DEWI KEMATIAN

Yita membunuh bukan tanpa alasan. Melihat dan mendengar tiga pria penagih hutang itu membentak sang ibu terus-menerus, bahkan setelah ayahnya meninggal, membuat jiwanya memberontak.

Tidak ingin masa depan Yita hancur, Anindya—bunda Yita—memilih menggantikan anaknya untuk menerima hukuman atas pembunuhan terhadap tiga pria tersebut. Sementara Yita diminta lari dari rumah, hingga tak sengaja berjumpa dengan Padika—sahabatnya di kampus—lalu pergi bersama untuk menghilangkan jejak.

Gadis itu memang selamat dari tuntutan hukum. Akan tetapi dunianya kian kacau, sebab tidak adanya orang tua di sisi. Yita bukan anak tunggal, ada Ina yang masih berusia sepuluh tahun yang harus dilindungi. Sehingga hidupnya mesti terus berjalan, meski badai selalu datang menerjang.

Rumah mereka diambil alih oleh sang rentenir karena Yita tidak sudi menjadi salah satu istri muda lelaki jahanam itu. Ia bahkan memiliki kecurigaan besar terhadap kematian ayahnya yang dinilai tak wajar, lalu fokus pikirannya justru mengarah kepada sang rentenir, sebagai dalang atas kejadian itu.

Yita bersumpah akan menyelidikinya. Ia tidak melakukan sendiri, ada Padika dan juga Bagaskara—seorang perwira polisi—bersamanya.

Akankah Yita sanggup membalaskan dendam kepada semua orang yang membuat hidupnya menjadi kacau balau?