App herunterladen
33.33% Desa Krati / Chapter 1: Prolog
Desa Krati Desa Krati original

Desa Krati

Autor: ciriyam

© WebNovel

Kapitel 1: Prolog

"Hah, hah, hah," suara napas lelah terdengar dibalik batu besar di dalam hutan. Suara tersebut berasal dari seorang kakek tua. Wajahnya tampak ketakutan. Keringat dingin bercucuran di pelipisnya. Satu tangannya menutupi mulut supaya tidak berteriak saat matanya melihat sesuatu yang seharusnya tidak nyata berjalan pelan dibalik batu ia bersembunyi.

Kakek tua itu hampir menangis, napasnya tersengal, jantungnya berdegup kencang, dan peluhnya mengucur deras membasahi pelipis. Ia ketakutan setengah mati. Di saat seperti ini, yang terbayang adalah wajah istri, anak, dan cucu-cucunya.

Kakek tua itu tidak sadar jika sesuatu yang tadi berjalan pelan di balik batu kini berada tepat di sampingnya. Mendengus kasar di depan wajah si kakek. Sang kakek tua hanya membelalakkan mata kaget. Tubuhnya bergetar hebat dan kakinya tak bisa bergerak karena terlalu terkejut dan ketakutan.

Sebuah suara seperti benda jatuh berhasil mengalihkan kepala sesuatu itu ke arah kiri. Kesempatan itu dimanfaatkan baik oleh si kakek. Ia langsung melangkahkan kakinya secepat mungkin. Berusaha membawa tubuh rentanya keluar dari hutan dan meminta bantuan setelahnya.

Sesuatu yang tahu mangsanya kabur segera mengejar. Si kakek yang sudah tua mulai terengah-engah. Ia sudah tidak kuat lagi, padahal dalam beberapa langkah lagi ia akan keluar dari hutan terkutuk itu.

Kakek tua itu hampir pingsan. Namun, ia memaksakan tubuhnya untuk berusaha lebih. Dan akhirnya ia berhasil keluar dari hutan. Seketika ia merasa sangat lega. Seakan ketakutan yang tadi ia rasakan lenyap begitu saja.

"Kakek Halim!" Panggil seseorang. Orang itu adalah pak Anwar. Salah satu warga di desa itu yang kebetulan ingin berburu ayam hutan di hutan pinggir desa itu.

"Ja-jangan masuk ke h-hutan." Kata kakek Halim terbata-bata. Pak Anwar mengernyitkan dahi bingung.

"Kakek kenapa? Apa yang terjadi? Baju kakek dipenuhi darah. Apa kakek bertemu binatang buas?" Tanya pak Anwar beruntun.

"Mo-monster."

"Apa maksudnya, Kek?" Pak Anwar tidak mengerti dengan maksud perkataan kakek Halim.

Beberapa detik pak Anwar menunggu kakek Halim untuk menjawab pertanyaanya. Ketika kakek Halim membuka mulut hendak berbicara, kakek Halim menghembuskan nafas terakhirnya.

Pak Anwar yang menyaksikan kepergian kakek Halim merasa sangat sedih. Niat awalnya ingin berburu ia urungkan. Pak Anwar membawa kakek Halim menuju desa.

Keluarga kakek Halim berduka atas kepergian beliau. Semua warga bertanya-tanya apa penyebab kematian kakek Halim. Mereka bingung ketika pak Anwar membawa kakek Halim dengan baju yang penuh darah.

Pak Anwar menceritakan apa yang ia tahu. Ia memberitahu semua warga bahwa kakek Halim hanya menjawab monster ketika ia bertanya. Mengetahui itu, semua warga berasumsi bahwa hutan di pinggir desa menampung monster mengerikan. Sejak saat itu, jalan menuju hutan itu ditutup dan dihalangi dengan kawat berduri. Orang-Orang yang biasanya mencari nafkah dengan mengumpulkan kayu bakar di hutan, kini memilih menanam berbagai sayuran di halaman rumah mereka.


next chapter
Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C1
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen