App herunterladen
14.98% Doomsday Pillars (Indonesia) / Chapter 51: Lari dan Lari

Kapitel 51: Lari dan Lari

Tidak ada yang tahan tidak melakukan apa apa. Adam mengajari Melissa dan Daisy bagaimana menggunakan senjata. Mereka berusaha mengambil dan mengumpulkan semua barang yang dapat berguna dari tiga apartemen yang sudah terbuka. EMP merusak semua alat listrik namun tidak merusak baterai, tidak sulit membuat senter menyala. Mereka mengumpulakan tali, kantong tidur, obat obatan, dan pakaian bersih. Adam juga memiliki ide untuk membuat senjata jarak jauh. Mereka membuat tombak dari pipa baja yang ditajamkan dan tongkat kayu yang diambil dari membongkar perabotan. Meraka juga menggabungkan pipa dengan pisau dan membuat tombak. Tombak ini akan berguna karena akan lebih mudah melawan zombie dari jarak aman. Sehari terasa sangat lama, jam yang rusak membuatnya semua semakin terasa lama. Sambil menunggu, mereka terkadang melihat ke luar balkon. Kadang kadang mereka dapat mendengar suara dari unit dibawah, tapi mereka pikir tidak bijaksana untuk memastikannya saat ini.

Akhirnya, malam hari tiba. Sudah 12 jam sejak Jason digigit, dan lukanya tampak seperti luka biasa. Tidak ada tanda-tanda mata merah, demam atau penyakit lainnya. Hal ini membuat mereka lega. Gigitan zombie tidak dapat menyebarkan penyakit, hal ini membuat semuanya menjadi lebih sederhana. Saat ini Adam berhasil meyakinan ketiga gadis untuk tidur di kamar tidur kosong sementara Jason dan Adam akan bergantian berjaga di ruang keluarga.

Hari H+2 jam 4.00 am

Adam saat ini sedang berjaga. Dia duduk di lantai dekat balkon. Sesosok orang datang dan duduk disebelahnya. Daisy. Dia hanya duduk diam dan menatap kota dari balkon. Di luar sangat gelap tapi dia dapat mendengar teriakan bergema secara perlahan di dalam pikirannya. Mungkin hanya rasa takut yang mempengaruhi imajinasinya.

Daisy mengeluarkan suara perlahan.. dia menyanyi

**

Langit gelap berbahaya

Tampaknya menyembunyikan rahasia gelap

Waktu membeku, aku lupa ingatan

Apa yang ku lakukan? Siapa aku?

Kepalaku berputar, aku melihat sarang laba-laba

Tidak ada yang jelas, tempat ini dipenuhi kabut bercampur asap

Aku mendengar suara gadis kecil

Menangis takut, wajah ketakutan tertutup lempung

Dikelilingi oleh makhluk buas

Semua makhluk mendekat, aku berteriak

Tapi tidak ada seorangpun disana

**

Sebuah puisi yang indah, Daisy memang seorang seniman. Ketika Daisy menyelesaikan puisinya, air mata jatuh dari matanya, Adam mendekat dan memeluknya. Dia balas memeluknya.. sejenak kemudian mata mereka bertemu.. dan mereka berciuman.. keduanya berpelukan satu jam penuh

.

.

Mentari hampir terbit ketika mereka melihat cahaya terang di unit dibawah

".."

"Ada yang salah"

Adam pergi ke balkon dan melihat api di unit bawah.. teriakan seorang pria terdengar

"BAKAR..BAKAR..BAKAR SEMUA…HAHAHAHAHA"

"…"

Itu adalah tawa orang gila… api menyebar cepat dan sudah mencapai unit di sebelahnya. Dalam beberapa menit hingga api mencapai unit mereka.

"Daisy, Bangunkan semua orang!"

Adam mengambil sebanyak mungkin peralatan yang sudah disiapkan ke dalam tas, hanya beberapa detik dan semua orang mulai berbenah

"Tampaknya rencana A harus segera berakhir. Hanya bawa perlengkapan yang paling penting, jangan sampai membebani gerakan kita.. kita akan melakukan rencana B"

Lima orang, menggenakan tas punggung. Adam membawa kapak dan beberapa tombak di punggungnya. Jason dengan pisau dan palu. Gadis gadis masing-masing memegang satu tombak.

"Api mungkin akan segera menarik banyak zombie berkumpul di apartemen ini, kita harus bergerak cepat, jangan gunakan pistol kecuali sangat mendesak, karena itu mungkin akan menarik lebih banyak zombie. Ayo bergerak"

Delapan lantai dibawah.. dalam perjalanan kebawah, Adam melihat setidaknya setengah lusin pria berpikir hal yang sama. Mereka melihat satu sama lain namun memutuskan ini bukan waktunya untuk mengobrol. Kedua kelompok mencapai lantai dasar namun mereka melihat paling tidak lebih dari dua lusin zombie di lobby.

Pintu belakang mungkin merupakan pilihan bagus, namun mungkin juga penuh dengan zombie, yang terpenting adalah waktu. Tampaknya kelompok lain juga punya pikiran yang sama

"Serang!! Gadis gadis tetap di belakang, menusuk dengan tombak bila ada kesempatan"

Adam dengan cepat melompat ke zombie pertama dan mengayunkan kapaknya sementara Jason menjatuhkan dan mendorong dua lainnya dengan badannya yang besar. 2 zombie terjatuh. Daisy menusuk salah satu kepala zombie sementara Melissa dan Rahel mengumpulkan keberanian dan menusuk zombie kedua. Tiga zombie lumpuh dalam waktu kurang dari 3 detik.. kelompok lainnya terdiri dari 5 orang laki laki dan 2 orang perempuan. Tampaknya mereka juga sudah pernah bertarung dengan zombie sebelumnya. Selusin zombie lumpuh dalam waktu kurang dari 1 menit. Mereka berhasil keluar dari lobby

"…"

Seperti perkiraan Adam, beberapa ratus zombie sudah berkumpul di depan apartemen. Mereka tertarik oleh api dan cahaya..

Kedua kelompok saat ini masih bersama dan dengan cepat membuat jalan keluar di samping bangunan dan akhirnya, mereka berhasil keluar dari kepungan. Mereka sekarang paling tidak seratus meter jauhnya dari pintu masuk apartemen. Adam melihat kelompok ketiga baru saja mencapai lobby dan akan berjalan keluar.. namun mereka sudah terlambat.. mereka tidak dapat keluar. Ratusan zombie sudah menunggu mereka. Kelompok Adam dan kelompok lainnya hanya bisa mendengar teriakan dan teror yang membuat mereka berkeringat dingin.. andai saja mereka satu menit terlambat nasib akan sama seperti mereka.

Adam dan yang lainnya tidak bisa bersantai-santai. Beberapa lusin zombie saat ini mengejar mereka.

Walaupun zombie bergerak lebih lambat, tapi bila mereka tidak berhati hati, mereka akan terkepung dan bertemu kematian.

"LARI LARI.. Lari terus" setelah 15 menit berlari akhirnya kedua kelompok berhasil kabur dari zombie tanpa korban.

"Halo, aku Rick, kebanyakan dari kami berasal dari lantai 3 dan 4"

"Aku Adam, ini adalah teman kampusku. Aku tinggal di lantai 8"

"Ya, kita menuju sekolah di jalan 21, aku dengar banyak orang yang selamat berkumpul disana. Hanya tiga blok dari sini, kalian ingin bergabung?"

Adam berpikir sejenak dan melihat Rahel dan berkata "Kami mungkin akan kesana, tapi kami harus pergi ke satu tempat terlebih dahulu"

Mereka menuju ke rumah Rahel, Mereka melalui banyak zombie di perjalanan, beberapa mereka bunuh namun kebanyakan mereka hindari dan lari. Karena zombie lebih pelan dari manusia normal, selama mereka tidak berhenti, dikepung atau tersudut, mereka akan baik baik saja.Setelah 30 menit yang melelahkan, berlari, menerjang dan menghindar, mereka sampai ke rumah Rahel.

Rumah yang besar. Masalahnya adalah masih ada zombie di belakang mereka, "Rahel kamu punya 5 menit, cepat.. Daisy dan Melissa temani dia, hati hati, aku dan Jason akan mencoba menahan dan menarik perhatian mereka.

"Ayah…. Ibu!!…."

Mereka masuk ke dalam rumah dengan cepat dan menemukan mereka di dalam kamar tidur utama

"…."

Pemandangan mengerikan. Di atas tempat tidur, mayat ayah, ibu dan adik Rahel. Tampaknya ayahnya membunuh istri dan anaknya kemudian bunuh diri. Mereka tertusuk di kepala dan dia bunuh diri dengan cara yang sama.

"Ayah.. Ibu.. Adikk…" Rahel menanggis

Sejenak kemudian Adam masuk ke ruang tidur utama.. mereka masuk ke dalam.. "kita tidak bisa bertahan lebih lama lagi".. Rahel masih menangis di pinggir tempat tidur.

Daisy berkata "Ayo pergi Rahel, kita harus pergi sekarang"

Rahel tampaknya kehilangan seluruh jiwanya dan tidak bergerak

"Tinggalkan dia disini.." Melissa sekarang panik

Tiba tiba Jason masuk ke dalam ruangan

"Mereka sudah di dalam rumah, kita terlambat!"

"…"

"Sial.. palang pintu dan periksa jendela"

"Mereka terlalu banyak, kita seharusnya membereskan seluruh yang ada di luar pintu terlebih dulu"

"DOR DOR DOR DOR"

Adam menggunakan senjata dan Daisy mengikuti

"DOR DOR DOR DOR"

"Sekarang tutup dan palang pintunya" Jason menggeser lemari baju dan menjatuhkannya di depan pintu

"Ini tidak akan bertahan lama.. tembakan ini juga hanya akan menarik zombie lebih banyak"

Adam dengan cepat membuka salah satu jendela, mengikat dan melemparkan tali ke bawah, tidak terlalu banyak zombie di bagian belakang rumah. Tiba tiba…

GROOOAAARRR!!!

"!!!"

Mereka semua terdiam.. sesuatu yang berbeda sedang berjalan di lorong diluar kamar

BAAAMMMM!!! Pukulan kencang dari luar kamar, pintu dan lemari baju ikut bergetar

"Apa itu diluar?.. Melissa, Daisy.. TURUN SEKARANG!!"

BAAAMMMM!!! Lemari baju dan pintu mendadak hancur. Sebelum meluncur turun dengan tali Daisy sempat melihat monster apa yang datang masuk dari balik pintu

Sosok Zombie! tapi tidak sama dengan yang lain, yang satu ini sangat berotot membuat kulitnya kemerahan, tingginya sekitar 2 meter. Gigi dan jarinya tajam seperti binatang buas.

GGRRRROOOOAAAARRRR!!!

Adam dengan cepat menarik senjata dan menembak si monster

DOR DOR DOR DOR DOR

Lima tembakan, tiga meleset. Satu mengenai bahunya yang terakhir seharusnya mengenai kepala namun monster itu berhasil melindunginya dengan tangannya dan peluru bersarang di tangannya.. gerakan monster ini begitu cepat.

Monster itu melihat tiga target didepannya dan menghampiri mangsa yang terlihat paling lemah.. seorang wanita yang masi sedang berlutut disamping tempat tidur. Rahel bahkan tidak sempat melihat mahluk yang mendekatinya itu, mahluk itu mencengkramnya dari belakang, multnya terbuka lebar dan langsung menggit lehernya..

KRAUKK!!

Kepala Rahel langsung terlepas dan mengelinding di lantai kamar, darah bercucuran.

"!RAHEL!!"

Satu gerakan dan langsung merengut nyawa Rahel, Adam dan Jason terkejut.. Kejadian ini menggoncang pikiran mereka, namun mereka tidak bisa berdiam diri. Beberapa zombie sudah berjalan masuk ke ruangan

"DOR DOR DOR DOR" empat zombie terjatuh. Jason melompat ke arah zombie berkulit merah dia melempar tombak dan dengan sekuat tenaga menusuk badan si zombie

STABBB… sebuah tusukan yang lumayan dalam, tusukan langsung tapi sepertinya tidak menimbulkan rasa sakit pada zombie kulit merah itu. Jason melanjutkan dia bertujuan memukulkan palu ke kepala monster. Tapi si monster memegang tangannya dan dengan mudah mematahkannya seperti mematahkan tusuk gigi.

"AAARRRRGHHHH"

Melihat situasi, Adam menembak dua kali ke si monster. DOR DOR.. dan dua peluru lagi bersarang di dadanya. Si monster tampak kesakitan tapi tetap tidak mampu mengehtikan monster ini.

"!! Mahluk APA KAU !!"

"KLIK KLIK adam menembak 15 kali hari ini, pelurunya kosong. Membutuhkan beberapa detik untuk mengganti peluru

"BANGS**T!!"

Monster itu lalu mendekati Adam, tapi tiba tiba

"DOR DOR SPLATTTTT!!

Kepala monster itu tiba tiba pecah oleh tembakan. Penembak Itu adalah Daisy, sungguh beruntung Daisy memutuskan untuk kembali membantu.

"Ayo, lekas pergi!!" Daisy melihat mayat Rahel tak berkepala di lantai dan tangan Jason yang patah, dia memutuskan ikut bertarung melawan para mayat hidup yang masuk sementara Adam membantu Jason turun dengan tali.

DOR DOR DOR beberapa tembakan lagi ke zombie yang berjalan ke pintu. Sebelum dia keluar jendela, dia melihat kristal berkilat di samping ceceran otak monster merah itu. Daisy mengambilnya dan cepat-cepat mengikuti yang lain

"Ayo cari Rick dan orang lain yang selamat!"


AUTORENGEDANKEN
Avan Avan

Semoga suka, dukung terus ya. terimakasih

next chapter
Load failed, please RETRY

Geschenke

Geschenk -- Geschenk erhalten

    Wöchentlicher Energiestatus

    Rank -- Power- Rangliste
    Stone -- Power- Stein

    Stapelfreischaltung von Kapiteln

    Inhaltsverzeichnis

    Anzeigeoptionen

    Hintergrund

    Schriftart

    Größe

    Kapitel-Kommentare

    Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C51
    Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
    • Qualität des Schreibens
    • Veröffentlichungsstabilität
    • Geschichtenentwicklung
    • Charakter-Design
    • Welthintergrund

    Die Gesamtpunktzahl 0.0

    Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
    Stimmen Sie mit Powerstein ab
    Rank NR.-- Macht-Rangliste
    Stone -- Power-Stein
    Unangemessene Inhalte melden
    error Tipp

    Missbrauch melden

    Kommentare zu Absätzen

    Einloggen