Kapitel 118: Matanya yang Gelap Berkelip-kelip (8)

Qiao Lian berdiri di pintu dan hatinya terasa sakit saat ia mengamatinya.

Itu adalah saudara laki-lakinya.

Kedua kakinya patah ketika sebuah pilar roboh menimpanya dalam kebakaran besar delapan tahun yang lalu. Ia tak pernah berdiri lagi setelah kecelakaan itu.

Kedua orang tuanya telah meninggal dan satu-satunya saudaranya berakhir dalam keadaan seperti itu. Rumahnya habis terbakar, perusahaan tutup, dan ia tidak memiliki uang sama sekali.

Bahkan kompensasi atas kematian orang tuanya ditolak oleh bank dan mereka memutuskannya sebagai bunuh diri.

Bagaimana ia bertahan hidup bersama adiknya selama masa-masa gelap itu?

Ia putus sekolah, namun karena umurnya belum cukup, ia hanya bisa mendukung mereka berdua dengan susah payah bekerja di tiga pekerjaan setiap hari. Kaki adiknya juga melewatkan waktu terbaik untuk pengobatan karena hal itu.

Kehidupannya saat itu benar-benar sangat keras dan pahit.

Ia biasa menangis karena kelelahan setiap malam, ketika ia pulang ke rumah.