berkata-kata. dia tidak tega melihat Almira bercucuran airmata.dia turuti maunya Almira.merekapun melaju kerumah Revan malam itu juga.
******
Akhirnya Almira tahu yang sebenarnya. Tapi sayang semua sudah terlambat.
Maaf partnya masih sedih-sedih dulu dan beberapa part ke depan juga masih sedih. tapi tenang setelah hujan akan ada pelangi.
oh ya saya sudah dapat visualnya wajah Almira,Revan,Alvin dan Larisa. yang mau lihat bisa ke instagram @anesha_bee
Jangan lupa vote dan komennya ya. jangan lupa sisain power stone buat novel DBA ini ya. maksih ???