Pada saat ini, barulah Qiao Mianmian bereaksi. Ternyata Mo Yesi benar-benar berbicara tentang tidur. Perkataannya hanya mengacu pada tidur secara harfiah. Saat Qiao Mianmian teringat bahwa benaknya baru saja penuh terisi dengan berbagai kemungkinan, itu terasa sangat mengerikan.
Ternyata aku salah memahaminya lagi?! Ah, ah, ah… Aku baru saja berpikir bahwa Mo Yesi tidak tahu malu, seorang bajingan, dan tidak menghormatiku. Ternyata itu hanya pikiran kotorku sendiri! Ciuman di awal, dan sekarang... Itu semua karena aku sedang berilusi. Sejak kapan pikiranku menjadi begitu kotor? Qiao Mianmian memaki dirinya sendiri dalam hati.
Untungnya, Mo Yesi sudah tertidur dan tidak tahu bahwa Qiao Mianmian telah salah memahami situasi ini. Kalau tidak, ia benar-benar akan sangat malu. Wajahnya sangat panas hingga rasanya hampir meledak. Setiap pori-porinya seolah memancarkan panas. Tanpa perlu dilihat, Qiao Mianmian sudah tahu bahwa wajahnya sendiri pasti sangat merah sekarang.