App herunterladen
8.91% Dibalik Kegelapan yang Mencekam / Chapter 9: Bepergian Bersama

Kapitel 9: Bepergian Bersama

tok..tok..tok..

"Sudah waktunya sarapan, Tuan Putri." suara gadis pelayan yang kemarin mengantar Rose terdengar dari balik pintu.

Ceklek..

Rose sudah bersiap menggunakan gaun miliknya yang berwarna kuning gading. Ia sudah terbiasa untuk mengurus dirinya sendiri setelah satu bulan penuh melakukan perjalanan bersama ras zeros yang semuanya berjenis kelamin laki-laki.

"Mari ikuti saya, Tuan Putri." Zizi kembali memimpin jalan.

Tap.. tap.. tap..

Hanya langkah kaki mereka yang terdengar di sepanjang koridor. Pelayan dari Ras Zeros itu sangat pendiam. Dia tidak mengucapkan sepatah katapun di luar tugasnya. Menyebabkan perjalanan kedua gadis itu diliputi oleh keheningan.

Krieet..

Zizi membuka pintu besar ruang makan yang terbuat dari kayu berukir yang dilapisi dengan degradasi warna emas.

"Silahkan masuk tuan putri. Makanan sudah disiapkan." Zizi berkata tanpa memasuki ruangan itu.

"Terimakasih." Rose menjawab sopan.

Hening. Rose sedikit penasaran kenapa mereka tidak bertemu dengan orang lain selama perjalanan mereka ke tempat ini. Tatapan Rose mengamati detail yang ada dalam ruang makan itu.

Meja makan besar yang dapat menampung lebih dari sepuluh orang itu juga berwarna semi keemasan. Kursi beludru yang mengelilinginya mempunyai dudukan berwarna merah dengan gagang kayu yang mempertahankan warna dominasi di setiap sudut istana.

Di meja itu, terdapat beberapa hidangan yang mengeluarkan aroma lezat. Merasa lapar hanya dengan mencium aromanya, Rose segera meletakan pantatnya di kursi terjauh dari kursi utama.

"Apa tidak ada orang lain selain diriku?" Rose bergumam setelah beberapa saat menunggu.

Rose menatap semua hidangan yang di sajikan di meja. Ada lima hidangan darat dan lima hidangan laut. Dua sup segar dan beberapa makanan kecil penutup. Untuk minuman, Rose memperhatikan ada enam gelas yang tersusun rapi dengan berbagai warna.

"Bukankah ini terlalu banyak jika hanya untuk dirinya." batin Rose merasa menyesal karena menyia-nyiakan begitu banyak makanan.

Rose memilih masakan kerang dengan isian daging halus yang di dalamnya sudah disiram dengan bumbu pedas menggugah selera. Setelah merasakan kelezatanya, Rose mengambil ikan tuna yang dimasak saat masih segar dengan cabai merah.

Sup yang Ia cicipi memiliki rasa gurih dalam kuahnya. Dirinya merasa bahwa pembuatan kuah sup menggunakan kaldu sapi. Setelah memakan beberapa hidangan kecil penutup dan meminum air putih untuk melancarkan pencernaanya, Rose merasa bahwa perutnya sudah tidak bisa menampung makanan lain lagi.

Rose keluar dari ruang makan setelah perutnya terasa lebih baik karena menyantap beberapa hidangan sekaligus. Seperti biasa, Zizi sudah menunggu di luar.

"Kenapa kau tidak ikut masuk untuk makan?" Rose bertanya penasaran.

"Tugas saya hanya melayani Tuan Putri." Zizi menjawab dengan datar. Mengakhiri percakapan secara langsung.

Ini pertama kalinya Rose dilayani dengan sangat serius. Dirinya merasa canggung, tetapi sepertinya pelayan itu tidak mempermasalahkanya sehingga Rose berpikir bahwa mungkin sifatnya sudah seperti itu.

Kali ini pelayan itu membawa Rose ke halaman depan istana. Di sana, sudah terdapat seekor kuda hitam yang berdiri dengan gagah. Kuda itu memiliki tinggi sekitar 65 inci dengan tubuh yang padat, kaki yang kuat, mata yang ekspresif dan tubuh berotot.

Seorang pemuda dengan jubah hitam bercorak emas di ujungnya berdiri di samping kuda perkasa itu. Penampilanya yang luar biasa dapat membuatnya tetap terlihat mempesona dalam situasi apapun. Rambut hitam, mata merah dan kulitnya yang putih. Dipadukan dengan hidung mancung dan bibir tipis membuatnya tampak seperti salah satu keajaiban dunia.

"Sudah puas menatap." pemuda tampan itu berbalik ke arah Rose.

"Maaf Yang Mulia." Rose tersadar dari apa yang Ia lakukan.

Pemimpin Ras Zeros benar-benar mempunyai penampilan di luar nalar. Bukan melebih-lebihkan tetapi laki-laki itu adalah pria tertampan yang pernah dilihat oleh Rose. Jika saja Ia lahir dalam ras lain, pasti banyak orang yang mengejarnya. Sayangnya Ia telah diberi label mengerikan karena keturunan ras nya.

"Kau bisa berkuda?" Stevan bertanya dengan datar.

"Bisa, Yang Mulia." jawaban pelan yang dapat didengar oleh pemuda tampan itu keluar dari bibir merah sang peri.

"Naik ini dan ikuti aku. Aku tidak mau perjalanan kita memakan waktu berminggu-minggu karena kereta yang kau gunakan." Stevan menyerahkan tali kekang kuda kepada Rose saat sayap hitam muncul dari belakang punggungnya.

Sayap itu begitu besar dan bulu-bulunya terlihat tajam. Meski begitu, jubah yang dikenakan oleh sang penguasa demon tidak terkoyak sedikitpun. Seluruh pakaian yang dikenakanya adalah pakaian sihir yang selalu bisa menyesuaikan diri dengan sayap kokohnya.

Rose tertegun saat dirinya menatap tali kekang kuda hitam itu. Dirinya memang memiliki kelas berkuda sehingga Ia tau cara menunggang kuda. Tetapi kuda yang Ia naiki hanyalah kuda kecil dengan surai putih yang menjuntai. Dirinya belum pernah menaiki kuda sebesar itu sebelumnya.

Menatap ke belakang, Rose mencari keberadaan pelayan wanita yang entah sejak kapan sudah menghilang dari tempat itu. Bukanya apa-apa, meski Ia ingin berusaha untuk naik ke atas kuda, tetapi dirinya saat ini tengah mengenakan gaun. Bukan pakaian khusus berkuda.

Penguasa Ras Zeros yang sudah terbang tinggi itu kembali ke tanah karena sang gadis peri hanya menatap bingung ke arah kuda dan tidak mengikuti dirinya.

"Apa masalahnya?" pemuda itu masih bertanya dengan kalem.

"Aku tidak bisa naik dengan pakaian ini, Yang Mulia." Rose menjelaskan dengan lemah lembut. Tidak berani bersuara keras di depan pemuda itu.

"Merepotkan sekali." wajah yang biasanya memiliki ekspresi lelah itu kini digantikan oleh ekspresi kesal sang empunya.

"Ah.." Rose berteriak kaget saat tubuhnya tiba-tiba terangkat dari tanah hanya untuk melihat kini dirinya tengah duduk di atas kuda dengan cara menyamping.

Hap

Steven melompat ke atas pelana kuda dengan tali kekang yang sudah di tanganya.

Hyah..hyah..

Tanpa menunggu peri cantik itu bersiap, pemimpin Ras Zeros itu sudah menarik tali kekang sehingga kuda itu berlari dengan cepat.

Rose secara reflek mencari sesuatu untuk dipegang karena tidak ingin jatuh dari atas kuda. Terlempar dari kecepatan seperti ini bukanlah lelucon bagi ras lemah seperti dirinya.

Ia baru tersadar bahwa kedua lenganya tengah memeluk pinggang kokoh raja dari Ras Zeros setelah mereka keluar dari ibu kota. Rose terlihat seperti tengah menyembunyikan tubuh rampingnya dalam pelukan sang pemuda.

Merasa canggung, dirinya perlahan mencoba melepaskan kedua tanganya. Menggengam kemeja hitam yang dikenakan di balik jubah hitam sang penguasa kegelapan dan bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. Steven tidak berkata apa-apa selama prosesnya.

Ia hanya ingin cepat mengakhiri belenggu dirinya. Tidak ada seorangpun yang tahu bahwa dibalik kekuatan dahsyat yang dimiliki oleh keturunan raja Ras Zeros, ada sebuah kisah yang hanya diketahui oleh para penerusnya.

Dirinya selalu menekan dorongan hatinya untuk menghancurkan sesuatu. Tetapi semakin lama Ia menahanya, pikiranya semakin memberontak seakan bukan miliknya lagi.

Itu adalah kutukan yang Ia terima karena memiliki darah dari raja zeros sebelumnya. Semua pendahulunya yang pernah menjadi penguasa kegelapan akan kehilangan kendali pikiranya. Itu adalah hal yang sudah terjadi secara turun-temurun. Mereka akan menjadi gila dan menghancurkan segala sesuatu di sekitar mereka.

Ia merasa lelah secara fisik dan mental. Merasa bahwa lebih baik agar hidupnya segera berakhir. Namun, dirinya tidak bisa mati sebelum mempunyai keturunan yang mewarisi darah raja. Ia hanya bisa tenggelam dalam kegelapan semakin lama dirinya hidup.


next chapter
Load failed, please RETRY

Geschenke

Geschenk -- Geschenk erhalten

    Wöchentlicher Energiestatus

    Rank -- Power- Rangliste
    Stone -- Power- Stein

    Stapelfreischaltung von Kapiteln

    Inhaltsverzeichnis

    Anzeigeoptionen

    Hintergrund

    Schriftart

    Größe

    Kapitel-Kommentare

    Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C9
    Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
    • Qualität des Schreibens
    • Veröffentlichungsstabilität
    • Geschichtenentwicklung
    • Charakter-Design
    • Welthintergrund

    Die Gesamtpunktzahl 0.0

    Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
    Stimmen Sie mit Powerstein ab
    Rank NR.-- Macht-Rangliste
    Stone -- Power-Stein
    Unangemessene Inhalte melden
    error Tipp

    Missbrauch melden

    Kommentare zu Absätzen

    Einloggen